Mohon tunggu...
Melani Hasibuan
Melani Hasibuan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswi pendidikan bahasa inggris di Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, Riau. Saya menyukai aktifitas membaca dan menulis. Selain itu saya juga suka menonton dan makan :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemerataan Pendidikan sebagai Gerbang Awal Merdeka Belajar

14 Mei 2022   15:23 Diperbarui: 10 Juni 2022   12:00 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh: Melani Hasibuan

Pekanbaru, Riau

Apa yang anda pikirkan ketika melewati jalanan yang berlubang? Atau jalan yang becek dan berlumpur? Apakah anda akan memilih putar balik dan mencari jalan lain atau tetap melewatinya?. Beberapa orang pasti akan tetap melewatinya namun tidak akan pernah lagi melewati jalan tersebut dan mencari jalan lain yang lebih baik. 

Pada akhirnya jalan itu akan di tinggalkan dan semakin hancur seiring berjalannya waktu. Dampak nya tentu akan terjadi arus lalu lintas yang lebih padat pada satu titik akibat salah satu jalan tidak bisa di akses. 

Lalu apa langkah tepat yang seharusnya di lakukan pada jalan rusak tersebut? Tentu saja memperbaiki dan meratakan jalan yang berlubang tersebut sehingga dapat digunakan kembali.

Sejak 77 tahun silam, sudah tertulis dalam UUD 1945  Indonesia yang dengan tegas menyatakan kemerdekaannya untuk memperoleh kebebasan serta didalamnya terdapat cita-cita luhur bangsa Indonesia, salah satunya mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejak kemedekaan Indonesia, UUD 1945 dijadikan sebagai dasar hukum tertinggi serta pedoman dalam menjalankan Negara dan cita-cita tersebut masih tetap berusaha untuk diwujudkan hingga saat ini. 

Bangsa yang cerdas tentunya lahir dari sistem pendidikan yang baik dan tentunya dapat di rasakan oleh seluruh anak Indonesia. Namun jika suatu daerah terkendala dengan sarana dan prasarana seperti akses jalan ke wilayah tersebut, maka apa yang akan terjadi? Paragraf pembuka akan menjadi jawabannya.

Saya melihat kondisi pendidikan di Indonesia sama hal nya dengan ilustrasi jalan berlubang diatas, yang perlu di perbaiki secepatnya, jika tidak maka akibatnya adalah pendidikan yang tidak merata dan populasi siswa yang menumpuk pada satu titik. Mengapa hal ini bisa terjadi? Tentunya faktor sarana dan prasarana dalam menempuh pendidikan memberikan dampak yang signifikan terhadap kualitas dan proses pendidikan. 

Di Indonesia kualitas pendidikan di kota dan desa sangat berbeda. Pendidikan di kota terkesan maju, sedangkan pendidikan di desa kecil sangat memprihatinkan.  Lalu, apakah terjadinya kesenjangan pendidikan di kota dan desa saat ini menjadi indikator bahwa kita gagal dalam mewujudkan cita-cita bangsa?.

Tidak bisa di pungkiri, sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.000 pulau, memberikan keterbatasan bagi Pemerintah dalam mewujudkan cita-cita tersebut. Tidak semua wilayah dapat di jangkau oleh pemerintah karena keterbatasan sarana dan prasarana. Ada beberapa wiayah yang sulit diakses dan ada pula wilayah yang sudah sangat maju. Seiring dengan usaha pemerintah dalam membangun akses desa dan pemerataan pendidikan, sistem pendidikan pun sedang berproses untuk lebih adaptif serta di sesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa dengan maksud untuk menghasilkan Sumber Daya Manusia yang unggul. Pemerintah memberikan kebebasan kepada sekolah, guru dan siswa untuk lebih kreatif untuk menggali potensi mereka.

Pemerataan pendidikan bukanlah menjadikan siswa serupa atau seragam dengan menerapkan satu metode belajar yang harus di ikuti, melainkan menganalisis bagaimana kemampuan siswa dan menyadari bahwa kemampuan setiap siswa berbeda dan memerlukan pendekatan yang berbeda pula. 

Dalam hal inilah Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim memunculkan warna baru dalam sistem pendidikan Indonesia, yaitu program merdeka belajar. 

Program merdeka belajar memberikan kesempatan pada sekolah maupun pihak terkait untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan siswa karena setiap daerah di Indonesia memiliki karakteristik siswa yang berbedaserta disesuaikan dengan kesiapan tiap sekolah. Merdeka belajar memberikan kesepatakan kepada setiap siswa untuk menjadi "berbeda". 

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi, berinovasi dan tentunya bertanggung jawab untuk apa yang telah di pilihnya. Merdeka belajar artinya tidak menuntut semua siswa untuk bisa dalam satu hal, tetapi memberikan kesempatan kepada siswa untuk menekuni bakat dan minatnya sehingga di harapkan dapat memberikan kontribusi yang besar kepada Negara.

Donovan L. Graham  mengatakan "The educational process must again provide the opportunity for students to make choices and live with the consequences of these choices. Teaching is not simply telling people what to believe and do". Memberikan siswa kebebasan dan tanggung jawab di saat yang bersamaan akan membentuk siswa menjadi pribadi yang memiliki tujuan yang jelas dan berkarakter. 

Sudah bukan zaman nya siswa selalu didikte oleh guru, melainkan mengajak siswa untuk melakukan tindakan sesuai dengan pilihannya sendiri sebagai bentuk pengembangan diri.

Dikutip dari Kompas.com, terdapat 8 program dari merdeka belajar yang diprioritaskan oleh Menteri Pendidikan Nadim Makarim yaitu KIP Kuliah dan KIP Sekolah, Digitalisasi Sekolah, Prestasi dan penguatan karakter, Guru Penggerak, Kurikulum Baru, Revitalisasi pendidikan vokasi, Kampus Merdeka dan Pemajuan kebudayaan dan bahasa. 

Dari program tersebut dapat kita lihat bahwa merdeka belajar adalah solusi dari permasalahan yang sering terjadi dalam pendidikan kita. 

Salah satunya adalah masalah biaya. Adanya program KIP (Kartu Indonesia Pintar) sangat bermanfaat bagi siswa yang memiliki kemauan sekolah namun terkendala oleh biaya, terutama anak negeri yang berada di desa dengan tingkat ekonomi yang rendah. Pengembangan kurikulum yang berbasis karakter menjadi daya tarik dari merdeka belajar karena tujuan nya bukan hanya menciptakan generasi yang cerdas namun juga berakhlak.

Tidak hanya siswa yang di tuntut untuk menjadi lebih baik, namun tenaga pendidik haruslah menjadi agen yang pertama sekali diupgarde agar dapat beradaptasi dengan sistem pendidikan yang baru. Sehingga pemerintah memberikan pelatihan dan pendidikan guna menciptakan guru yang berkualitas untuk menghasilkan generasi yang berkualitas. 

Sasaran dari merdeka belajar bukan hanya sebatas guru dan siswa, tetapi juga mahasiswa. 

Program kampus merdeka merupakan upaya pemerintah dalam mendukung mahasiswa dalam berprestasi dan mengeksplor banyak hal selama duduk dibangku kuliah, bukan hanya mengenai ilmu pengetahuan tetapi skill dalam menghadapi tahap selanjutnya yaitu dunia pekerjaan. 

Selain itu penggunaan terknologi dalam proses belajar juga sedang gencarnya dilakukan oleh pemerintah, karena teknologi memungkinkan hilangnya batasan antara waktu dan tempat sehingga proses pembelajaran menjadi lebih fleksibel.

Hingga saat ini program merdeka belajar mendapatkan respon positif dan dukungan dari semua pihak. Pemerataan pendidikan bukan hanya berfokus terhadap bagaimana sekolah dapat di akses, tapi lebih kepada bagaimana menjawab permasalahan yang ada dengan meningkatkan kesadaran bahwa pendidikan bukan hanya mengenai gedung sekolah tapi kesadaran diri terhadap potensi yang dimiliki untuk terus di asah dan bisa bermanfaat bagi banyak orang. 

Pemerintah telah berupaya keras untuk menghidupkan semangat generasi muda dalam memperkaya diri dengan pengetahuan dan skill dengan memberikan dukungan dan kesempatan yang sama kepada seluruh anak Indonesia. Dengan kata lain, setiap individu akan berkembang jika mampu meraih peluang yang di berikan, siap beradaptasi dan mengubah perspektif tentang keterbatasan menjadi kesuksesan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun