Memiliki kendaraan pribadi memang menjadi pilihan utama bagi mayoritas masyarakat di Indonesia. Karena lebih mudah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat salah satunya yaitu tentang efisiensi waktu. Masyarakat tidak perlu menyesuaikan waktu dengan kendaraan umum yang hanya melintas pada jam-jam tertentu dan tempat-tempat tertentu. Dengan adanya kepemilikan kendaraan masyarakat dapat mengakses segala kebutuhan kita tanpa terpaut waktu.
Berbicara soal kemudahan yang dimiliki ketika setiap orang memiliki kendaraan pribadi, memunculkan strategi marketing yang dapat memudahkan semua orang  untuk memiliki kendaraan impian mereka. Strategi marketing dalam hal ini salah satunya yaitu memunculkan adanya kredit murah.Â
Kredit murah telah dapat menarik perhatian masyarakat dan sangat membantu bagi masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah hingga menengah kebawah. Tidak hanya masyarakat menengah atas yang dapat memiliki sepeda motor lebih dari satu, namun masyarakat dengan keadaan ekonomi menengah pun dapat memiliki sepeda motor lebih dari satu. Jumlah tersebut tergantung ada berapa anggota keluarga yang membutuhkan kendaraan untuk memenuhi kebutuhannya.
Sama halnya dengan sepeda motor, kredit murah dengan persyaratan tertentu pun berlaku juga pada mobil. Jaman dahulu mungkin beberapa masyarakat merasa hanya keluarga menegah keatas saja yang dapat memiliki mobil. Namun kini keadaan sudah semakin maju, banyak masyarakat yang dapat dengan mudah mendapatkan 1 unit mobil baru. Melihat banyak sekali mobil yang harganya terbilang murah.Â
Masyarakat dapat membeli mobil dengan harga yang tidak menyentuh Rp 100 juta, apalagi masih dapat di kredit. Belum lagi banyak ditemui di situs online yang menawarkan mobil bekas dengan kisaran harga Rp 20 hingga Rp 50 juta saja. Perusahaan yang bergelut pada bidang ini dapat dikatakan telah sukses mendapatkan hati masyarakat.
Dibalik maraknya kredit kendaraan bermotor murah yang memiliki berbagai kemudahan bagi masyarakat, tersimpan dampak  negatif yang tidak dapat dipungkiri keberaadaannya. Banyak orang tidak menyadari adanya dampak negatif yang dihasilkan dari hal ini. Salah satunya adalah kemacetan yang mungkin tidak mereka sadari.Â
Kemacetan dapat disebabkan oleh kredit murah. Karena selain kebutuhan, tidak jarang orang dengan mudah membeli kendaraan karena gaya hidup. Selama ini kebanyakan dari masyarakat mungkin menyalahkan pemerintah yang pada kenyataannya keadaan jalan selalu macet yang jelas membuat masyarakat resah. Padahal kemacetan yang mereka resahkan tidak murni karena kesalahan pemerintah.
Seperti pernyataan yang telah dipaparkan diatas, tentang jumlah kendaraan yang dimiliki pada setiap rumah. Apabila dalam satu rumah semua anggota keluarga dengan kepentingan masing-masing membutuhkan kendaraan sendiri-sendiri. Seperti misalnya dalam satu rumah memiliki 3 anggota keluarga, seorang Ayah bekerja menggunakan 1 unit mobil, seorang Ibu rumah tangga dengan kesibukannya sendiri pergi ke pasar atau kegiatan ibu-ibu jaman sekarang yang membutuhkan 1 unit sepeda motor, seorang anak yang masih sekolah menengah keatas memerlukan 1 unit sepeda motor. Pada ilustrasi tersebut dapat dilihat berapa kendaraan yang digunakan dalam satu keluarga.
Bayangkan saja apabila semua rumah tangga dengan kebutuhan masing-masing disetiap daerah memerlukan kendaraan sendiri-sendiri. Tidak heran di kota-kota besar seperti Surabaya dan kota besar lainnya sering sekali dijumpai titik kemacetan. Belum lagi apabila terdapat libur Nasional atau libur Hari Besar seperti Hari Raya Idul Fitri yang melibatkan mayoritas masyarakat mudik ke kampung halaman. Tentu semua pengguna jalan raya menjumpai titik kemacetan pada jalur pantura.
Menurut Priyambodo seorang Peneliti Balitbang Provisi Jawa Timur, jumlah kendaraan bermotor di Provinsi Jawa Timur setiap tahunnya terus meningkat, rata-rata 6-7%. Selama Januari sampai September 2017 jumlah kenaikannya mencapai 7,12 persen. (Badan Pendapatan Daerah Jawa Timur, 2017).Â
Hasil penelitian terbaru dari Balitbang Provinsi Jawa Timur tahun 2017 tentang kepadatan lalu lintas di Jawa Timur menunjukkan bahwa jumlah kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat dari tahun 2015-2017 diseluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur selalu meningkat dan tidak pernah ada penurunan sama sekali.Â