Mohon tunggu...
Meldy Muzada Elfa
Meldy Muzada Elfa Mohon Tunggu... Dokter - Dokter dengan hobi menulis

Internist, lecture, traveller, banjarese, need more n more books to read... Penikmat daging kambing...

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Jangan Mengeluh Sejawatku, Selamat Hari Dokter Nasional

24 Oktober 2015   15:11 Diperbarui: 24 Oktober 2015   17:04 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - dokter (Shutterstock)

Tepat hari ini 24 Oktober 2015, sebagian warga Indonesia memperingati Hari Dokter Nasional setiap tanggal 24 Oktober. Kenapa sebagian? Karena memang hari dokter nasional kurang dikenal luas masyarakat secara umum. Dan memang sampai saat ini tidak ada perayaan spesial penyambutan Hari Dokter Nasional.

Bagi kalangan medis sendiri, diharapkan hari dokter nasional dijadikan sebagai momen refleksi bagi seluruh dokter di tanah air untuk terus mengembangkan ilmunya di bidang medis. Selain itu, selalu menunjung keselamatan dan mempertahankan sikap etis dan profesional.

Sebenarnya ditetapkan tanggal 24 Oktober sendiri sebagai hari dokter nasional karena pada tanggal 24 Oktober 1950 dr. Soeharto menghadap notaris untuk memperoleh dasar hukum berdirinya perkumpulan dokter dengan nama Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Sehingga lebih tepatnya lagi kita menyebut ini adalah hari lahirnya organisasi profesi Ikatan Dokter Indonesia yang ke-65 tahun.

[caption caption="Dokter untuk kemajuan bangsa | Sumber Gambar: http://baloemar.deviantart.com/art/Poster-dokter-utk-bangsa-65388594"]

[/caption]

Dokter sebagai bagian sejarah perjuangan bangsa

Sejarah perjalanan dokter Indonesia memang sangat panjang dan berliku, terlebih jika berkaca saat zaman perintis kemerdekaan, di mana dokter pribumi dijadikan sebagai dokter kelas dua bahkan eksistensi mereka seperti dihalang-halangi. Kenapa? Sebab dokter pribumi pada saat itu adalah seorang intelek dimana pemikiran mereka tidak hanya berkutat di bidang medis, tetapi mempunyai visi ke depan terhadap gerakan kemerdekaan Indonesia.

Sebagai contoh adalah dr. Sutomo, di mana beliau bersama rekan-rekan lulusan STOVIA mendirikan Budi Utomo, organisasi yang membuat Indonesia menghadapi suatu zaman, yakni pergerakan nasional. Manakala hari didirikannya diperingatkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1908. Dokter Sutomo sendiri tidak menetapkan tarif kepada setiap pasiennya, terkadang pasien tersebut mendapatkan pengobatan tanpa biaya.

Selanjutnya dr. Cipto Mangunkusumo, Douwes Dekker, dan Suwardi Suryaningrat adalah tiga tokoh pendiri Indische Partij. Tujuan partai itu adalah untuk mempersiapkan kehidupan bangsa Indonesia yang merdeka. Semboyan partai itu adalah Hindia for Hindia, yang berarti Indonesia hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang menetap dan bertempat tinggal di Indonesia tanpa terkecuali dan tanpa memandang apapun jenis bangsanya. Hindia adalah sebutan untuk Indonesia waktu itu. Partai ini adalah salah satu penggerak terjadinya persatuan Indonesia.

Sejarah terbentuknya IDI sendiri dimulai tahun 1926, Perkumpulan Vereniging van Indische Artsen berubah namanya menjadi Vereniging Van Indonesische Genesjkundigen (VGI). Kata “Artsen” memberi arti bahwa dokter juga memiliki jiwa seni, melakukan tindakan jangan membuat tubuh pasien terlihat buruk.

Menurut Prof. Bahder Djohan,perubahan nama ini berdasarkan rasa nasionalisme, dimana dokter pribumi dianggap sebagai dokter kelas dua. Tahun 1940,VIG mengadakan kongres di Solo. Kongres menugaskan Prof. Bahder Djohan untuk membina dan memikirkan istilah baru dalam dunia kedokteran. Tahun 1943, dalam masa pendudukan Jepang, VIG dibubarkan dan diganti menjadi Jawa izi Hooko-Kai.

Selanjutnya 30 Juli 1950, PB Perthabin (Persatuan Thabib Indonesia) & DP-PDI (Perkumpulan Dokter Indonesia) menyelenggarakan rapat. Atas usul Dr. Seno Sastromidjojo dibentuklah panitia Muktamar Dokter Warganegara Indonesia (PMDWNI), yang diketuai Dr. Bahder Djohan. Puncaknya tanggal 22-25 September 1950, Muktamar I Ikatan Dokter Indonesia (MIDI) digelar di Deca Park yg kemudian menjadi gedung pertemuan Kotapraja Jakarta. Dalam muktamar IDI itu, Dr. Sarwono Prawirohardjo terpilih menjadi Ketua Umum IDI pertama.

Dokter adalah bagian pembangunan bangsa

Bangsa yang maju adalah bangsa yang kuat. Kuat sendiri memeberikan berbagai macam interpretasi. Namun jika dilihat dari rasa nasionalisme, maka bangsa yang kuat adalah ketika pemerintah dan rakyat maju bersama, bahu membahu dan memiliki rasa patriotisme terhadap negara.

Dokter merupakan suatu profesi yang berbaur di dalam masyarakat. Tugas seorang dokter tidak hanya bertindak sebagai seorang medis, yang hanya bertugas memberikan bantuan kesehatan kepada orang yang memerlukan. Tetapi lebih dari itu, seorang dokter sebenarnya mempunyai tugas tambahan, yaitu:

  1. Pengabdian dokter ke masyarakat

Tidak perlu berfikir bahwa mengabdi ke masyarakat harus dengan turun ke sawah, membantu petani. Atau menggali sumur untuk mendapatkan air bersih. Tapi, cukup jadikanlah diri kita sebagai seorang yang benar-benar dokter, maka kita akan bisa mengabdi kepada masyarakat.

Salah satu isi sumpah dokter yang kita lafalkan adalah “Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan”. Melihat dari sumpah yang kita ucapkan tadi, maka sejawatku, janganlah alergi ketika kita diminta bantuan untuk menjadi tim penanggulangan bencana atau menjadi tim sosial bantuan kesehatan. Memang mungkin cukup sulit menjadi seorang pengabdi seperti dr. Lie Dharmawan, Ph.D, Sp. B, Sp. BTKV yang bahkan disebut dokter ‘gila’ peduli kaum miskin dan mendirikan Rumah Sakit Apung, tapi jiwa pengabiannya bisa kita tiru sebagai seorang dokter.

Tidak mesti menjadi seorang dr. Arie Umboh, Sp. M yang rela berkeliling pedalaman Kalimantan untuk memberikan pelayanan katarak secara dini, tapi cukup menjadikan diri sebagai seorang yang benar-benar dokter, tidak mengejar materi dan bersama masyarakat mengabdi untuk membangun bangsa, maka dokter menjadi bagian dari pembangunan bangsa.

  1. Dokter adalah seorang pendidik dan pelajar seumur hidup

Medicine is a long life study adalah suatu ungkapan yang telah diberikan semenjak menjadi mahasiswa kedokteran. Anda menjadi dokter, Anda harus siap belajar seumur hidup. Ilmu kedokteran adalah ilmu yang berkaitan dengan kehidupan manusia, sehingga kesinambungan ilmu dan keterampilan harus selalu terjalin. Seorang dokter, dimanapun dia berada, maka dia harus siap untuk menjadi seorang pendidik kepada murid atau juniornya.

Kurikulum kedokteran di Indonesia sekarang sudah mengalami perubahan yang besar mengikuti tuntutan perkembangan ilmu kedokteran. Menjadi seorang dokter tidak bisa berdiri sendiri, adanya system internship di mana dokter fresh graduate harus memiliki ‘dokter asuh’, mengharuskan di dokter asuh tersebut untuk terus belajar dan mendidik kepada junior.

Apakah ini bagian dari pembangunan bangsa? Benar sekali. Karena jika dokter memiliki kesadaran ini, tidak egois dan hanya memikirkan diri sendiri, maka kesinambungan ilmu kedokteran akan terus berjalan. Dan tentunya memberikan dukungan terhadap kemajuan bangsa.

  1. Dokter selalu mengembangkan ilmunya

Perlindungan masyarakat di bidang Kesehatan merupakan salah satu tujuan pemerintah Indonesia dalam memajukan kesejahteraan umum.K esehatan masyarakat merupakan modal dasar dalam pertumbuhan bangsa. Peningkatan ini bertujuan agar pelayanan Kesehatan di masyarakat dapat sesuai dengan standar yang diwajibkan oleh pemerintah.

Dokter merupakan tenaga medis. Para Dokter harus mahir dalam menguasai teknik/teori dan penerapannya,apalagi ilmu kedokteran diterapkan terhadap individu-individu. Profesi Dokter bukan profesi bisnis tetapi merupakan profesi yang harus dijalankan dengan moralitas tinggi karena harus selalu siap memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan tanpa syarat dan selain itu profesi kokter ini dituntut untuk selalu mengembangkan ilmunya.

Konon, seorang dosen kedokteran pernah berucap "Non scholae, sed vitae discimus."
"Kita belajar bukan untuk sekolah, tapi untuk hidup." Diartikan kulah lebih sebagai berikut: “50% ilmu yang Anda pelajari mungkin akan ditinggalkan dalam waktu 5 tahun ke depan. Masalahnya, kita tidak tahu ilmu mana yang termasuk 50% itu." Hal tersebut sebagai alasan mengapa seorang dokter harus selalu mengembangkan ilmunya.

Jangan mengeluh Dokter Indonesia

Ketika dulu sejawat dokter dinyatakan lulus sebagai mahasiswa kedokteran, sejak saat itulah Anda harus menyadari bahwa hidup Anda tidak sepenuhnya milik Anda lagi, tetapi juga dimiliki oleh masyarakat yang membutuhkan.

Saat sudah mulai menjalani program praktek, maka saat itu sudah menyadari bahwa tidur Anda siap untuk diganggu. Dan sejak mulai mengucapkan sumpah dokter, sejak saat itulah beban seorang dokter harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.

Banyak meme ataupun tulisan sindiran yang media sosial yang berkembang, tentang keluh kesah seorang dokter zaman sekarang yang hidupnya sudah semakin susah. Membandingkan dengan kehidupan dulu yang lebih indah bagi seorang dokter. Stop berkeluh kesah seperti itu. Kita adalah seorang dokter, dan memang seorang dokter adalah profesi sosial dan memiliki jiwa sosial. Memang zaman selalu berubah dari waktu ke waktu, apa yang kita bandingkan sekarang tentu sudah berbeda dengan yang dulu. Tapi perlu diingat bahwa tugas profesi dokter tidak akan berubah dengan perkembangan zaman.

Tidak perlu merendahkan profesi dokter, karena sejak dulu dokter sudah dipandang sebagai profesi yang mulia. Tidak perlu berlebihan menghargai diri sebagai seorang dokter, karena harga diri seorang dokter akan muncul ketika kita sendiri menjadi dokter sebagai seorang yang benar-benar dokter.

Selamat Hari Dokter Nasional, sejawatku……

 

dr. Meldy Muzada Elfa (twitter: @meldy01)

Yogyakarta, 24 Oktober 2015

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun