Para ahli memperkirakan 1,75 juta spesies telah memiliki nama dan dipertelakan. Dari total 30 juta spesies baru 5 % yang tersentuh ilmu pengetahuan (Callicot, 2006).
Tak hanya sumber pangan, kehadiran biodiversitas juga menjadi sumber obat-obatan. Sebagai contoh, jenis hewan tertentu seperti katak walau mengandung bahan racun, berkat sentuhan riset potensinya sebagai obat dapat terungkap.
Catatan World Health Organization (2007) memperkirakan 80 % masyarakat dunia bergantung pada obat tradisional yang berasal dari bahan alam berupa tumbuhan dan hewan.
Bila mengacu pada visi pengelolaan biodiversitas yang tertuang dalam IBSAP 2015-2020, dijabarkan akan peran penting biodiversitas dalam memberikan kebermanfaatan bagi keberlanjutan kehidupan manusia, yakni :
Satu, nilai konsumsi. Kehadiran biodiversitas memberikan manfaat yang dapat secara langsung dirasakan masyarakat, seperti : sumber makanan, obat-obatan dan hasil hutan.
Dua, nilai produksi. Berbagai biodiversitas telah menciptakan pasar. Perdagangan biodiversitas telah menciptakan nilai pasar, seperti : kayu, rotan, perikanan.
Tiga, nilai jasa lingkungan. Tak dapat dipungkiri bila kawasan konservasi telah memberikan banyak manfaat, seperti : sumber air, mencegah banjir dan erosi, melindungi pantai dari abrasi.
Empat, nilai informasi. Berbagai khasanah biodiversitas memiliki potensi bagi masa depan. Sistem genom yang dimiliki tiap spesies, menjadi dasar nilai informasi bagi kebutuhan masa depan. Perkembangan biologi molekuler telah memungkinkan kegiatan rekayasa genetik dalam menciptakan sumber daya yang diperlukan bagi kebutuhan manusia, seperti : pengembangan obat-obatan dan bioenergi.
Lima, nilai eksistensi. Keberadaannya merupakan bagian penting dari alam.
Kepunahan berbagai jenis flora maupun fauna tentunya akan berimbas pada ketidakseimbangan ekosistem. Aktivitas manusia dan kebijakan pemerintah yang tak berwawasan lingkungan telah mengakibatkan beberapa kawasan konservasi mengalami kerusakan.