Mohon tunggu...
Meimanputra Mendrofa
Meimanputra Mendrofa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa institut seni Indonesia Yogyakarta

Penggemar informasi tentang prestasi dan kontroversi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Trenggana Art Project : Membangun Harapan Baru untuk Janda Melalui Karya Seni Berjudul Obahing Pesti

14 Agustus 2024   13:09 Diperbarui: 14 Agustus 2024   14:40 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Afifah Wulan (Proses pengambilan video karya Obahing Pesti)

Baru-baru ini banyak sekali beredar berita - berita dan isu - isu tentang kasus yang sering menimpa para perempuan di Indonesia, seperti pelecehan secara verbal maupun non-verbal yang marak terjadi di lingkungan masyarakat. Tidak hanya itu, masalah - masalah ini timbul dikarenakan status sosial yang dialami oleh seorang perempuan masih saja sering dianggap sebagai status yang rendah daripada pria. Permasalahan ini tentu saja sudah menjadi kasus yang sampai sekarang menjadi isu kampanya oleh beberapa komunitas perempuan di Indonesia untuk menyuarakan identitas kesetaraan bagi negara dan dunia. Kesetaraan memang harus ditegakan untuk bagi semua golongan perempuan tanpa harus menyudutkan status yang dialami oleh perempuan itu sendiri dan merendahkan status yang mereka alami seperti seorang menjadi janda. Status janda sering menjadi bahan pembicaraan di kalangan perempuan, dan lingkungan sosial. Ketakutan beberapa perempuan di Indonesia untuk menjadi seorang yang berstatus janda sering kali menjadi bahan pembicaraan karena mengingat status ini sering mendapatkan pandangan buruk pada masyarakat sekitar. 

Beberapa kasus yang sering menimpa seorang janda sering kali muncul di lingkungan masyarakat karena adanya pandangan buruk terhadap mereka yang dianggap tidak bisa melakukan sesuatu tanpa adanya seorang pendamping hidup atau suami. Sebenarnya kasus- kasus ini bukan pertama kali terjadi, janda sering mendapatkan gunjingan sosial dan tekanan dalam lingkungan masyarakat untuk melanjutkan hidupnya setelah berpisah dengan suaminya. Melalui isu - isu sosial ini menjadi wadah bagi salah satu komunitas seni untuk menciptakan suatu karya tari yang akan menyuarakan dan membawa kekuatan kesetaraan bagi wanita.

Trenggana Art Project

Berdirinya komunitas seni ditengah wabah covid - 19 bukanlah suatu halangan yang menurunkan niat seorang Afifah Wulan Aprilia sari untuk berkarya. Memang kasus Covid-19 beberapa tahun yang lalu telah menimbulkan duka bagi semua orang di dunia karena kehilangan orang-orang yang mereka sayangi. Dari informasi yang diterima bahwa komunitas Trenggana Art Project ini baru berdiri di tahun 2022 yang lalu yang berlokasi di Kelurahan Gedungkiwo, Mantrijeron, Daerah Istimewa Yogyakarta. Afifah Wulan Aprilia sari sebagai pendiri dan penanggung jawab memiliki harapan bahwa komunitas seni ini tidak hanya mengembangkan seni - seni yang sudah ada, namun akan memberikan pengaruh sosial untuk para perempuan khususnya mereka yang berstatus sebagai seorang janda. Menurutnya, menjadi janda memang bukanlah suatu hal yang mudah, akan tetapi menjadi janda harus memiliki kekuatan dan keberanian untuk berkarya khususnya dibidang seni agar tidak dianggap rendah di lingkungan masyarakat. 

Komunitas ini bertujuan juga untuk mengkampanyekan bahwa karya seni tari dapat memberikan dukungan terhadap janda-janda untuk mendapatkan hak-hak sosial yang sama sebagai perempuan. Lewat komunitas ini akan membawa para janda untuk menjadi pribadi yang kuat, berani, serta mandiri dan dapat membuktikan bahwa seorang janda dapat melakukan banyak hal.

Obahing Pesti sebagai karya  seni tari

Berdirinya komunitas ini tentu saja menjadi kabar bahagia untuk semua perempuan khususnya para janda yang akan mendukung dan menyuarakan hak-hak sosial mereka. Komunitas ini dibuat untuk melestarikan tari klasik gaya Yogyakarta yang kemudian berkembang mempelajari berbagai macam jenis tari kreasi baru, komtemporer, tari adat maupun jenis tari lainnya. Dengan harapan ini maka lahirlah salah satu karya yang bertujuan untuk menunjukan bahwa seorang perempuan yang sudah menjadi janda bisa melakukan segala hal dengan kekuatan dan keberanian yang mereka punya. Karya ini berjudul "Obahing Pesti" yang diambil dari bahasa jawa yang berarti berjalannya sebuah garis takdir. Karya ini merupakan sebuah karya seni tari yang menunjukan bagaimana seorang janda mampu menikmati jalannya roda kehidupan serta abu - abunya takdir kehidupan. Di setiap gerak - gerak tari ini memberikan makna dan arti yang begitu besar untuk kehidupan perempuan agar bisa lebih kuat dan menikmati setiap proses kehidupan tutur Afifiah ketika di wawancarai.

Dengan terciptanya karya tari Obahing Pesti ini akan memberikan dampak positif bagi semua perempuan. Khususnya para janda diluar sana yang sedang menjalani kehidupannya, agar semakin berani, kuat dan percaya diri untuk menunjukan segala keahlian yang mereka miliki. Karya ini juga akan memberikan kesadaran bagi sesama perempuan untuk saling menjaga dan menghargai status yang mereka miliki, dimana mereka akan saling mendukung tanpa melihat adanya perbedaan sosial yang mereka miliki.

Sumber : Afifah Wulan (foto bersama  penari dan pendiri Trenggana Art Project)
Sumber : Afifah Wulan (foto bersama  penari dan pendiri Trenggana Art Project)

Perempuan Sebagai pelaku seni

Pengembangan karya seni memang harus lebih dilestarikan khususnya oleh generasi-generasi yang masih belum memahami betapa pentingnya seni dalam hidup bermasyarakat. Perempuan juga mampu untuk menjadi pemimpin bahkan pelaku seni di lingkungan masyarakat yang selalu berpegang teguh mengikuti aturan adat yang berlaku. Tidak hanya itu, seorang perempuan yang berstatus seorang janda juga harus bisa untuk mengekspresikan bakat dan keahlian yang mereka miliki agar tidak dianggap sebelah mata dalam lingkungan sosial yan terkadang mengucilkan mereka. Berkarya bukanlah suatu hal yang mudah bagi seorang perempuan yang berstatus janda  ditengah bulian dan hinaan yang sering mereka terima dari masyarakat. Namun, itu menjadi salah satu tantangan yang mereka harus lalui agar bisa mencapai tujuan yang bermanfaat bagi para generasi pelaku seni dan sesama perempuan.

Salah satu harapan pendiri dari komunitas seni ini yaitu janda mampu untuk mewujudkan mimpinya dalam berkarya, dan masyarakat tidak akan memandang status seorang janda sebagai pribadi yang tidak bisa melakukan apapun tapi sebaliknya. Karya tari Obahing Pesti ini menjadi salah satu bagaimana usaha dari pendiri komunitas ini menyuarakan suara para janda di luar sana sekaligus menggambarkan kehidupan seorang janda yang mampu mengubah hidupnya lewat suatu karya. 

Dengan demikian, segala bentuk kampanye atau bahkan aktivitas menyuarakan kesetaraan bagi setiap perempuan akan semakin diperhatikan oleh semua pihak. Masyarakat juga harus turut serta untuk meghargai dan menyuarakan hak - hak yang seharusnya didapatkan oleh para perempuan khususnya janda. Dengan adanya karya - karya yang dilestarikan dan dibuat oleh para perempuan akan mampu mendapatkan perhatian dunia agar mendapatkan kesejahteraan yang sama di lingkungan masyarakat dan sosial. Salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan sosial media sebagai media publikasi karya tersebut, agar orang - orang dapat menyaksikan kekuatan dan keberanian seorang perempuan yang berstatus sebagai janda mampu bangkit dari hinaan. Oleh karena itu, peran pemerintah juga sangat berlaku untuk melindungi setiap perempuan agar mereka terhindar dari segala kasus seperti pelecehan atau bahkan tindakan yang melanggar aturan hukum yang berlaku. Perempuan memang sudah sepatutnya diberikan layanan keselamatan yang lebih agar setiap perempuan dimanapun mendapatkan kesejahteraan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun