Mohon tunggu...
Meilita Arini Falah
Meilita Arini Falah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Lulusan S1 Ekonomi Pembangunan Universitas Negeri Malang tahun 2024 yang berfokus pada perencanaan pembangunan ekonomi daerah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Kondisi Kemiskinan di Jawa Timur?

7 November 2024   16:15 Diperbarui: 7 November 2024   16:37 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang diketahui apabila kemiskinan masih menjadi permasalahan global dan menjadi poin penting dalam program pembangunan berkelanjutan dimana pengentasan kemiskinan berada pada poin pertama dalam 17 tujuan SDGs. Di Indonesia kemiskinan masih menjadi sebuah permasalahan yang sangat kompleks sehingga masih relevan untuk terus dikaji dan dalam mengatasinya masih menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat. 

Kemiskinan menjadi sebuah permasalahan sosial karena orang miskin tergolong kurang mampu dalam mengemban tanggung jawabnya, menjalankan fungsi sosial, tidak mampu memperoleh kehidupan yang layak dan keterbatasan-keterbatasan lainnya.

Provinsi Jawa Timur manjadi salah satu wilayah dengan populasi terbesar di Indonesia dan masih menghadapi tantangan serius terkait kemiskinan. Menurut data yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022 Jawa Timur berada di posisi pertama dengan jumlah penduduk miskin tertinggi sebanyak 4.181,29 ribu jiwa.

 Dan apabila dilihat secara persentase penduduk miskin, pada tahun 2022 Provinsi Jawa Timur berada di peringkat ke-16 tertinggi di Indonesia dan peringkat ke-3 tertinggi di pulau Jawa sebesar 10.38 persen dan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2021 sebesar 11.40 persen. .

Sebuah penelitian dengan judul “PDRB Per Kapita, Indeks Pembangunan Manusia, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Belanja Daerah di Provinsi Jawa Timur” yang bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang diduga mempengaruhi kemiskinan di Provinsi Jawa Timur dengan pendekatan error correction model menunjukkan apabila faktor yang mempengaruhi kemiskinan ini beragam seperti pendapatan per kapita, kualitas sumber daya manusia yang ditunjukkan dengan IPM, tingginya angka pengangguran, dan belanja daerah namun tidak berpengaruh secara signifikan.

Dalam jangka panjang dan jangka pendek PDRB per kapita yang menggambarkan pendapatan per individu menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2012-2022. Hal ini mengindikasikan apabila pendapatan per kapita memiliki keterkaitan dengan tercapainya tingkat kesejahteraan masyarakat. 

Melalui peningkatan pendapatan masyarakat yang tinggi dapat memberikan kemampuan daya beli masyarakat sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya. Selain itu, dengan sumber daya manusia yang berkualitas mampu menghasilkan individu yang lebih baik dalam memperoleh keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengakses pekerjaan yang lebih layak dan memperoleh penghasilan yang tinggi.

Di lain sisi, dalam jangka panjang tingginya pengangguran memberikan dampak yang signifikan terhadap tingginya kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2012-2022 karena peningkatan pengangguran atau seseorang yang menganggur dengan waktu yang cukup lama berdampak pada tidak adanya perolehan pendapatan sehingga kesejahteraan tidak dapat tercapai. 

Namun, sebuah hal menarik menunjukkan apabila dalam jangka pendek pengangguran tidak memeberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan, kenapa? karena seperti yang diketahui tidak sepenuhnya orang yang menganggur berpendapatan rendah atau bahkan tidak memiliki pendapatan.

 Hal ini dibuktikan dengan penyumbang TPT di Provinsi Jawa Timur tahun 2022 adalah lulusan SLTA/SMA, artinya tidak seluruh lulusan SMA menganggur atau tidak sejahtera karena pelajar yang baru lulus berada pada kondisi mencari kerja sehingga dalam memenuhi kebutuhannya masih dapat mengandalkan orang lain seperti keluarga.

Dalam mengatasi tingginya kemiskinan tentunya tidak akan jauh dari peranan pemerintah. Pemerintah dalam mengatasi kemiskinan melalui sebuah kebijakan fiskal berupa pengeluaran pemerintah. Namun, sebuah hal menarik dari hasil penelitian menunjukkan apabila belanja daerah tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2012-2022. 

Artinya, besaran belanja daerah masih belum efektif dalam menurunkan kemiskinan. Banyak hal yang mendasari, seperti besaran realisasi alokasi belanja daerah untuk program kemiskinan kurang bisa memenuhi seluruh kebutuhan penduduk miskin, masih banyaknya ketidaktepat sasaran dalam mengalokasian bantuan sosial terhadap penduduk miskin, dan lainnya.

Untuk mengatasi sebuah permasalahan sosial terkait kemiskinan ini memang tidak mudah dan sangat membutuhkan waktu. Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah meluncurkan berbagai program dan upaya dalam mengatasinya. 

Namun, apabila hanya mengandalkan pemerintah tidak akan cukup sehingga diperlukannya kolaborasi dengan berbagai pihak dalam mengatasinya. Dalam hal ini, dengan riset yang diperoleh ini diharapkan dapat membantu bagi pengambil kebijakan dalam upaya pengentasan kemiskinan.

Meskipun banyaknya tantangan yang dihadapi, dengan optimism dan kerja sama yang sinergis mampu mengurasi kemiskinan di Jawa Timur secara bertahap dan berkelanjutan.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun