Seperti yang diketahui apabila kemiskinan masih menjadi permasalahan global dan menjadi poin penting dalam program pembangunan berkelanjutan dimana pengentasan kemiskinan berada pada poin pertama dalam 17 tujuan SDGs. Di Indonesia kemiskinan masih menjadi sebuah permasalahan yang sangat kompleks sehingga masih relevan untuk terus dikaji dan dalam mengatasinya masih menjadi tantangan bagi pemerintah dan masyarakat.
Kemiskinan menjadi sebuah permasalahan sosial karena orang miskin tergolong kurang mampu dalam mengemban tanggung jawabnya, menjalankan fungsi sosial, tidak mampu memperoleh kehidupan yang layak dan keterbatasan-keterbatasan lainnya.
Provinsi Jawa Timur manjadi salah satu wilayah dengan populasi terbesar di Indonesia dan masih menghadapi tantangan serius terkait kemiskinan. Menurut data yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2022 Jawa Timur berada di posisi pertama dengan jumlah penduduk miskin tertinggi sebanyak 4.181,29 ribu jiwa.
Dan apabila dilihat secara persentase penduduk miskin, pada tahun 2022 Provinsi Jawa Timur berada di peringkat ke-16 tertinggi di Indonesia dan peringkat ke-3 tertinggi di pulau Jawa sebesar 10.38 persen dan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2021 sebesar 11.40 persen. .
Sebuah penelitian dengan judul “PDRB Per Kapita, Indeks Pembangunan Manusia, Tingkat Pengangguran Terbuka, dan Belanja Daerah di Provinsi Jawa Timur” yang bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang diduga mempengaruhi kemiskinan di Provinsi Jawa Timur dengan pendekatan error correction model menunjukkan apabila faktor yang mempengaruhi kemiskinan ini beragam seperti pendapatan per kapita, kualitas sumber daya manusia yang ditunjukkan dengan IPM, tingginya angka pengangguran, dan belanja daerah namun tidak berpengaruh secara signifikan.
Dalam jangka panjang dan jangka pendek PDRB per kapita yang menggambarkan pendapatan per individu menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2012-2022. Hal ini mengindikasikan apabila pendapatan per kapita memiliki keterkaitan dengan tercapainya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Melalui peningkatan pendapatan masyarakat yang tinggi dapat memberikan kemampuan daya beli masyarakat sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya. Selain itu, dengan sumber daya manusia yang berkualitas mampu menghasilkan individu yang lebih baik dalam memperoleh keterampilan dan pengetahuan sehingga dapat mengakses pekerjaan yang lebih layak dan memperoleh penghasilan yang tinggi.
Di lain sisi, dalam jangka panjang tingginya pengangguran memberikan dampak yang signifikan terhadap tingginya kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2012-2022 karena peningkatan pengangguran atau seseorang yang menganggur dengan waktu yang cukup lama berdampak pada tidak adanya perolehan pendapatan sehingga kesejahteraan tidak dapat tercapai.
Namun, sebuah hal menarik menunjukkan apabila dalam jangka pendek pengangguran tidak memeberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan, kenapa? karena seperti yang diketahui tidak sepenuhnya orang yang menganggur berpendapatan rendah atau bahkan tidak memiliki pendapatan.
Hal ini dibuktikan dengan penyumbang TPT di Provinsi Jawa Timur tahun 2022 adalah lulusan SLTA/SMA, artinya tidak seluruh lulusan SMA menganggur atau tidak sejahtera karena pelajar yang baru lulus berada pada kondisi mencari kerja sehingga dalam memenuhi kebutuhannya masih dapat mengandalkan orang lain seperti keluarga.
Dalam mengatasi tingginya kemiskinan tentunya tidak akan jauh dari peranan pemerintah. Pemerintah dalam mengatasi kemiskinan melalui sebuah kebijakan fiskal berupa pengeluaran pemerintah. Namun, sebuah hal menarik dari hasil penelitian menunjukkan apabila belanja daerah tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kemiskinan di Provinsi Jawa Timur tahun 2012-2022.