Mohon tunggu...
melati indah lestari
melati indah lestari Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Mahasiswa Hukum

Saya meninggalkan jejak kaki saya disini melalui sebuah tulisan, karena mereka abadi. Tulisan saya disini berkaitan dengan hukum, seni lukis era renaisans, dan fenomena dunia yang menarik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Waspada Efek 'Kegilaan' saat Bulan Purnama! Apakah Benar?

20 Agustus 2022   10:50 Diperbarui: 20 Agustus 2022   21:20 1763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 11-12 Agustus 2022 masyarakat Indonesia dapat melihat fase bulan purnama yang cantik dengan mata telanjang. Kamu mungkin juga mendapati banyak konten tentang efek bulan purnama di sosial media. Juga mungkin kamu pernah mendengar beberapa mitos tentang bulan purnama.

Beberapa masyarakat Indonesia menyakini bahwa efek bulan purnama berpengaruh terhadap kesehatan mental, mengacaukan tidur, serta dapat menyebabkan kejang.

Sementara bulan purnama itu terlihat sangat cantik, dapatkah bulan benar-benar memengaruhi kesehatan manusia?

Potret Richard Fienberg (https://aas.org/press/richard-tresch-fienberg)
Potret Richard Fienberg (https://aas.org/press/richard-tresch-fienberg)

Dilansir dari  American Astronomical Society, Richard Fienberg, PhD, mengatakan, "Saya yakin bahwa efek kesehatan manusia sebab dari bulan purnama itu tidak ada, kesehatan manusia tidak disebabkan oleh efek astronomis atau fisik apapun".

Fienberg mengatakan orang-orang memperhatikan bulan ketika bulan terlihat penuh dan lebih terang kemudian menganggap hal-hal tertentu akan maupun sedang terjadi padanya.

Di samping itu cerita rakyat dan legenda memuji kekuatan luar biasa terhadap bulan. Beberapa cerita mengklaim bahwa bulan mampu mengendalikan hujan, itulah sebabnya petani terkadang menggunakan perhitungan bulan untuk menjadwalkan penanaman dan panen serta menjadwalkan kapan mereka harus menyembelih hewan ternak.

Meskipun benar bahwa bulan memengaruhi pasang surut air laut, tetapi sebagian besar cerita tentang bulan adalah cerita yang sebenarnya tidak berakar atau hanya mitos belaka.

ilustrasi dongeng bulan (Gambar oleh pixabay)
ilustrasi dongeng bulan (Gambar oleh pixabay)

Profesor cerita rakyat dan studi Skandinavia di Ohio State University, Merrill Kaplan, PhD, mengatakan mitos tentang bulan sudah berusia berabad-abad lamanya.

"Gagasan bahwa orang menjadi aneh (saat bulan purnama) sudah ada sejak abad pertama, Kaitannya dengan penyakit juga sudah sangat tua," kata Kaplan. Bertahun-tahun yang lalu, mereka yang menderita epilepsi digambarkan sebagai "sakit bulan".

Namun, para peneliti terus mempelajari fase bulan untuk mengetahui efeknya bagi kesehatan manusia. Kemudian inilah yang mereka temukan:

Kecelakaan Sepeda Motor

Peneliti di Kanada melihat data lebih dari 13.000 pengendara sepeda motor yang terlibat dalam kecelakaan fatal selama 40 tahun di Amerika Serikat dan menemukan risiko kecelakaan meningkat selama bulan purnama.

"Untuk setiap dua malam bulan purnama, ada kecelakaan fatal yang terjadi, Peningkatan risiko itu sederhana, tetapi sangat penting untuk melihat dari sudut pandang keselamatan di jalan" kata Donald Redelmeier, MD, profesor kedokteran di University of Toronto, Kanada. 

Redelmeier menduga bulan dapat mengalihkan perhatian pengemudi, dan inilah yang menyebabkan lebih banyak kecelakaan. Pengendara sepeda motor meluangkan waktu sejenak untuk mengagumi bulan, kemudian momen itu menjadi tragis.

"Gangguan kecil dapat menyebabkan konsekuensi besar ketika Anda terlibat dalam kecelakaan di jalan raya," kata Redelmeier.

Hasil Operasi

Ini adalah kiasan populer bahwa ruang gawat darurat terisi lebih banyak pada malam bulan purnama. Ini adalah kejadian yang umum bahkan di kalangan profesional medis. Itulah salah satu alasan mengapa para peneliti Jerman mulai mencari tahu apakah itu benar.

Mereka mengevaluasi catatan medis dari hampir 28.000 pasien yang menjalani operasi di rumah sakit mereka dari 2001 hingga 2010.

"Pengaruh takhayul, kalender bulan, dan kepercayaan populer pada pengobatan berbasis bukti sangat menakjubkan," tulis para peneliti. "Lebih dari 40% staf medis yakin bahwa fase bulan dapat memengaruhi perilaku manusia."

Para peneliti mencocokkan tanggal operasi dengan fase bulan (serta tanda-tanda zodiak dan Jumat tanggal 13). Tak satu pun dari faktor-faktor tersebut memiliki efek pada kehilangan darah atau keadaan darurat bedah lainnya.

Kesimpulan dari para peneliti Jerman: "Data kami menunjukkan bahwa kepercayaan seperti itu adalah mitos yang jauh melampaui kenyataan."

Kejang

Beberapa peneliti berpikir bulan purnama dapat memicu terjadinya kejang. Mereka meninjau catatan neurologis dari 850 pasien yang dirawat di UGD dari 1999 hingga 2003 untuk kejang. Mereka menemukan pengelompokan yang signifikan di sekitar bulan purnama.

Tetapi para peneliti dalam studi selanjutnya menyimpulkan bahwa hal tersebut terjadi akibat kecerahan pada saat malam hari, dan bukan fase bulan yang dapat mempengaruhi kejang.

Masalah kesehatan mental

Anekdot tentang bulan dan peningkatan masalah suasana hati adalah hal biasa, bahkan di kalangan pekerja kesehatan mental, menurut para peneliti dari Queen's University di Kanada.

Mereka mengevaluasi sekitar 1.800 pasien yang kesehatan mentalnya menjadi faktor dalam kunjungan ruang gawat darurat. Mereka melihat kunjungan mana yang terjadi selama empat fase siklus bulan.

Peneliti dari Queen's University di Kanada. Sekali lagi, para peneliti membersihkan bulan dari segala kesalahan. Mereka menyimpulkan bahwa fase bulan tidak berpengaruh pada jumlah masalah kejiwaan dalam penelitian mereka.

"Jika efek bulan purnama terhadap kesehatan mental itu ada, kemungkinannya sangat kecil atau jarang terjadi, sehingga sulit untuk divalidasi secara statistik," tulis para Peneliti dari Queen's University di Kanada.

Dalam studi lain, peneliti mengamati 782 pasien yang menerima perawatan di praktik umum di London. Mereka menemukan fase bulan memiliki sedikit pengaruh ketika orang berkonsultasi dengan dokter mereka dengan masalah kecemasan atau depresi.

Insomnia

Dalam sebuah penelitian kecil di Swiss dengan 33 orang, para peneliti menemukan indikator tidur nyenyak yang diukur dengan EEG menurun 30% di sekitar bulan purnama. Waktu untuk tertidur meningkat 5 menit, dan total durasi tidur berkurang 20 menit.

Sebuah studi kemudian gagal mereproduksi hasil studi Swiss. Tetapi kemudian sebuah penelitian terhadap 319 pasien klinik menemukan bahwa mereka menderita kurang tidur selama bulan purnama.

Data lain diperoleh dari sebuah studi yang dilakukan pada tanggal 27 Januari 2021 di Science Advances yang menemukan bahwa orang tertidur lebih lambat dan tidur lebih sedikit dalam tiga hingga lima hari menjelang bulan purnama. Efeknya bahkan lebih terasa di daerah di mana orang memiliki lebih sedikit akses ke cahaya buatan.

Untuk sampai pada kesimpulan mereka, para peneliti mempelajari orang-orang di tiga komunitas di Argentina: Satu di pinggiran kota, pemukiman pedesaan kecil dengan akses listrik terbatas, dan sekelompok orang di daerah terpencil yang tidak memiliki akses ke lampu listrik.

Peneliti juga menganalisis tidur dari 464 mahasiswa Universitas Washington yang mengambil bagian dalam studi tidur. Semua peserta memakai perangkat pelacak tidur setidaknya selama satu minggu dan dalam beberapa kasus hingga dua bulan.

Para peneliti membandingkan pola tidur mereka dengan fase bulan. Individu membutuhkan waktu 30 hingga 80 menit lebih lama untuk tertidur selama menjelang bulan purnama, dan orang-orang kehilangan 20 menit hingga 90 menit total tidur pada malam-malam itu.

Para peneliti mengatakan mungkin saja bulan purnama membuat orang lebih aktif di malam hari, itulah sebabnya perbedaan tidur lebih menonjol di masyarakat dengan akses listrik yang lebih sedikit. Cahaya buatan, mungkin menghasilkan efek serupa, kata mereka.

Nah, setelah mengetahui informasi dari para peneliti dunia diatas, apakah kamu tetap mempercayai bahwa efek bulan purnama itu nyata adanya? Apapun yang kamu yakini goodluck for your day, Kompasianer!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun