Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Catatan Medik Berdasarkan Masalah (CMBM) adalah Tanda Cinta Dokter Kepada Pasien, Pembeda Dokter dan Dukun

22 Februari 2016   09:28 Diperbarui: 22 Februari 2016   09:35 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: Dokter dan Pasien (Shutterstock)"][/caption]

Mohon maaf sebelumnya jika tulisan di atas mungkin terlihat agak kasar atau sedikit menyinggung, tapi ketika kita berbicara suatu kebenaran dan mempunyai kewajiban untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat, maka menyampaikan ini suatu kewajiban. Apa tujuannya? Agar masyarakat dapat menyimpulkan bagaimana seorang dokter bekerja secara professional dan mengacu kepada aturan yang ada.

Sebagai tulisan pembuka, penulis ingin mengilustrasikan sebuah cerita ketika Tn. A berusia 40 tahun memiliki keluhan mencret 5 hari, mencret lebih 5-10 kali sehari, kadang disertai lendir dan berbuih, pada hari ke-5 pasien merasa sangat lemas dan relatif selalu mengantuk. Mari kita berandai sekiranya pasien dibawa berobat ke dukun? Ketika sampai ke tempat praktek dukun, pasien tentunya didiagnosa dengan mencret kemudian diberikan ramuan/obat-obatan sesuai pengetahuan mereka dan pasien pulang. Mungkin saja setelah 1-2 x diberikan ramuan tersebut mencret menghilang, tapi akan yang terjadi? Pasien mengalami demam tinggi, perut pasien menjadi kembung dan besok hari pasien telah meninggal dunia.

Sekarang jika skenarionya pasien di bawa ke dokter (Unit Gawat Darurat/UGD), penanganan pertama kepada pasien adalah status kegawatan pasien. Bisa dilihat dengan mencret 5 hari disertai lemas dan mengantuk, kemungkinan besar pasien mengalami kekurangan cairan di mana terapi awal adalah pemenuhan kebutuhan cairan. Masalah mencretnya bagaimana? Kan pasien dating berobat inginnya agar diare berhenti. Nah disinilah peran dokter sebagai seorang professional bekerja. Mencret merupakan salah satu daftar masalah dari banyak masalah pada pasien ini yaitu lemas, mengantuk, mencret berlendir dan berbuih dan masalah lain yang didapatkan saat pasien datang ke UGD tersebut. Masalah tersebut nantinya akan dilakukan sintesa masalah sehingga ditemukan pengkajian, plan dan rencana diagnostic dan terapi. Kita analogikan bahwa sintesa masalah pasien ini adalah diare cair akut dengan dehidrasi berat, maka plan/perencanaan pada pasien ini adalah mencukupi kebutuhan cairan, mencari penyebab diare dan jika dicurigai awal penyebab diare adalah bakteri maka diberikan antibiotik empiris (antibiotik berdasarkan pengalaman).

Tujuan akhirnya antara dokter dan dukun sama yaitu mencret berhenti, tetapi seorang dokter akan memberikan pendekatan diagnosis dana terapi dengan cara yang disebut Problem Oriented Medical Record (POMR)/Catatan Medik Berdasarkan Masalah (CMBR).

Apa itu Catatan Medik Berdasarkan Masalah (CMBR)

Catatan Medik Berdasarkan Masalah atau Problem Oriented Medical Record merupakan sistem catatat medik yang dipelopori oleh Dr. Larry Weed yang terkenal dengan The Four Boxes of Dr. Weed yang dilakukan dokter terhadap seorang pasien baru.

 [caption caption="Langkah Penyusuran CMBM berdasarkan the four boxes of Dr. Weed (PAPDI, 2014)"]

[/caption]

Berdasarkan empat kotak di atas, CMBM dimulai dengan wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang serta kemudian dirangkum dalam resume singkat. Data dasar ini kemudian dirangkum dalam resume singkat, data dasar kemudian didefinisikan dalam bentuk daftar masalah (problem list). Daftar masalah pasien memiliki satu atau lebih masalah, yang kemudian pada tiap masalah dilakukan pengkajian. Berdasarkan pengkajian ini kemudian ditetapkan suatu rencana (plan) berupa rencana diagnostik, rencana pengobatan, dan rencana edukasi setiap daftar masalah. Kotak keempat Dr. Weed adalah membuat catatan tertulis selama masa tindak lanjut yang dituliskan dalam bentuk laporan SOAP (subjective symptom, objective symptom, assessment & planning).

Ah…. Ribet ni dokter”. Ribet? Harusnya pasien senang dan merasa tersanjung ketika dokter melakukan hal tersebut. Tindakan yang dilakukan itu adalah sebuah bukti kecintaan dokter kepada pasien, dan menegaskan bahwa pasien bukan objek tetapi sebagai suatu hubungan yang harus dijalankan secara profesional. Perlu diingat, ketika terjadi hubungan pasien-dokter, maka hubungan tersebut menjadi sebuah hubungan saling percaya, saling memahami dan saling membantu. Tidak ada sama sekali hubungan bisnis yang selama ini menjadi issue untuk memojokkan profesi dokter, dimana sebenarnya gelar dokter sendiri didapatkan dengan perjuangan dan waktu yang panjang.

Penulis ingin kembali memberikan suatu ilustrasi kasus kedua. Ny. B berusia 40 tahun memiliki keluhan nyeri-nyeri sendiri di jari tangan, pergelangan tangan, terkadang di lutut dan bahu. Badan sering merasa lemas tidak terasa tidak nyaman. Apa yang terjadi ketika Ny. B tersebut datang ke dukun? Setelah diberikan ramuan/obat-obatan dan dikonsumsi pasien tersebut nyeri menjadi hilang. Pasien Happy, dukun happy.

Jika pasien tersebut datang kepada dokter, maka nyeri sendi apalagi bersifat kronik, dokter tidak akan langsung memberikan obat nyeri saja dan menyuruh pulang. Tapi dokter akan mencoba membuat daftar masalah dan akhirnya dapat memperkirakan kenapa nyeri itu bisa terjadi. Sehingga pengobatan yang diberikan adalah pengobatan kenapa nyeri tersebut bisa terjadi, bukan hanya menghilangkan nyerinya saja.

Bayangkan jika ternyata nyeri tersebut disebabkan oleh Rheumatoid Artritis yang sejatinya penyakit ini jika tidak diobati dengan tepat akan menyebabkan kerusakan sendi menetap, menurunkan kualitas hidup bahkan akhirnya mengancam jiwa. Penyakit ini tidak akan terdiagnosa seandainya pasien hanya berharap menghilangkan nyerinya saja ke dukun dan membiarkan bahaya laten terus bergerak.

Terdapat satu kasus pasien dengan penyakit ginjal kronik sudah 4 tahun menjalani terapi cuci darah, tetapi dalam 3 bulan terakhir pasien selalu mengalami penurunan hemoglobin (Hb) (kadar darah merah) yang cepat, padahal sebelumnya Hb pasien selalu terkendali dengan beberapa pengobatan yang telah diberikan. Andai dokter tidak memiliki bekal CMBM, tindakan ke pasien hanya berupa tranfusi sel darah merah, Hb naik dan pasien dipersilahkan pulang. Tapi perlu diingat, dokter bukan seperti itu. Tugas dokter adalah menentukan daftar masalah dan mencari penyebab kenapa Hb tersebut cepat turun dan akhirnya memberikan terapi yang tepat agak kejadian penurunan Hb yang cepat tersebut dapat diatasi.

Dokter ada karena cintanya kepada pasien

Percayalah, bahwa setiap dokter mencintai pasiennya. Berdasarkan sumpah seorang dokter, mereka akan menghormati pasien bahkan ketika mulai terjadi pembuahan. Ketika terbentuk suatu sistem yang mengharuskan dokter bekerja untuk lebih professional yaitu dengan adanya CMBM, hal tersebut bukan sutau bentuk untuk memperlambat penanganan kepada pasien atau menunda penyembuhan kepada pasien. Tetapi justru itu adalah panduan agar dokter tidak salah langkah, memberikan terapi dengan professional dan mengobati pasien bukan hanya berdasarkan keluhan.

Dokter yang baik tidak akan menerapi keluhan, namun menemukan penyebab kemudian menentukan rencana dan akhirnya tindak lanjut. Bukan dokter namanya ketika datang pasien demam hanya diberikan antidemam, pasien nyeri diberikan antinyeri ataupun pasien diare cukup diberikan antidiare.

Kepada masyarakat, mari kita lebih cerdas dan bijak dalam memperhatikan kesehatan kita. Ketika berbicara tentang kesehatan, tentang keselamatan diri, tentang kenyamanan, maka jangan melihat harga, jangan melihat kecepatan dan jangan tergoda iklan yang tidak terbukti kebenarannya. Dokter sudah ada dimulai oleh Hipokrates. Mari bangun rasa saling percaya.

 

Salam sehat,

dr. Meldy Muzada Elfa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun