Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sampah Sisa Banjir dan Hidup (Harus) Minimalis

4 Januari 2020   21:29 Diperbarui: 6 Januari 2020   14:34 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumah yang aku kontrak sekarang kecil, jadi barang-barangku tidak banyak. Namun ini jauh lebih banyak dibanding saat aku mengontrak di kontrakan yang lebih kecil. Dulu, aku dan suamiku hanya punya sebuah kasur, sebuah lemari excel, sebuah kulkas, sebuah kompor, sebuah meja, dan sebuah rak buku untuk barang yang besarnya. Sekarang, kecuali kompor, barang-barang itu menjadi dua.

Ini belum termasuk buku-buku pribadi (kalau buku jualan nggak usah dihitung lah ya) dan barang-barang kecil yang kami masukkan dalam kotak kontainer. 

Aku dan suamiku sudah pernah menyortir barang-barang kami. Nyatanya, barang-barang yang kami miliki sekarang memang barang-barang yang kami butuhkan dan gunakan sehari-hari.

Kira-kira, kalau aku akhirnya punya rumah yang lebih besar dari ini, apakah barang-barangku akan bertambah banyak? Aku harap enggak sih ya. Kecuali kalau aku punya anak nanti. Namanya nambah manusia pasti barang juga bertambah.

Namun, aku harap apapun barang yang akan aku beli nantinya adalah barang-barang yang memang aku butuhkan. Aku harap aku tidak menghambur-hamburkan sumber daya alam untuk hobiku mengoleksi barang, untuk memenuhi hasrat egoisku.

Apakah membeli barang yang sesuai kebutuhan artinya kita hidup minimalis? Bukankah itu artinya kita hidup secukupnya?

Menurutku, standar secukupnya itu tidak ada. Semua orang cukup dengan caranya masing-masing. Kenapa ada orang yang korupsi? Karena seberapa banyak pun harta yang dia punya, dia tidak pernah merasa cukup. Sedangkan minimalis itu ada ukurannya.

Bisa jadi, sampah-sampah itu adalah hal-hal yang kita ambil dari alam. Kemudian alam mengambilnya lagi dan mengembalikan pada kita dalam bentuk sampah. Seperti yang selama ini kita lakukan pada alam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun