Dalam wawancara dengan dw.com, Dr. Dirhamsyah, direktur pusat penelitian oseanografi di LIPI, mengatakan kalau penelitian tandingan ini tidak terlalu penting. Namun harapannya, penelitian ini bisa memulihkan nama baik Indonesia.
Dr. Dirhamsyah mengatakan bahwa sungai-sungai yang melalui Jakarta relatif bersih karena secara berkala pemda DKI mengambili sampah dan membersihkan sungai. Ini di Jakarta, bagaimana di daerah lainnya? Masih hangat diperbincangan, akhir tahun lalu Sungai Winong di Cirebon dicemari oleh limbah beracun. Menurut merdeka.com, Sungai Citarum bahkan didapuk sebagai sungai terkotor dan terhitam di Jawa Barat.
Kalau dari pengalaman-pengalaman yang kuceritakan tadi, aku legowo Indonesia dikatakan penyumbang sampah terbanyak. Hal itu bisa menjadi teguran supaya pihak-pihak terkait bisa lebih serius dalam menangani masalah sampah ini. Sosialisasi untuk tidak membuang sampah sembarangan ini sepertinya perlu dikuatkan lagi.
Tempat-tempat wisata terutama wisata alam, harus dikelola dengan baik oleh pemerintah daerah, termasuk penyediaan tempat sampahnya. Jangan lagi ada orang yang membuang sampah sembarangan kemudian ngeles karena tidak adanya tempat sampah.
Anak-anak harus bisa dibiasakan untuk membuang sampah di tempatnya. Dan itu tentu harus dimulai dari pemahaman orang tua anak-anak tentang sampah. Jangan sampai ada orang tua yang ketika ditanya dimana buang sampah, dia menjawab taruh saja di situ.
Larangan membuang sampah di sungai (termasuk sampah industri) harus ditegaskan. Perlu ada sanksi yang berat untuk pelanggarnya. Ikan tidak bisa memakan sampah.
Banyak hal yang bisa dan harus dilakukan terkait masalah sampah ini selain membuat penelitian tandingan. Penelitian tandingan tidak akan membuktikan apapun bila kenyataannya, masyarakat kita memang tidak peduli dengan urusan sampah ini.
NB: tulisan ini pertama kali dipublikasikan di pepnews.com. Diunggah kembali dengan gubahan seperlunya. Siang ini menonton tayangan berita di Youtube yang mengatakan bahwa air di Curug Parigi berubah menjadi hitam dan berbau akibat limbah pabrik. Kata WALHI, butuh 10 tahun untuk bisa mengembalikan kondisi Curug Parigi seperti semula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H