Nama: Mela Selviana
Prodi: Akuntansi Syariah / E / IV
Mata Kuliah: Manajemen Keuangan Syariah
Dosen Pembimbing: Dr. Muhammad Iqbal Fasa, M.E.I
Universitas: UIN Raden Intan Lampung
Jadi bagaimana sih nasib Bisnis Syariah yang di akibatkan oleh Pandemi Covid-19 ini.
Nah pasti teman-teman tidak asing lagi mendengar apa sih itu virus Corona atau Covid-19? Wabah yang bermula dari Wuhan, China yaitu virus Corona atau yang dikenal dengan Covid-19 seperti yang kita tahu telah merebak dan meluas keseluruhan penjuru dunia bahkan saat ini sudah terdapat 212 negara yang terjangkit wabah ini termasuk Indonesia.Â
Kini di Indonesia sendiri telah terdapat 15.436 orang yang divonis positif COVID-19, pasien yang di nyatakan sembuh 3.287 orang dan yang meninggal total 1028 orang dan diprediksi masih akan terus meningkat lagi setiap harinya.Â
Melihat penyebaran wabah ini yang sangat cepat dan meluas, terdapat banyak dampak yang terjadi bukan hanya saja di bidang kesehatan namun seperti di bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya.Â
Seperti yang kita ketahui  aktivitas keseharian kita saat ini sangat di batasi sekali bahkan sampai pemerintah melakukan program Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yakni guna mencegah wabah virus ini agar tidak semakin meluas diberbagai wilayah, yang terdapat di aturan PMK Nomor 9 Tahun 2020.Â
Dan semenjak program ini berlaku tentu saja mau tidak mau pabrik, kantor, dan toko sementara harus berhenti beroperasi seperti biasanya. Jelas saja ini semakin menghambat pertumbuhan ekonomi dan bisnis syariah di Indonesia yang terancam akan memburuk.Â
Padahal di Indonesia sendiri bisnis syariah ini sudah berkembang sangat baik dan bahkan bisnis syariah sedang menjadi topik hangat dan mendapatkan dukungan positif di masyarakat.Â
Dan bank syariah terbilang sangat baik dalam mengelola sistem syariah karna tidak hanya mementingkan keuntungan saja tetapi juga terlepas dari hal itu bisnis syariah meluruskan niat seseorang untuk terus dijalan Allah SWT dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat muslim karna tetap menjaga prinsip syariat Islam.
Namun kini adanya pandemi Covid-19 membuat aktivitas ekonomi dan bisnis syariah menjadi krisis, dimana Investor yang sudah berencana untuk menanam modal di bisnis syariah kini terhambat, sehingga bank syariah tidak dapat meluaskan dan mengembangkan industrinya dengan baik.Â
Selain itu terlihat juga lembaga-lembaga keuangan yang mulai merosot pesat pada pertumbuhan aset, dimana akibat penyebaran virus ini dapat berimbas pada industri perbankan syariah yang akan mengalami penurunan.Â
Namun dengan adanya kasus ini perbankan syariah tidak kehilangan akal untuk tetap memberikan pelayanan terbaik untuk nasabahnya yaitu dengan meningkatkan pelayanan melalui digital.
Ini bertujuan dan dibuat khususnya untuk memudahkan nasabah melakukan transaksi melalui aplikasi tanpa harus menggunakan uang kertas dan ternyata ini juga salah satu cara pencegahan penularan virus Corona ini.Â
Dengan begitu nasabah bisa tetap dirumah dan tidak melakukan transaksi dengan mudah tanpa harus pergi ke mesin  ATM atau ke bank sekalipun. Dan melatih keahlian para pegawai bank syariah agar lebih lihai dalam marketing digital.Â
Dalam keadaan seperti ini tentu saja pembisnis kehilangan fokus dalam menjalankan industri saat ini dan banyak resiko yang di hadapi. Apalagi sekarang ini produk bisnis syariah mengalami penurunan permintaan. Contohnya, Agen yang mengurus proses umroh, kini harus memberhentikan sementara perjalanan umroh dan akibatnya mereka mengalami kerugian yang besar.Â
Adapun Industri bisnis syariah yang mengalami penurunan yang sangat pesat padahal tadinya industri termasuk yang berkembang sangat cepat di bisnis syariah yaitu pasar bisnis syariah.Â
Dimana yang di dalamnya terdapat sejumlah industri seperti hotel syariah, kosmetik halal, fashion hijab, sekolah Islam, hingga ZISWAF. Saat ini produksi yang mereka jalani terhambat bahkan ada beberapa perusahaan yang melakukan penundaan-penundaan memproduksi karna stok yang mereka produksi masih tersedia. Tapi disisi lain ada juga perusahaan yang masih beroperasi.
Ini semua menunjukkan bahwa virus Corona bukanlah hal yang bisa di anggap sepele, mungkin masih ada beberapa orang yang belum memahami seberapa bahayanya dan tidak menanggapi serius virus ini.Â
Sebagian dari mereka berfikir bahwa karena usianya masih muda dan penyakit tidak dapat dengan mudah masuk karna kekebalan tubuh yang masih baik, adapun sebagian orang yang tidak mempedulikan kasus ini sebab mereka harus tetap bekerja diluar untuk menafkahi keluarga mereka ini terjadi khususnya pada masyarakat golongan kebawah.Â
Nah disinilah peran kita sebagai masyarakat dan pelaku ekonomi harus bergerak mendorong masyarakat untuk bersama-sama menyatukan pemikiran bahwa virus ini sangat serius yang dapat merenggut nyawa penderitanya.Â
Demi kemaslahatan bersama-sama ada baiknya kita memberikan bansos kepada orang-orang yang berada disekitar kita yang kesulitan. Dan menganjurkan dan mengajak masyarakat untuk mengikuti program pemerintah guna memerangi pandemi Covid-19 ini yaitu dengan kurangi aktivitas di luar rumah kecuali ada keperluan yang mendesak, memakai masker saat diluar rumah, rajin mencuci tangan, dan menjaga jarak dengan seseorang atau hindari interaksi fisik (physical distancing).Â
Dari sini kita dapat mencegah penularan virus Corona ini di mulai dari diri kita sendiri. Dan dengan rasa kepedulian dan empati kita dapat mengurangi beban garda terdepan kita seperti pemerintah, tenaga medis, polisi dan garda terdepan lainnya yang menangani kasus pandemi ini.Â
Karena pemerintah pun sudah berupaya keras melakukan yang terbaik untuk masyarakat. Dan harapannya kasus pandemi Covid-19 ini dapat terselesaikan dengan segara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H