Sebetulnya, ketika saya melakukan kesalahan, saya akan senang dengan perbaikan yang saya lakukan setelahnya. Perbaikan setelahnya itu yang berasa sangat bagus ketika disandingkan dengan kesalahan sebelumnya.
Namun dalam konteks perbaikan diri, saya menerjemahkan penyesalan di atas sebagai sebuah upaya menghindari lubang yang sama, tidak lebih. Saya enggan mengulanginya pada masa sekarang, tetapi merasa bersyukur karenanya.
Bukan rasa sesal yang dapat diartikan sebagai dialog opera sabun semacam, "Andai waktu dapat berputar kembali, aku tidak akan melakukan hal bodoh itu", tetapi saya lebih suka dialog film realistis semacam ini, "Jikalau waktu dapat berputar kembali, saya akan dengan sangat sadar melakukan kesalahan itu lagi di masa lalu".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI