Berat, kan?
Ternyata, kenyataannya tidak sesulit yang aku bayangkan. Ketika aku mulai menanyakan tentang sampul dan subjek cerita, anak-anak menjawab dengan cukup baik. Mereka menyimak apa yang aku baca. Mereka juga merespon pertanyaan dan komentarku. Seorang anak bahkan meminjam buku yang aku baca untuk dia baca sendiri.
Wah, menyenangkan ya?
Tentu saja untuk mencapai hasil yang maksimal, yaitu ketika anak-anak mau membaca sendiri dan termotivasi untuk bisa membaca, kita harus melakukan pembacaan nyaring secara berulang-ulang. Tidak cukup sekali.
Kesimpulanku, membaca nyaring adalah sebuah pancingan yang dilakukan seseorang supaya orang lain (dalam hal ini anak-anak) mau dan mampu membaca.Â
Harus diakui, ini adalah tanggung jawab yang berat. Dengan membaca nyaring, kita membuat anak mampu untuk membaca tanpa anak ini di-drill latihan membaca. Sebelum anak itu mampu membaca, kita harus menumbuhkan kemauannya untuk membaca.
Ini yang kemudian seharusnya menjadi kesempatan bagi teman-teman yang mengelola dan aktif di perpustakaan komunitas. Dalam menyebar virus literasi, tidak cukup hanya dengan mengumpulkan buku-buku untuk dibaca masyarakat. Teman-teman juga harus melakukan sesuatu supaya masyarakat tidak sekadar mengunjungi perpustakaan tapi juga bisa menjadi pembaca buku yang aktif.