Pagi ini, aku melihat sebuah akun Twitter yang membagikan gambar milktea ukuran 5 Liter. Beberapa orang mengomentarinya sebagai sumber penyakit. Cuma orang yang mau bunuh diri atau hidup sengsara yang akan membelinya.
Beberapa orang lainnya, mengatakan bahwa itu adalah party size. Milktea sebanyak ini tidak akan diminum seorang diri. Rata-rata pedagang, menjual milktea dalam kemasan 500 ml. Artinya, milktea seukuran 5 liter ini untuk dibagi dengan 10 orang.
Kalau teman-teman, apa yang ada di benak kalian saat melihat gambar sebuah galon berisi 5 liter milktea?
Aku tidak sering mengonsumsi milktea. Biasanya aku hanya membeli milktea pada hari Minggu ketika ada suamiku di rumah. Atau di hari selain Minggu kalau aku sedang janjian dengan orang di suatu tempat.
Kalau aku perhatikan, milktea itu dibuat oleh penjualnya. Bukan tinggal tuang. Penjualnya menyeduh teh, menambahkan susu, memberi gula, dan menuangkannya pada gelas yang sudah dipenuhi dengan es dan topping. Jadi, aku kira itu adalah gambar lucu-lucuan. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana penjualnya membuat dan menjual milktea dengan porsi sebesar itu.Â
Sampai kemudian, aku menemukan benar-benar ada yang menjual milktea bertopping bubble segalon ukuran 5 liter. Tapi ya bukan buat diminum sendirian. Iklan dari penjualnya, milktea segalon berukuran 5 liter itu untuk party. Dikonsumsi paling oleh 10 -- 15 orang (Itu cara membagi toppingnya bagaimana, ya?).
Tapi party size ini masuk akal, sih. Dan dengan pembelian ukuran super jumbo seperti itu, menurutku bisa mengurangi sampah plastik juga (asal diminumnya menggunakan tumblr atau gelas kaca atau mug). Tapi, lagi-lagi di Twitter, ada yang membagikan potongan video di Youtube. Isinya adalah orang-orang yang meminum 5 liter milktea sendirian dalam waktu kurang dari 12 jam.
Pertanyaan pertamaku: emang enggak eneg, ya?
Aku suka milktea. Tapi ya sebatas itu saja. Bahkan beberapa kali, aku tidak menghabiskan milktea ukuran 500 ml sekali minum. Aku sampai menyimpannya di kulkas untuk kuminum di jam-jam berikutnya. Kadang, aku menunggu sampai esnya mencair supaya milktea yang aku minum tidak terlalu manis.
Aku kemudian menonton 3 dari video orang-orang yang meminum 5 liter milktea itu. Nyatanya, memang tidak ada yang sanggup menghabiskan milktea tersebut (kalau teman-teman ada yang melihat orang yang sanggup menghabiskan 5 liter milktea dalam sehari kabari aku, yah...).
Gini yah, tubuh kita itu adalah sistem sempurna yang diciptakan oleh Tuhan. Sebelum kita semua 'jatuh sakit' karena terlalu banyak minum milktea, tubuh kita sudah memberi peringatan.
Milktea itu (ini yang aku rasakan ya. Setiap orang memiliki batas toleransi yang berbeda), kalau diminum sedikit, dalam ukuran gelas dia yang paling kecil, rasanya memang nagih. Namun kalau aku minum yang ukuran paling besar, akan mulai ada penolakan dari tubuh. Perut yang terasa kembung, tenggorokan yang mulai nggak nyaman, sampai rasa pusing.
Pernah nggak sih kalian tergila-gila sama suatu makanan. Namun ketika keturutan untuk bisa makan sebanyak-banyaknya, kalian kemudian berada di satu titik tempat kalian berkata, "gue nggak akan makan ini lagi untuk jangka waktu yang sangat lama." Bisa kita bilang titik itu adalah titik jenuh, kali ya?
Misalnya kalian suka banget sama mie instan. Kemudian kalian mau makan mie instan selama seminggu penuh. Pada hari kelima, kalian sudah sampai di titik jenuh itu. Dan sejak saat itu hingga jangka waktu yang lama, kalian tidak lagi mau melihat mie instan.
Hal-hal semacam itu yang, menurutku, harus kita cermati. Ketika titik itu muncul, mungkin tubuh perlu waktu untuk memperbaiki ketidakseimbangan yang terjadi karena kita terlalu banyak makan sesuatu. Dalam kasus milktea, aku yakin titik jenuh itu muncul sebelum kita menghabiskan 5 liter.
Kalau seandainya, tiba-tiba ada yang meletakkan segalon milktea berukuran 5 liter di depan pintu kamar teman-teman, apakah kalian akan membaginya? Atau menghabiskannya seorang diri?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H