Mohon tunggu...
Meisya Andjani
Meisya Andjani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi S-1 Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pengaruh Insentif Finansial dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru Dalam Pendidikan Kontemporer

27 Desember 2023   10:48 Diperbarui: 27 Desember 2023   11:10 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: meisyaandjani26@gmail.com

Abstrak

Kinerja guru dengan dilatar belakangi oleh pendidikan kontemporer dalam dunia pendidikan, dimana model pengelolaan pendidikan dikembangkan berbasis pada era digital dan manajemen industri. Kinerja tenaga pendidik yang baik akan berdampak pada manajemen sekolah juga. Namun, pada pendidikan kontemporer sekarang kinerja tenaga pendidik mulai menurun. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seorang tenaga pendidik adalah insentif finansial dan disiplin kerja. Insentif finansial yang diterima yaitu dalam bentuk bonus kerja, komisi, profit sharing, dan kompensasi. Kinerja guru dalam peningkatan disiplin kerja di kegiatan pembelajaran diperlukannya beberapa aspek yaitu, kepatuhan guru, ketepatan waktu guru, kesadaran guru, kesediaan guru dan tanggungjawab guru. Dari artikel menyatakan bahwa pengaruh insentif finansial sangat memberi pengaruh yang baik dan krusial terhadap kinerja seorang guru dan diharapkan pengoptimalisasian standarisasi dalam pembagian insentif finansial.

PENDAHULUAN

Sebagai agent of change sebuah negara, pendidikan menjadi suatu tuntutan untuk mampu berperan secara dinamis dan proaktif. Salah satu permasalahan yang ada pada pendidikan kontemporer sekarang adalah efisiensi pengajaran. Beberapa permasalahan efisiensi pendidikan di Indonesia disebabkan oleh biaya pendidikan yang mahal, waktu yang lama dalam proses pendidikan, kualitas tenaga pendidik dan permasalahan lainnya yang dapat mempengaruhi peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia.

Pendidikan pada zaman dahulu hinggan zaman sekarang menjadi permasalahan bersama, karena semua orang membutuhkan pendidikan dan sadar akan pentingnya pendidikan untuk melanjutkan hidup. Isu-isu kontemporer pendidikan banyak sekali wujudnya, diantaranya dengan adanya ICT (Information and Communication of Technology) seakarang yang berdampak terjadinya degradasi pendidikan yang cepat. Kontemporer memiliki arti kekinian, modern atau sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama (Hudaidah, 2020:112). Pada era sekarang salah satu  hal yang menjadi isu pendidikan kontemporer di Indonesia yaitu "Komersialisasi Pendidikan". Sudah menjadi suatu keharusan untuk mengakui bahwa praktik komersialisasi pendidikan yang terjadi di Indonesia sekarang telah menjadi sebuah rahasia umum mulai dari jenjang playgroup hingga perguruan tinggi, baik swasta maupun negeri.

Di Sekolah Dasar Negeri, benar bahwa sudah diberlakukannya keringanan biaya sekolah dan bebas pengeluaran anggaran pengajaran, namun pelajar tidak sekedar membutuhkan hal tersebut, kebutuhan lainnya dapat dilihat dari buku modul, alat tulis, seragam dan lain sebagainya yang diketahui bahwa hal tersebut diwajibkan oleh Lembaga Pendidikan yang bersangkutan (Inayah, 2019).

Posisi seorang guru didalam dunia pendidikan merupakan garda terdepan dan pusat dari seluruh proses kegiatan belajar. Totalitas dalam bekerja, berdedikasi, loyal dalam kegiatan belajar serta mampu mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik juga menjadi kinerja seorang tenaga pendidik.

Kinerja sangat penting dalam memonitoring perkembangan capaian sebuah Lembaga Pendidikan. Kinerja juga digunakan sebagai fungsi operasional sebuah Lembaga Pendidikan. Tanpa adanya kinerja yang baik dari seluruh tenaga pendidik di suatu Lembaga Pendidikan, maka akan menjadi permasalahan yang sulit dalam pencapaian hasil yang maksimal. Penerapan kinerja yang baik akan menjadi sebuah cerminan terhadap tanggungjawab dengan tugas yang dihadapi sehingga berdampak pada produktivitas tenaga pendidik.

Menurut Gary Dessler (2020:146) ada beberapa pendekatan yang dilakukan untuk menilai kinerja tenaga kerja diantaranya: (1) kualitas kinerja; (2) kuantitas kinerja; (3) jam kerja; (4) kerjasama dalam tim; serta (5) pengawasan. Menurut (Yani, 2020:13-14), dalam iklim sekolah sangat diperlukannya disiplin kerja, insentif kerja, dan kinerja guru untuk menciptakan iklim sekolah yang kondusif. Pemberian insentif termasuk salah satu hal terpenting untuk diperhatikan oleh suatu Lembaga Pendidikan, instansi ataupun perusahaan.

Tenaga kerja atau pegawai akan lebih bergairah dan termotivasi ketika insentif yang diterima sesuai dengan pengorbanan yang dilakukan dalam bekerja dan apabila tidak sebanding maka tidak munculnya gairah pada seorang tenaga kerja atau pegawai yang pada akhirnya mereka tidak disiplin dalam bekerja. Menurut Ainul Huri (2020:3), berpendapat bahwa insentif merupakan suatu bentuk balas jasa atau keuntungan dari lembaga atau instansi yang dapat diukur nilainya dan sudah pasti ditetapkan. Beberapa insentif yang diterima tenaga kerja antara lain: (1) bonus kerja; (2) komisi; (3) profit sharing atau bagi hasil; dan (4) kompensasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun