"Engh, iya En aku bangun, sekarang jam berapa?" tanyaku sambil menggeliatkan badan.
"Jam delapan Mei, ayo bangun cuci muka aja biar gak lama." kata Erna sambil bersiap menggunakan kerudungnya.
Aku duduk dan melamun sejenak sebelum bergerak menuju kamar mandi. Saat sudah siap, aku ingin bertanya pada En tentang pintu kamar yang terbuka subuh tadi, tapi En yang mengomel menyuruhku lebih cepat membuat aku mengurungkan niat itu.Â
"Mei buruan deh, aku masuk jam 10 hari ini. Takut lama nungguin busway" omel Erna lagi.
"Iya En sabar dong, ini juga cepat" balas ku karena bosan mendengar ocehan En sedari tadi.
Kami berjalan ke halte busway yang tidak jauh dari kosanku. Sepanjang jalan, aku hanya memperhatikan sekitar sedangkan Erna fokus pada hp. Sesekali kami mengobrol, tapi lebih banyak memilih fokus pada kegiatan masing-masing. Saat sampai di JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) aku dan Erna berpelukan sembari berpamitan.
"Makasih ya Mei udah ngizinin aku main ke kosan kamu. Maaf ya jadi ganggu kamu di kosan. Seneng deh, aku pulang dulu ya Mei, kapan-kapan main lagi ya" pamit Erna.
"Iya En, maaf ya semalem aku ngantuk banget En. Maaf ya gak nemenin kamu nonton kembang api." balasku.
"Iya Mei gak papaa kok. Udah di terima di kosan kamu aja aku udah seneng banget Mei hehe."
Seketika aku mengingat kejadian jam 3 pagi ini, sebelum Erna pulang, aku inign menanyakan apa yang Erna lakukan di jam 3 pagi dini hari di luar kosan ku.
"Eh iya En, tadi pagi jam 3 kamu ngapain di luar? kamu masih nungguin kembang api ya? Maaf ya mungkin kamu bangunin aku jam 12, tapi aku gak kebangun." kataku.