Mohon tunggu...
Melania Uruhida
Melania Uruhida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Di Balik Kata 'Aku', Analisis Kiasan dalam Puisi Chairil Anwar

15 November 2024   23:04 Diperbarui: 15 November 2024   23:30 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada bagian pertama, "Aku ini binatang jalang," Chairil Anwar langsung menggunakan metafora yang kuat. Penggunaan kata "binatang jalang" di sini bukan berarti ia benar-benar seekor binatang, melainkan sebagai gambaran dari seseorang yang tidak mau diatur atau dibatasi oleh norma-norma sosial yang berlaku. 

"Binatang jalang" mencerminkan kebebasan yang brutal, liar, dan tidak terkekang oleh aturan apapun. 

Hal ini menegaskan bahwa sang "aku" dalam puisi ini adalah sosok yang terbuang, terasing dari kelompoknya, dan lebih memilih untuk hidup dengan caranya sendiri.

Selanjutnya, dalam baris "Dari kumpulannya terbuang," Chairil Anwar melanjutkan metafora tersebut dengan menggambarkan sang subjek sebagai makhluk yang terasing, baik secara fisik maupun emosional. 

Terbuang di sini bukan hanya berarti dijauhkan secara sosial, tetapi juga berarti tidak ada tempat bagi sang "aku" dalam masyarakat yang konformis dan terikat pada norma-norma yang ada. Dengan kata lain, sang "aku" lebih memilih untuk hidup tanpa terikat oleh sekat-sekat sosial.

Bagian berikutnya, "Biar peluru menembus kulitku / Aku tetap meradang, menerjang," merupakan bentuk hiperbola yang menegaskan keteguhan dan keberanian sang subjek. "Peluru menembus kulit" adalah gambaran tentang bahaya dan ancaman yang siap dihadapi, namun sang "aku" tidak gentar. 

Sebaliknya, ia akan "meradang, menerjang" tanpa rasa takut. Ini menggambarkan semangat perlawanan yang membara dan ketidakberdayaan terhadap rasa takut.

Pada bagian akhir "Liar!" Chairil Anwar menegaskan bahwa meskipun sang subjek hidup dalam kebebasan yang penuh gejolak, ia tetap tidak bisa dibelenggu. Penggunaan kata "liar" mengandung konotasi bahwa kebebasan yang dimiliki adalah kebebasan yang tidak terkontrol dan sangat bebas dari segala bentuk otoritas atau aturan. Ini adalah pernyataan tentang betapa kerasnya sang "aku" dalam menjalani hidup yang penuh dengan tantangan dan perlawanan.

Secara keseluruhan, dalam puisi Aku, Chairil Anwar menggunakan bahasa kiasan untuk menggambarkan sosok individu yang tidak mau tunduk pada norma sosial dan lebih memilih untuk hidup dengan caranya sendiri. 

Melalui metafora seperti "binatang jalang" dan hiperbola seperti "peluru menembus kulitku," puisi ini mencerminkan semangat perjuangan yang penuh keteguhan dan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan. 

Tidak hanya itu, penggunaan personifikasi dalam bentuk kata-kata seperti "meradang" dan "menerjang" juga memberi gambaran tentang betapa besar kemarahan dan gairah hidup yang dimiliki oleh sang "aku." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun