Mohon tunggu...
Mel
Mel Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka antariksa

Seorang Ibu rumah tangga

Selanjutnya

Tutup

Puisi

(Tanpa) Terbatas

6 September 2021   14:45 Diperbarui: 6 September 2021   14:56 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amben pembaringan, tanpa tebal bed cover penghangat tubuh.
Mimpimimpi kabur di persimpangan waktu kala udara memilih hengkang dari rongga dada.
Melagu denging sunyi, pengantar sukma abadi.
Robek gelembung awan kelabu, jemari hujan terjun mengetuk pintu bumi, terbuka untuk seremas lara, selalu.
Matahari tanpa mata, gelap membekap.
Matahari tanpa hari, terasa berhenti meski terus berlari.
Berlembarlembar Lily, Aster, Mawar, Forget-me-not bisu membisiki kenangan lalu.
Kau telah menjadi tanpa batas. Namun terbatas, dibatasi dindingdinding tak dapat diatasi.
Suatu ketika, pun aku.

Samarinda, 020921

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun