Mohon tunggu...
Meiza nur Adzani
Meiza nur Adzani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Horor

Pukul 3 Pagi

7 Oktober 2024   04:22 Diperbarui: 7 Oktober 2024   04:39 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Horor. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Mystic Art Design

"Terima kasih untuk alam semesta dan seisinya, tulisan ini ada karena kalian ada"

Pukul 03.00

Malam ini langit penuh dengan cahaya kembang api. Suara gemuruh kembang api yang berisik dimana-mana. Ini mengingatkanku pada suatu kejadian yang aku alami tepat pada pergantian tahun satu tahun lalu. Saat memasuki tahun 2023, aku disambut dengan kejadian yang sampai saat ini tidak bisa aku lupakan.

"Aku tidur duluan ya En" kataku pada teman sekamarku.

"Yah Mei, kok cepet banget sih. Belum juga tahun baru." protes Erna padaku.

"Maaf ya En, aku ngantuk banget hehe. Nanti kamu bangunin aku aja kalo udah jam 12, lumayan nih masih 2 jam lagi. Yaa?" bujukku pada Erna saat itu.

"Yaudah deh kalo gitu, nanti aku bangunin kalo udah jam 12" 

Akhirnya karena Erna menyetujui permintaanku, aku memutuskan langsung tidur agar mudah bangun saat Erna membangunkanku nanti. Entah apa yang di lakukan Erna sambil menunggu pergantian tahun saat aku tidur, yang jelas, aku tidak terbangun saat pergantian tahun.

Pukul 03.00 aku terbangun dikarenakan tenggorokanku yang terasa kering. Aku melihat pitu kamar yang sedikit terbuka. Ku pikir, Erna sedang menyaksikan kembang api di luar kamar. Tapi anehnya, tidak ada suara kembang api diluar sana. Aku mengabaikan itu dan segera mengambil gelas untuk minum, sesaat kemudian, aku kembali tertidur.

Pada pulul 08.00 pagi, Erna membangunkan ku untuk pamit pulang. 

"Mei bangun, aku mau pamit pulang. Kamu jadi kan anterin aku ke halte?" 

"Engh, iya En aku bangun, sekarang jam berapa?" tanyaku sambil menggeliatkan badan.

"Jam delapan Mei, ayo bangun cuci muka aja biar gak lama." kata Erna sambil bersiap menggunakan kerudungnya.

Aku duduk dan melamun sejenak sebelum bergerak menuju kamar mandi. Saat sudah siap, aku ingin bertanya pada En tentang pintu kamar yang terbuka subuh tadi, tapi En yang mengomel menyuruhku lebih cepat membuat aku mengurungkan niat itu. 

"Mei buruan deh, aku masuk jam 10 hari ini. Takut lama nungguin busway" omel Erna lagi.

"Iya En sabar dong, ini juga cepat" balas ku karena bosan mendengar ocehan En sedari tadi.

Kami berjalan ke halte busway yang tidak jauh dari kosanku. Sepanjang jalan, aku hanya memperhatikan sekitar sedangkan Erna fokus pada hp. Sesekali kami mengobrol, tapi lebih banyak memilih fokus pada kegiatan masing-masing. Saat sampai di JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) aku dan Erna berpelukan sembari berpamitan.

"Makasih ya Mei udah ngizinin aku main ke kosan kamu. Maaf ya jadi ganggu kamu di kosan. Seneng deh, aku pulang dulu ya Mei, kapan-kapan main lagi ya" pamit Erna.

"Iya En, maaf ya semalem aku ngantuk banget En. Maaf ya gak nemenin kamu nonton kembang api." balasku.

"Iya Mei gak papaa kok. Udah di terima di kosan kamu aja aku udah seneng banget Mei hehe."

Seketika aku mengingat kejadian jam 3 pagi ini, sebelum Erna pulang, aku inign menanyakan apa yang Erna lakukan di jam 3 pagi dini hari di luar kosan ku.

"Eh iya En, tadi pagi jam 3 kamu ngapain di luar? kamu masih nungguin kembang api ya? Maaf ya mungkin kamu bangunin aku jam 12, tapi aku gak kebangun." kataku.

"Aku memang bangunin kamu jam 12 dan kamu gak bangun Mei. Tapi habis itu aku gak bangunin kamu lagi. Karena gak ada temen, akhirnya aku pinjem laptop kamu buat nonton. Dan aku nonton sampe jam 4 pagi. Kamu gak bangun sampe aku bangunin jam 8 tadi. Itu aja kamu susah banget di bangunin Mei. Aku udah bangunin kamu dari jam 6 buat nyari sarapan." jelas Erna panjang.

Mendengar penjelasan Erna, jelas membuatku heran dan merinding dalam satu waktu. Seketika aku mencoba mengingat apa yang terjadi pada pukul 3 pagi ini. Aku meyakinkan diriku bahwa yang terjadi saat itu adalah mimpi. Aku memutuskan melupakan itu dan kembali berjalan kerumah saat ku lihat Erna sudah menaiki busnya.

Saat di kosan, aku membuka pintu kos dan di buat heran dengan apa yang aku lihat. Aku meilhat gelas yang berada di meja persis seperti saat aku meletakannya pada pukul 3 pagi ini. Aku terdiam beberapa saat kemudian saat tersadar, aku mendekati gelas itu. Aku sangat yakin bahwa posisi gelas itu adalah posisi terakhir saat aku meletakkannya pagi ini. 

Ku pikir Erna telah berbohong tadi. Aku kembali mengabaikan itu dan kembali merebahkan badanku di atas kasur sambil bermain hp. Saat membuka aplikasi instagram, kali ini aku benar-benar di buat terkejut. Aku melihat story instagram Erna yang menampilkan diriku saat sedang tertidur dengan caption "malah di tinggal molor sampe jam segini" dan yang membuatku terkejut adalah, story itu di upload pada jam 03.00 pagi ini.

Aku memiliki banyak pertanyaan. Apa yang terjadi sebenarnya? Siapa yang berbohong? Apakah story Erna hanya story lama yang tidak sengaja di upload pada pukul 3? Atau sebenarnya, salah satu dari kami ada di alam lain saat itu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun