Dalam Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang "pentingnya membaca lima belas menit sebelum pelajaran dimulai". Hal ini bermakna bahwa memang membaca adalah jantungnya pendidikan. (Dr.Roger Farr)
Berbicara masalah pendidikan berarti berhadapan dengan pembicaraan masalah sikap atau karakter. Sikap ini berhubungan dengan harmonisasi olah hati (etik), olah rasa, (estetik), olah pikir, (literasi), dan olahraga,(kinestik) peserta didik di sekolah. Pendidikan karakter ini dapat berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat ( keluarga atau komunitas ).
Sikap-sikap seperti yang disebut di atas seharusnya dimiliki oleh peserta didik. Namun hal-hal seperti ini belum terlihat dan masih kurang di SMAN.1 Pangkalankuras. Â Budaya baca tulis di SMAN.1 Pangkalankuras secara umum masih rendah. Kondisi ini jelas tidak menggembirakan dan tidak menggairahkan atmosfir edukasi di sekolah.
Budaya literasi atau olah pikir ini mesti mendapat perhatian yang serius dari pendidik dan tenaga kependidikan. Khususnya, di SMAN.1 Panggkalankuras. Dengan rendahnya minat baca tulis di SMAN.1 Pangkalankuras, maka penulis tertarik untuk meneliti " Penerapan Budaya Literasi  melalui Aksara Berkaki di Kelas X IPA 3 SMAN.1 Pangkalankuras"
1. Makna Literasi
Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami  informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Menurut bahasa literasi adalah keberaksaraan, yaitu kemampuan menulis dan membaca.
Berpijak dari definisi yang dikemukakan oleh National Institute For Literacy ( NIFC ) menyatakan : Literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga, dan masyarakat.
Menurut penulis, literasi adalah kemampuan seseorang membaca alam sekitar beserta segala isinya, kemudian hasil keterbacaan tersebut dituangkan dalam bentuk bahasa tulis atau tulisan yang melibatkan keahlian menulis, menghitung, atau memecahkan masalah.
Pada dasarnya segala yang ada di langit dan di bumi beserta segala isinya adalah bacaan. Gunung adalah bacaan , laut adalah bacaan, termasuk manusia adalah bacaan. Dengan demikian segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi adalah bacaan. Seperti kata pepatah Minang" Alam Takambang jadi Guru". Hal ini bermakna memang budaya literasi sudah ada semenjak zaman dahulu.
Bahkan dalam Al-Quran literasi ini sudah diperintahkan oleh Allah Swt. Semenjak kenabian Nabi Muhammad Saw. Yaitu Iqra'(bacala) (Q.S Al-Ala').Tidak hanya semata-mata membaca saja, lebih dari itu nabi menyampaikan hasil bacaannya kepada umatnya, yaitu umat Islam. Demikianlah makna literasi dalam kacamata Islam.
B. Makna Aksara Berkaki