Saat hari perlombaan tiba-tiba hidung Acha mengeluarkan darah namun tetap melanjutkan megerjakan soal walaupun Iqbal menyuruh Acha untuk istirahat. Saat penerimaan piala pada tim Acha dipertemukan dengan ayah Iqbal dan mengatakan jawaban soal terakhir yang menyelamatkan timnya adalah jawaban dari Acha.Â
Acha yang kemudian ditawari oleh teman ayah Iqbal untuk menerima beasiswa tapi Acha menolak. Acha hanya akan melakukan hal yang dia suka. Dari situ Iqbal belajar bahwa hidup itu tidak boleh dipaksakan lalu menolak permintaan ayahnya yang memaksa Iqbal untuk kuliah di luar negeri dan melakukan hal yang disukainya yaitu Acha. Iqbal datang menemui Acha dan menembaknya.
Ulasan
Film yang bernuansa korea ini menceritakan tentang kehidupan remaja yang jauh dari fakta kehidupan remaja di Indonesia. Pasalnya tokoh-tokoh dalam film ini terkesan manja dan memperlihatkan klaster tinggi namun ketika sampai pada persolan Iqbal dan ayahnya kita dikembalikan pada kehidupan remaja Indonesia asli. Konflik pada film ini memang tidak mendobrak seperti film lain karena menghadirkan persoalan dan penyelesaian yang ringan. Banyak yang menikmati film ini sayangnya ada adegan yang dialognya sangat kontras dengan dialog sesudahnya.
Kesimpulan
Film ini cukup memotivasi anak-anak muda di Indonesia untuk belajar dan mengenal sains, latar tempat dan suasana olimpiade juga dapat menjadi gambaran bagi anak-anak muda Indonesia ketika sedang olimpiade.
Baca juga https://zonaintelektual.com/2021/06/muslimah-cerdas-di-era-digitalisasi/
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H