Treponema, bakteri penyebab sipilis, mirip-mirip seperti itu. Antigen atau bahasa yang digunakan treponema, mirip dengan yang digunakan oleh cardiolipin, sel yang menyusun otot jantung.
Treponema yang memang punya niat jahat, menyebabkan kerusakan di dalam tubuh. Ketika terjadi kerusakan itulah sistem kekebalan tubuh baru ngeh dengan adanya penyusup. Mereka kemudian menyerang treponema.
Namun saat menyerang treponema, sistem kekebalan tubuh juga menyerang sel otot jantung yang menggunakan bahasa yang sama dengan treponema. Di situlah terjadi penyakit autoimun.
Penyakit autoimun disebabkan oleh alergi
Holford mencontohkan sebuah kasus yang dialami kliennya. Kliennya mengeluh selalu merasa kehausan. Kemudian Holford memintanya untuk mengecek tiroidnya. Ternyata dia mengalami hipotiroidisme. Hipotiroidisme bisa terjadi karena sistem imun tubuh menyerang kelenjar tiroid (ini juga salah satu tipe penyakit sistem imun).
Baca juga: Apa yang Bisa Kita Lakukan Bila Didiagnosa Penyakit Autoimun?
Holford kemudian menyarankan kliennya itu untuk tes anti-thyroid antibodies. Dan hasilnya positif. Apa itu artinya?
Sistem imun tubuhnya memproduksi antibodi yang menyerang sel produsen thyroxine (hormon tiroid). Orang yang mengalami ini biasanya alergi terhadap gandum, susu, dan kedelai. Untuk memastikannya, Holford meminta kliennya untuk tes alergi di laboratorium. Dan hasilnya ternyata positif.
Karenanya, Holford selalu menyarankan orang yang mengalami penyakit autoimun untuk melakukan test alergi. Apakah tubuhnya tidak bisa mentoleransi makanan atau kondisi tertentu? Tujuannya, supaya orang tersebut menghindari makanan penyebab alergi yang dapat membuat sistem imun tubuhnya bergejolak.
Dalam artikel di laman nih.gov yang dirilis tanggal 2 Juni 2013, ilmuwan National Institutes of Health menyatakan bahwa penyakit autoimun seperti multiple sclerosis, asthma, crohns disease, celiac disease, dan diabetes tipe 1 adalah perkembangan dari alergi. Selain dari itu, autoimun juga bisa terjadi dari infeksi dan kanker.