Judul  Film      : Mariposa
Sutradara       : Fajar Bustomi
Penulis Naskah : Alim Sudjo berdasarkan karya Luluk HF
Produser        : Cand Parwez Servia Frederica
Pemeran        :  Angga Yunanda, Adhisty Zara, Dannia Salsabilla, Abun Sungkar, Junior Roberts, Syakir Daulay, Igr Fahrezi, Ariyo Wahab, Ersa Mayori, Baim, Iszur Muchtar, Aris Nugraha, TJ, Yudha Keling, Diaz Danar
Produksi : Falon Pictures Kharisma Starvision
Durasi : 118 menit
Sinopsis
Film Mariposa ini mengisahkan tentang perjuangan Acha yang diperankan oleh Adhisty Zara mengejar cinta Iqbal yang diperankan oleh Angga Yunanda. Iqbal menghindar tiap didekati oleh Acha. Namun Acha tetap bertekad untuk mendapatkan hati Iqbal bagaimana pun caranya. Bagaimana tidak Acha adalah siswi pintar, ramah, cantik, kesempurnaannya membuat Acha peraya diri tapi Iqbal malah mengatakan jika tidak suka kesempurnaan.Â
Sikap dingin yang berkali-kali diberikan Iqbal pada Acha membuat sahabat Acha bernama Amanda mencegah Acha mendekati Iqbal karena takut Acha akan sakit hati nantinya. Acha yakin Iqbal yang sekeras batu akan pecah jika ditetesi air terus-menerus. Sampai di titik jenuh Iqbal yang terus dikejar mengatakan bahwa cara Acha mendekatinya itu murahan dan tidak seharusnya seorang perempuan mengejar seorang laki-laki. Acha memutuskan untuk menjauhi Iqbal. Tidak disangka Iqbal merasa aneh karena dijauhi dan memberi perhatian kepada Acha saat latihan olimpiade.Â
Saat hari perlombaan tiba-tiba hidung Acha mengeluarkan darah namun tetap melanjutkan megerjakan soal walaupun Iqbal menyuruh Acha untuk istirahat. Saat penerimaan piala pada tim Acha dipertemukan dengan ayah Iqbal dan mengatakan jawaban soal terakhir yang menyelamatkan timnya adalah jawaban dari Acha.Â
Acha yang kemudian ditawari oleh teman ayah Iqbal untuk menerima beasiswa tapi Acha menolak. Acha hanya akan melakukan hal yang dia suka. Dari situ Iqbal belajar bahwa hidup itu tidak boleh dipaksakan lalu menolak permintaan ayahnya yang memaksa Iqbal untuk kuliah di luar negeri dan melakukan hal yang disukainya yaitu Acha. Iqbal datang menemui Acha dan menembaknya.
Ulasan
Film yang bernuansa korea ini menceritakan tentang kehidupan remaja yang jauh dari fakta kehidupan remaja di Indonesia. Pasalnya tokoh-tokoh dalam film ini terkesan manja dan memperlihatkan klaster tinggi namun ketika sampai pada persolan Iqbal dan ayahnya kita dikembalikan pada kehidupan remaja Indonesia asli. Konflik pada film ini memang tidak mendobrak seperti film lain karena menghadirkan persoalan dan penyelesaian yang ringan. Banyak yang menikmati film ini sayangnya ada adegan yang dialognya sangat kontras dengan dialog sesudahnya.
Kesimpulan
Film ini cukup memotivasi anak-anak muda di Indonesia untuk belajar dan mengenal sains, latar tempat dan suasana olimpiade juga dapat menjadi gambaran bagi anak-anak muda Indonesia ketika sedang olimpiade.
Baca juga https://zonaintelektual.com/2021/06/muslimah-cerdas-di-era-digitalisasi/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H