Amben pembaringan, tanpa tebal bed cover penghangat tubuh.
Mimpimimpi kabur di persimpangan waktu kala udara memilih hengkang dari rongga dada.
Melagu denging sunyi, pengantar sukma abadi.
Robek gelembung awan kelabu, jemari hujan terjun mengetuk pintu bumi, terbuka untuk seremas lara, selalu.
Matahari tanpa mata, gelap membekap.
Matahari tanpa hari, terasa berhenti meski terus berlari.
Berlembarlembar Lily, Aster, Mawar, Forget-me-not bisu membisiki kenangan lalu.
Kau telah menjadi tanpa batas. Namun terbatas, dibatasi dindingdinding tak dapat diatasi.
Suatu ketika, pun aku.
Samarinda, 020921
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H