Perceraian adalah hal buruk yang tentunya harus dihindari dalam suatu rumah tangga, karena akibat perceraian tidak hanya akan dirasakan oleh pasangan suami istri, namun juga oleh orang-orang di sekitar mereka. Dalam sebuah rumah tangga pasti pernah mengalami pertengkaran dan perselisihan dengan pasangan.Â
Perselisihan merupakan hal yang biasa terjadi pada suami istri, akan tetapi pertengkaran dan perselisihan bukan merupakan alasan untuk bercerai. Bagaimanapun perceraian akan menimbulkan beberapa dampak tidak baik terhadap hubungan mantan suami istri, keluarga kedua belah pihak maupun terhadap anak-anak, di antara akibat-akibat/dampak perceraian adalah :
- Anak menjadi korban
Perceraian membawa pengaruh yang begitu besar terhadap tumbuh kembang anak. Anak yang awalnya tidak tau apa-apa harus menelan pil pahit akibat kebodohan orang tuanya. Mental dan jiwa anak bisa terganggu, apalagi jika perceraian itu diawali karena pertengkaran yang hebat.
- Timbulnya perselisihan dan permusuhan
      Ada pepatah yang mengatakan mantan itu harus dibuang, demikian juga akibat dari perceraian salah satunya adalah jalinan silaturahmi yang terputus. Awalnya dua keluaga bisa baik-baik saja tapi karena adanya ketegangan antara pasangan suami istri dua keluarga besar yang lain pun ikut mendapatkan keburukan nya.
- Timbulnya rasa benci pada diri anak
Anak bisa saja membenci orang tua, dan hal ini tidak jarang terjadi pada keluarga yang bercerai. Kebencian seorang anak terhadap orang tua bisa menimbulkan akibat lain, salah satunya adalah kelainan seksual. Misalnya, seorang anak perempuan membenci ayahnya yang telah menceraikan si ibu. Anak tersebut bisa saja membenci kaum pria dan kemudian beralih menyukai sesama jenis. Karena menurut anak perempuan ayah adalah cinta pertama bagi dirinya.
- Stress
Perceraian membuat seseorang yang awalnya mempunyai pasangan menjadikannya sendirian atau istilahnya kesepian. Hal itu bisa berdampak pasa psikis seseorang. Biasanya setiap melakukan sesuatu ada temannya setelah bercerita mau nggak mau harus sendiri dalam melakukan sesuatu. Akibatnya, seseorang bisa sering melamun yang berujung pada stress .
- Pengalaman Traumatis Pada Salah Satu Pasangan dan Anak-Anak
Perceraian suami istri terkadang menimbulkan trauma bagi pasangan itu sendiri. Kegagalan rumah tangga menjadi kenangan buruk dan kadang menghambat seseorang untuk kembali menikah dengan orang lain. Trauma perceraian tidak hanya menghinggapi perasaan suami istri yang baru saja berpisah, tapi juga berimbas pada anak. Trauma yang terjadi pada anak bisa berupa timbulnya ketakutan untuk menikah atau takut menerima orang tua tiri yang baru.
Menurut kelompok kami ada beberapa hal yang harus dilakukan agar suatu perceraian tersebut tidak marak terjadi, antara lain ; Menjaga komunikasi yang baik dengan pasangan, Menghargai pasangan dan memperlakukannya dengan baik, Menghindari tindakan kekerasan, Menghindari sikap egois, Memperbaiki kesalahan dengan jujur dan tulus
.
PENULIS :
- Yazid Wijdan
- Miqdad Jabbar
- Nabil Zaidan
- Risky Chusnul
- Meitsnanisa Khoiri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H