"Sus, saya nggak bohong," kata Suster Imelda melepaskan tangan Suster Tina. "Saya melihat sendiri. Hakim-hakim ini sedang melakukan rapat gelap. Saya yakin mereka tidak gila. Demi Tuhan, Sus..."
"Tidak usah membawa nama Tuhan, Suster Imelda," kata Suster Tina memperingatkan. "Cuma ngurusin orang gila aja kok pake bawa-bawa Tuhan segala... Kamu lihat sekarang, Sus..."
"Tapi Sus," rengek Suster Imelda.
Suster Tina hanya menggelengkan kepala pertanda dia tidak mau diganggu lagi dan pergi meninggalkan Suster Imelda yang masih terpaku memperhatikan tingkah para pasien hakim. Tak berapa lama, seorang perawat yang lain datang menghampiri Suster Imelda.
"Suster Imelda," panggil perawat itu sambil menepuk bahu Suster Imelda. "Kamu kenapa? Ayo kita siapkan obat-obat pasien ini."
"Suster Nora, saya melihat pasien-pasien ini tadi sedang rapat," kata Suster Imelda. "Aku rasa, ada hal mengerikan yang akan terjadi."
Suster Nora menggelengkan kepalanya.
"Tampaknya, dirimu terlalu banyak lembur," kata Suster Nora prihatin. "Nanti aku bantu bilang ke Suster Tina untuk tidak memberimu jam lembur lagi, ya,..."
"Suster Nora nggak percaya sama aku?" tanya Suster Imelda.
Suster Nora menggelengkan kepalanya dan menarik lengan Suster Imelda.
"Sebaiknya, kamu mengurangi membaca novel thriller," kata Suster Nora. "Gak baik buat perawat di poliklinik spesialis jiwa macam kita."