Mohon tunggu...
Meilly Victoria Aquino
Meilly Victoria Aquino Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswi Ilmu komunikasi di Universitas Atma Jaya

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Kampanye Media Sosial "Spotify Wrapped" dan Pengaruhnya terhadap Audiens

16 Oktober 2024   19:23 Diperbarui: 16 Oktober 2024   19:34 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dilansir dari OOM (2023), setiap akhir tahun, pengguna Spotify menantikan momen di mana mereka dapat melihat kembali perjalanan musik mereka selama 12 bulan melalui kampanye "Spotify Wrapped." Kampanye ini bukan hanya sekadar kumpulan statistik tentang lagu-lagu yang sering didengarkan, tetapi sebuah pengalaman personal yang membuat pengguna merasa terhubung dengan kenangan dan momen spesial yang diiringi oleh musik. Kampanye "Spotify Wrapped" menggunakan tiga elemen retorika utama yang membuatnya sangat persuasif: ethos, pathos, dan logos.

1. Ethos (Etos)

Spotify menggunakan data pengguna untuk menciptakan rasa percaya bahwa platform ini benar-benar mengenal dan memahami penggunanya. Melalui data personal, seperti artis yang paling sering didengar, genre musik favorit, hingga durasi mendengarkan, Spotify membangun kredibilitas dengan menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang selera penggunanya. Pengguna merasa dihargai karena data yang ditampilkan tidak sembarangan, melainkan data yang benar-benar mereka hasilkan sepanjang tahun. Ini memperkuat citra Spotify sebagai platform yang tepercaya dan "teman" yang selalu ada sepanjang perjalanan musik mereka.

2. Pathos (Patos)

Elemen emosional memainkan peran penting dalam kesuksesan kampanye ini. "Spotify Wrapped" tidak hanya menampilkan data statistik, tetapi juga membangkitkan perasaan nostalgia. Ketika pengguna melihat kembali lagu-lagu yang mereka dengarkan dalam momen-momen tertentu, mereka cenderung teringat pengalaman hidup yang mengiringi lagu-lagu tersebut. Misalnya, lagu yang sering diputar saat masa sulit atau playlist yang menemani saat-saat bahagia. Tampilan visual yang penuh warna dan interaktif juga menambah pengalaman emosional, menjadikannya bukan hanya tentang angka, tetapi tentang cerita pribadi.

3. Logos (Logos)

Dari segi logos, Spotify menghadirkan bukti konkret tentang keterlibatan pengguna dengan musik di platform mereka. Statistik yang ditampilkan, seperti total menit mendengarkan musik, daftar artis favorit, dan genre teratas, memberikan bukti logis tentang seberapa besar interaksi pengguna dengan Spotify. Data ini tidak hanya menjadi informasi pasif, tetapi juga memicu refleksi pengguna tentang bagaimana musik berperan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Salah satu kekuatan terbesar dari kampanye ini adalah kemampuan Spotify untuk mendorong interaksi sosial di luar platformnya. Setiap tahun, setelah pengguna mendapatkan "Wrapped" mereka, hasil tersebut banyak dibagikan di berbagai platform media sosial, seperti Instagram, Twitter, dan Facebook. Ini menciptakan dialog sosial, di mana teman-teman mereka dapat saling bertukar cerita tentang artis favorit, lagu yang didengarkan, atau bahkan saling merekomendasikan musik baru.

Spotify juga memanfaatkan elemen kompetisi sosial. Banyak pengguna merasa bangga membagikan statistik mereka, yang pada akhirnya mendorong orang lain untuk membandingkan hasil mereka. Hal ini menciptakan semacam "fenomena viral," di mana semakin banyak orang merasa terdorong untuk membagikan "Wrapped" mereka, yang pada gilirannya memperluas jangkauan kampanye secara organik. Selain itu, pengguna juga sering menggunakan kesempatan ini untuk berbagi rekomendasi musik, memperluas cakupan genre atau artis yang mungkin tidak mereka ketahui sebelumnya. Interaksi semacam ini memperkuat komunitas di sekitar pengalaman mendengarkan musik dan memperkuat hubungan antar pengguna, baik secara virtual maupun langsung.

Kampanye "Spotify Wrapped" tergolong efektif dalam mempengaruhi audiens. Elemen personalisasi dan emosional (pathos) yang kuat, dikombinasikan dengan bukti statistik yang relevan (logos), berhasil membuat pengguna merasa terhubung secara personal dengan Spotify. Selain itu, interaksi sosial di media seperti Instagram dan Twitter memperkuat efek viral kampanye ini.

Efektivitas lain dari kampanye ini terletak pada kemampuannya untuk menciptakan loyalitas pengguna. Setelah merasakan pengalaman "Spotify Wrapped," banyak pengguna yang termotivasi untuk terus menggunakan platform ini, baik untuk mencatat perjalanan musik mereka di tahun berikutnya atau sekadar menikmati pengalaman mendengarkan yang semakin personal. Dengan melihat statistik pribadi mereka, pengguna merasa memiliki hubungan unik dengan Spotify, yang membuat mereka lebih cenderung untuk tetap setia menggunakan platform tersebut.

Kampanye ini juga sangat berhasil karena mampu memanfaatkan tren berbagi di media sosial. Dengan menghadirkan data yang menarik secara visual dan mudah dibagikan, "Spotify Wrapped" dengan cepat menjadi viral. Faktor ini menambah nilai promosi gratis dari pengguna yang secara tidak langsung membantu memperkenalkan Spotify kepada audiens baru. Dengan setiap share, Spotify mendapatkan eksposur yang luas, memperkuat posisinya sebagai platform streaming musik terkemuka.

"Spotify Wrapped" bukan sekadar kampanye pemasaran tahunan, melainkan sebuah fenomena budaya yang merangkul personalisasi, interaksi sosial, dan refleksi emosional. Melalui pendekatan retorika yang kuat seperti ethos, pathos, dan logos serta kemampuan untuk memicu diskusi sosial melalui dialektika di media sosial, kampanye ini menjadi salah satu contoh paling sukses dalam pemasaran berbasis pengalaman di era digital. Dengan cara ini, Spotify tidak hanya mempertahankan penggunanya, tetapi juga memperluas jangkauannya melalui cara yang organik dan emosional. Kampanye ini adalah bukti bahwa dengan pemahaman yang mendalam tentang audiens dan penggunaan data yang cerdas, sebuah platform dapat menciptakan pengalaman yang bermakna dan relevan bagi penggunanya.

Daftar Pustaka:

OOM. (2023). Unwrapping success The power of spotify Wrapped campaigns. OOM. Diakses dari https://www.oom.com.sg/unwrapping-success-the-power-of-spotify-wrapped-campaigns/ 

Spotify. (2023). 2023 Wrapped : Spotify Unveils the Top Artists, Songs, Playlists, and Podcast of the Year. Spotify Newsroom. Diakses dari https://newsroom.spotify.com/2023-wrapped/ 

#RetorikaDialektika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun