Terlepas dari itu semua, ia memiliki sikap yang baik, dengan kisah heroic nya dia dalam menyelamatkan Anna pada sebuah kerusuhan, dengan kisah cinta yang sungguh manis juga mengharukan dan dengan aksi perlawanannya terhadap pembajakan kapal. Tokoh ini akan memberikan kesan yang enak dan bagus bagi setiap pembaca nya.
Di sepertiga awal cerita, pertanyaan pun muncul dari seorang guru mengaji dalam kapal, Bonda Upe. "Aku adalah mantan cabo, apa mungkin Allah mengijinkan aku untuk menginjakkan kaki di Tanah Suci?." Pertanyaan ini dijawab dengan bijak oleh Guratta. Kisah yang lampau mengenai Bonda Upe akan membuat para pembaca tersentuh. Karena masa lalu nya yang silam, melalui suaminya yang menerimanya apa adanya dan melalui jawaban bijak dari Sang Ulama.
Pembaca juga akan dibuat terkejut oleh pertanyaan kedua karena pertanyaan kedua berasal dari tokoh yang terlihat sempurna kehidupannya, ia adalah Daeng Adipati.Â
Ia bertanya tentang bagaimana ia menghapus kebencian yang sudah ada dalam dirinya selama bertahun -- tahun kepada seseorang yang seharusnya ia sayangi. Pertanyaan ini begitu mengesankan mengingat konflik yang terjadi pada keluarga Daeng Adipati di masa lalu.
 Sampai pada bagian tengah cerita, penulis menyuguhkan kisah cinta dengan sudut pandang yang berbeda dari biasanya. Bukan kisah cinta mengenai sepasang insan muda, melainkan mengenai kisah cinta sejati sepasang kakek -- nenek yang sehidup semati.Â
Pertanyaan ketiga muncul dari Mbah Kakung, seseorang yang memiliki usia paling tua dikapal. Seseorang yang memiliki kisah cinta yang sungguh romantis dengan pasangannya dan tengah menepati janjinya terhadap istrinya, untuk pergi haji bersama.Â
Pertanyaan muncul ketika ia harus kehilangan istrinya. Pertanyaan yang mungkin biasa ditemui, namum pembaca akan dibuat haru dengan jawaban Sang Ulama. "Kenapa harus sekarang?" (Mbah Kakung kepada Guratta).
Pertanyaan keempat berkisah tentang cinta. Yang dimana tentang kisah cinta Ambo Uleng yang manis sekaligus mengharukan. "Kami tidak pernah bicara walau sepatah katapun. Aku juga tidak berani menatapnya. Kalau berpapasan, dia menunduk. Tapi aku tahu, kami saling menyukai." (Ambo Uleng kepada Guratta). Pertanyaan Ambo Uleng sederhana, namun sangat susah untuk dijawab. Ia bertanya mengenai apa sih cinta sejati itu.
Memasuki akhir cerita, perjalanan ini diwarnai kisah pembajakan kapal. Gaya penulisan penulis mampu membawa tegang pembaca dengan pertempuran yang terjadi di dalam kapal. Kemudian pertanyaan kelima muncul. Pertanyaan ini datang dari Sang Ulama yang telah menjawab keempat pertanyaan tersebut.Â
Ia menyimpan satu pertanyaan, tentang kemunafikan. Bagian tersebut terdapat pada akhir dari cerita. Cara penyampaian jawaban yang disajikan secara tersirat dan penuh makna serta epilog yang tidak terduga merupakan salah satu hal yang yang menjadi penutup dari kisah perjalanan yang panjang dan rumit tersebut.
Rindu merupakan salah satu novel yang terbilang unik karena penulis mampu menyajikan cerita yang bagus dengan latar yang tidak biasa ditemui. Novel ini cocok dibaca untuk berbagai kalangan, baik muda maupun dewasa karena mengingat nilai moral yang sangat banyak ditemui dan patut dicontoh dalam novel ini. Bukan Tere Liye namanya jika karyanya tidak membekas pada para pembaca juga menyirat nilai moral yang tinggi. Gaya kepenulisan yang sederhana namun estetikanya saat bagus dan mudah dimengerti merupakan salah satu ciri khas penulis.