Jaka Tarub gawe lesung saha alu kangge nutu pari
Dewi Nawang Wulan manggihaken busananipun ing lumbung
Dewi Nawang Wulan wangsul ing alam kawidodaren
Dewi Nawang Wulan weling sawancanipun Dewi Nawangsih palakrama
Sang dewi piyambak ingkang badhe paring sumbaga
Syaratipun kedah dipun samaptakaken kembar mayang
Dalam bait tersebut sudah jelas diceritakan kisah perjalanan Jaka Tarub dengan Dewi Nawang Wulan. Dari awal, para bidadari kahyangan yang turun ke bumi, lalu kemudian melihat keindahan dari telaga yang berada di tengah hutan. Jaka Tarub mencuri salah satu busana dari bidadari yang sedang mandi di telaga itu. Karena telah menolong salah seorang bidadari dengan meminjamkan baju, maka Nawang Wulan , nama bidadari tersebut menjadi istri dari Jaka Tarub. Seiring perjalanan waktu, keduanya dikaruniai anak, bernama Dewi Nawangsih. Oleh karena kesalahan dari Jaka Tarub sendiri, Dewi Nawang Wulan menemukan baju bidadarinya yang sebenarnya disembunyikan oleh Jaka Tarub. Sehingga Dewi Nawang Wulan bisa terbang kembali ke Kahyangan. Sebelum terbang kembali ke Kahyangan Dewi Nawang Wulan berpesan bila nanti anaknya telah dewasa dan akan menikah agar disediakan kembang mayang, janur dengan manuk-manukan , pecut pecutan, dan bermacam-macam dedaunan dan bunga.Cerita tersebut oleh orang jawa diadopsi sebagai acara midodareni. Dengan harapan agar calon pengantin agar menjelma layaknya seorang bidadari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H