Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Inilah Fakta Menarik Tentang Ginjal di Hari Ginjal Sedunia

10 Maret 2016   09:09 Diperbarui: 10 Maret 2016   10:42 1270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Banner World Kidney Day 2016. Sumber: worldkidney.org"][/caption]Ada hal yang menarik jika kita membicarakan Hari Ginjal Sedunia/World Kidney Day (WKD) bahwa peringatan ini bukan berdasarkan ketetapan tanggal kalender miladiyah maupun hijriyah, tetapi diperingati setiap tahun pada minggu kedua Bulan Maret. Sehingga tanggal peringatannyapun setiap tahun selalu berbeda.

Peringatan Hari Ginjal Sedunia (WKD) lebih berfokus pada kampanye kesadaran kesehatan global khusus pada pentingnya kesehatan ginjal dan mengurangi frekuensi maupun dampak dari penyakit ginjal, yang merupakan masalah kesehatan di dunia.

Hari Ginjal Sedunia merupakan inisiatif bersama 2 lembaga ginjal dunia yaitu International Society of Nephrology (ISN) dan International Federation of Kidney Foundation (IFKF). Kegiatan yang awalnya hanya diikuti 66 negara pada tahun 2006, namun dalam 2 tahun sudah meningkat menjadi 88 negara. Sekarang hampir seluruh negara memperingati WKD ini, termasuk negara Indonesia tercinta.

Banyak cara untuk berpartisipasi dalam peringatan ini. Di rumah sakit biasanya diadakan kerja nyata dengan mengunjungi pasien dengan penyakit ginjal kronik, memberikan bantuan biaya bagi yang memerlukan, seminar atau simposium awam untuk meningkatkan pengetahuan, gerak jalan bersama dan bisa juga dengan memberikan edukasi melalui tulisan.

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitoneal bagian atas. Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Pada orang dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar 120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan.

Berikut adalah fakta menarik tentang ginjal yang paling tidak harus diketahui, semoga menambah pengetahuan kita bersama.

1. Menjaga Ginjal Tidak Harus dengan Banyak Minum

[caption caption="Ilustrasi: minum air saat dibutuhkan (Sumber: radiantpeach.com)"]

[/caption]

Penulis telah mengulas topik ini pada tulisan sebelumnya yang berjudul "Berapa Sebenarnya Kebutuhan Air Kita?" Mitos yang berkembang di masyarakat bahwa jika ingin ginjal sehat maka perbanyakalah minum air putih. Minum air putih memang dianjurkan tetapi sesuai takarannya. Tidak harus berlebihan karena justru meningkatkan kerja ginjal. Menjaga ginjal dengan cara menjaga agar faktor-faktor yang dapat merusak ginjal tidak terjadi atau setidaknya dikendalikan. Darah tinggi, kencing manis dan sumbatan saluran kencing adalah salah satu faktor utama penyebab kerusakan ginjal jika tidak ditangani atau dikendalikan.

2. Hanya Obat-obat Tertentu yang Dapat Merusak Ginjal

[caption caption="Ilustrasi: berbagai macam jenis obat (Sumber: ruangdiskusiapoteker.blogspot.co.id)"]

[/caption]

"Dok, saya takut kalau minum obat ini terus menerus dapat merusak ginjal."

Dokter yang di praktek pasti sering mendengar argumen ini. Ini adalah fakta yang berkembang di masyarakat bahwa jika minum obat rutin setiap hari akan menyebabkan kerusakan ginjal. Apapun jenis obat tersebut. Padahal tidak semua obat memiliki potensi untuk merusak ginjal atau yang disebut dengan nefrotoksik.

Berikut penulis akan sedikit menyampaikan obat-obat yang berpotensi menginduksi atau merusak ginjal 'bila' dikonsumsi berlebihan atau tidak sesuai petunjuk dokter.

  1. Merusak Sel Epitel Tubulus: Neomisin, Streptomisin, Gentamisin, Tobramisin, Cisplatin/Carboplatin, Amfoterisin B, media kontras radiografi,
  2. Potensi Gangguan Ginjal secara Hemodinamik: penghambat Angiotensin Converting Enzym (ACE), Antagonis reseptor angitensin II (ARB), obat anti inflamasi non steroid,
  3. Nefropati obstruktif/hambatan: asiklovir, sulfadiazin, metotreksat, triamteren, indinavir,
  4. Penyakit Tubulointerstisial: penisilin, siprofloksasin, omeprazol, furosemid, siklosporin, lithium,
  5. Penyakit Glomerular: emas, obat anti inflamasi non steroid, pamuidronat.

Namun yang patut diingat, obat tersebut hanya punya potensi merusak. Jadi bukan langsung merusak. Penting sekali memakai obat tersebut atas indikasi dan resep dokter, menggunakan sesuai instruksi. Penggunaan menyalahi aturan yang ditetapkan itulah yang menyebabkan kerusakan ginjal.

3. Manusia Masih Dapat Hidup Normal dengan Satu Ginjal

 [caption caption="Ilustrasi: orang yang hidup dengan satu ginjal (Sumber: catatancerdas.com)"]

[/caption]

"Orang yang hidup dengan satu ginjal yang sehat sama dengan orang yang hidup dengan dua ginjal. Kualitas hidupnya akan sama," kata dr Tunggul D Situmorang, SpPD-KGH, dokter ahli ginjal yang bekerja di MRCCC Siloam.

Gaya hidup yang sehat tentu sangat dibutuhkan oleh orang-orang yang sudah kehilangan satu ginjal, baik karena rusak maupun didonorkan karena jika ginjal yang tersisa juga rusak maka sudah tidak ada cadangan lagi. Karena itu, pencegahan adalah langkah paling bijak.

Untungnya, mencegah kerusakan ginjal pada orang-orang yang hanya memiliki satu ginjal tidak sesulit yang dbayangkan. Cukup dengan menjalani pola hidup sehat, maka dengan sendirinya orang tersebut sudah melakukan upaya untuk mencegah kerusakan ginjal.

Dalam ulasan di Kompasiana yang ditulis oleh Al Widya berjudul "Tetap Bahagia Hidup dengan Satu Ginjal" sudah lengkap penjelasan dan testimoni bagaimana orang yang hidup dengan satu ginjal.

Namun seseorang yang hidup dengan satu ginjal perlu medical check up lebih sering. Selain itu perlu dilakukan tes laboratorium analisi urin dan pengukuran tekanan darah tiap tahun, sedangkan fungsi ginjal diperiksa tiap beberapa tahun. Ada indikasi bahwa orang yang pada usia dewasa mendonasikan salah satu ginjalnya untuk transplantasi bisa memiliki tekanan darah yang sedikit tinggi dan peningkatan protein dalam urin dalam jumlah sedikit 10–15 tahun setelahnya.

4. Ginjal Tidak Hanya Berfungsi Mengeluarkan Urin

[caption caption="Ilustrasi: fungsi ginjal (Sumber: dokita.co)"]

[/caption]

Masyarakat banyak yang belum mengetahui bahwa fungsi ginjal tidak hanya sesederhana menyaring darah dan mengeluarkan urin. Ginjal ternyata mempunyai fungsi lebih komples daripada itu.

Berikut adalah fungsi ginjal pada tubuh manusia:

  1. Menyaring darah: nefron adalah salah satu bagian ginjal yang menjalankan fungsi membuang banyak zat sisa dan limbah serta racun atau toksin. Apabila seseorang tidak memiliki ginjal, maka orang tersebut akan mati karena tubuhnya teracuni oleh kotoran yang dihasilkan oleh tubuh manusia itu sendiri,
  2. Membetuk urin: urin adalah hasil ekskresi dari penyaringan ginjal. Kandungan utama urin adalah air, urea, dan amonia. Terdapat tiga proses pembentukan urin yaitu filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi,
  3. Menjaga keseimbangan air dalam tubuh: sebagian air dikeluarkan supaya tidak terjadi kelebihan air di dalam darah. Jika kelebihan, maka darah akan mengencer dan sangat berbahaya bagi tubuh,
  4. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa: ginjal berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh dengan cara mengeluarkan kelebihan asam/basa melalui urin,
  5. Mengatur kadar kalium dalam darah: ginjal menjadi penting karena berfungsi sebagai pengatur kadar kalium di dalam darah dengan cara membuang atau menyerap kembali kalium yang masuk ke dalam nefron,
  6. Memroses ulang zat: ginjal akan mengembalikan kembali zat yang masih berguna bagi tubuh kembali menuju darah. Zat tersebut berupa glukosa, garam, air, dan asam amino,
  7. Mengendalikan kadar gula dalam darah: ginjal amat penting untuk mengatur kelebihan atau kekurangan gula dalam darah dengan menggunakan hormon insulin dan adrenalin,
  8. Penghasil Zat dan Hormon: ginjal merupakan penghasil zat atau hormon tertentu seperti eritropoietin, kalsitriol, dan renin. Hormon yang dihasilkan oleh ginjal yaitu hormon eritroprotein atau yang disingkat dengan EPO berfungsi untuk merangsang peningkatan laju pembentukan sel darah merah oleh sumsum tulang,
  9. Menjaga Tekanan Osmosis: ginjal berfungsi sebagai penjaga kadar pH darah agar tidak terlalu asam. Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil.

5. Ginjal adalah Organ yang Tidak Bisa Diperbaiki Lagi Jika Rusak

Terdapat 2 organ tubuh yang tidak dapat diperbaiki lagi (regenerasi) jika terjadi kerusakan yaitu jantung dan ginjal. Sehingga apabila terjadi kerusakan organ ini maka tentunya mengganggu kualitas hidup penderita.

Saat terjadi kerusakan pada jantung, penderita akan didiagnosa dengan gagal jantung. Sedangkan jika terjadi kerusakan pada ginjal yang permanen, maka didiagnosa dengan Penyakit Ginjal Kronik (PGK). Namun jika terjadi peningkatan racun ginjal tapi belum disertai kerusakan anatomi ginjal maka didiganosa dengan Gangguan Ginjal Akut (GGA)/Acute Kidney Injury (AKI).

Sedangkan organ tubuh manusia yang cepat beregenerasi adalah kulit dan tulang. Yang sangat lambat namun masih bisa beregenerasi adalah sistem saraf.

6. Terapi Pengganti Ginjal Tidak Hanya Cuci Darah Lewat Mesin

[caption caption="Ilustrasi: proses dialisis (timesofmalta.com)"]

[/caption]

Penulis pernah mengulas tulisan tentang cuci darah di kompasiana yang berjudul "Cuci Darah Bukan Akhir Dari Segalanya. " Tulisan tersebut banyak mengulas tentang bagaimana cuci darah pada penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK).

Selama ini pengetahuan masyarakat bahwa jika seseorang menderita penyakit ginjal maka terapinya hanya cuci darah dengan mesin yang disebut dengan hemodialisa. Sebenarnya anggapan tersebut tidak salah karena memang sebagian besar penderita PGK menggunakan terapi penganti ginjal dengan hemodialisa.

Ada beberapa terapi pengganti ginjal lainnya yang harus diketahui masyarakat, tetapi pilihan itu atas pentunjuk dokter ahli. Terapi pengganti ginjal selain cuci darah dengan mesin adalah peritoneal dialisis atau cuci darah dengan menggunakan selaput perut sebagai pengganti ginjal dan transplantasi ginjal atau cangkok ginjal yang sekarang ini sedang ramai dibicarakan.

Ada beberapa terapi lain, tetapi tidak umum dan masih dalam tahap trial/percobaan. Salah satunya adalah dengan menggunakan alat cuci darah mini yang letakkan di tubuh dan bekerja selama 24 jam. Namun penulis dalam hal ini belum mengetahui secara khusus bagaimana alat ini bekerja.

Demikian sedikit tulisan ini, semoga dapat memberikan kontribusi dalam memperingati Hari Ginjal Sedunia 2016, sesuai dengan tujuannya, yaitu kampanye kesehatan ginjal dan edukasi pencegahan penyakit ginjal.

 

Salam sehat,

dr. Meldy Muzada Elfa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun