Mohon tunggu...
Meistra Budiasa
Meistra Budiasa Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati Budaya dan Media

Dosen Komunikasi, Universitas Bung Karno, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kelas Menengah dan Konsumsi dalam Olahraga Lari Marathon

30 November 2017   09:43 Diperbarui: 30 November 2017   10:21 3107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
thejakartamarathon.com

a). Globalisasi

Sebagai sebuah konsep globalisasi memiliki berbagai definisi dan sudut pandang. Meskipun demikian, globalisasi pada tataran paling umum dimengerti sebagai hubungan-hubungan dan sirkulasi-sirkulai antara sejumlah wilayah geografis yang kurang lebih berjauhan, adalah sebuah proses sejarah yang sangat kuno dan silih berganti (Chaubet, 2013: 10). Pandangan lain datang dari Geoger Ritzer seorang sosiolog yang banyak mengkaji konsep dan budaya globalisasi dengan pikirannya yang paling berpengaruh yakni model Mcdonaldlisasi. 

Dalam model ini globalisasi dilihat sebagai bentuk dari cara kerja atau pandang yang mirip dengan restoran cepat saji McDonald, dalam definisinya Ritzer memandang globalisasi sebagai sebuah proses di mana berbagai prinsip restoran cepat saji hadir untuk mendominasi lebih banyak sektor kehidupan Amerika serta belahan dunia lain (Ritzer, 2013:5). Dimensi dari McDonaldlisasi adalah Efisiensi, Daya Hitung, Daya Prediksi, dan kontrol. Efisensi berkaitan dengan metode optimal untuk mencapai satu tempat ke tempat lain hal ini dalam McDonald berkaitsn dengan cara yang praktis untuk memuaskan kebutuhan pelanggan. 

Daya Hitung berkaitan dengan aspek kuantitatif dari produk yang dijual (porsi, ukuran, harga) dan pelayanan yang ditawarkan (waktu yang diperlukan untuk mendapatkan produk tersebut). Daya prediksi berkaitan dengan jaminan bahwa produk dan pelayanan akan tetap sama sepanjang waktu dan di seluruh lokasi. Kontrol berkaitan dengan bagaimana konsumen dengan dibawa suasana yang nyaman dapat digiring pada nilai-nilai pelayanan mereka. Model globalisasi ini merupakan bagian dari cara pandang yang homogen dalam melihat jalannya sistem global ini. Dalam kaitannya dengan olahraga model McDonaldisasi ini masuk pada dimensi daya hitung, di mana pada masa sekarang nilai kuantitas dalam aktifitas fisik lebih diutamakan. 

Sebagai contoh bagaimana para penyelenggara event olahraga kini lebih mengutamakan jumlah peserta yang mendaftar begitu juga dengan para atlit yang lebih dituntut untuk memperbaiki kuantitas waktu baik dari segi latihan, pertandingan, maupun jumlah pengiriman atlit yang dapat diukur dengan berapa jumlah prestasi yang dapat dihasilkan bagi negara, klub, maupun komunitas. Sehingga kualitas atlit pada konsep ini tidk menjadi perhatian yang utama karena lebih mengutamakan kuantitas.

Konsep lain dari globalisasi yang menjadi menarik adalah pandangan dari Arjun Appadurai. Bagi Appadurai, globalisasi bukanlah sekedar berbentuk homogen namun perubahannya tidak berlangsung secara linier, baginya ada respon secara lokal atau beradaptasi secara lokal terhadap bentuk homogen tersebut. 

Respon tersebut kemudian melahirkan heterogenitas yang kemudian menciptakan adaptasi lokal dalam melihat keberagaman satu kebudayaan tersebut. Dalam hal ini globalisasi bukan tentang bagaimana barat mempengaruhi timur (baratisasi) tetapi lebih kepada memperluas ruang yang memiliki efek dalam bentuk metedologis. Bentuk dalam hal ini bukan sekedar secara geografis tetapi lebih kepada psikografis dalam bentuk gaya hidup dalam memandang sesuatu. Proses ini dalam pandangan Appdurai merupakan aktivitas kebudayaan yang bersifat Imaginary atau proses imajinasi sosial, implmentasi dari imajinasi tersebut tercakup dalam lima scape yakni etnoscape, mediascape, technoscape, financescape, dan ideoscape. 

Etnoscape, yaitu sebuah gambaran mengenai perpindahan orang-orang di seluruh dunia di mana kita hidup seperti: wisatawan, imigran, pengungsi, tenaga kerja, dan kelompok-kelompok serta aktivitas individu lainnya tanpa menafikan adanya komunitas yang relatif stabil lewat pola-pola kekerabatan dan atau hubungan pekerjaan. Technoscape, merupakan konfigurasi global di bidang teknologi yang kini bergerak dengan kecepatan tinggi semisal persoalan mekanik atau informasi. Financescape, berarti disposisi modal global yang misterius dan bergerak cepat seperti pasar mata uang, bursa saham, dan berbagai komoditas yang terus bergerak. 

Mediascapes, merujuk pada distribusi kemampuan elektronik untuk memproduksi dan menyebarkan informasi lewat surat kabar, majalah, stasiun televisi, dan studio produksi film, yang sekarang tersedia untuk semakin banyak kepentingan pribadi dan publik di seluruh dunia, serta gambaran dunia yang diciptakan oleh media. Ideoscapes, bagian dari rangkaian gambar, namun mereka sering bernuansa politis dan sering harus melakukannya dengan ideologi suatu negara atau ideologi tandingan (counter-ideology) yang berorientasi untuk menangkap kekuasaan negara atau bagian darinya. Istilah scape ini dipergunakan oleh Appadurai untuk melihat lebih dalam konstruksi perspektif yang ada dalam sejarah, linguistik, dan politik yang semuanya itu diperankan secara berbeda oleh para aktor yang terdapat dalam negara, multinasional, maupun komunitas diaspora. 

Sehingga hubungan kelima scapes tersebut berkaitan dengan terbentuknya dengan suatu imajinasi yang dimana secara tidak langsung mewarnai kehidupan realitas sosial masyarakat. Imajinasi dalam pandangan Appadurai merupakan bagian dari praktik sosial berupa sebuah fantasi yang membuat manusia seakan-akan lari dari dunia yang membentuknya. Imajinasi kemudian menjadi field yang terorganisir dari praktik sosial, bentuk negoisasi antara agen individu dan global. 

Dari pandangan ini dapat dikatakan bahwa aktifitas dari olahraga kini sifatnya sudah menyebar ke seluruh dunia melalui berbagai ruang yang tersedia utamanya media massa. Sebaran tersebut sudah tidak lagi bersifat seragam karena masyarakat di seluruh dunia saat ini tidak saja saling terhubung satu arah namun dapat saling menciptakan imajinasi bersama berdasarkan informasi yang mereka terima. Olahraga misalnya dalam perspektif ini bisa menjadi bentuk imajinasi bersama mengenai wacana tentang kesehatan, masyarakat di perkotaan dengan bentuk mobilitasnya yang mayoritas seperti waktu industri sebagai implementasinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun