Yang mana hal ini disebut Erving Goffman dalam teorinya Dramaturgi sebagai Impression Management atau pengelolaan kesan. Yaitu Teknik yang digunakan individu dalam memupuk kesan tertentu dalam suatu kondisi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Singkatnya, personal branding merupakan cara seseorang menampilkan sisi terbaiknya dalam media sosial demi mencapai suatu tujuan tertentu.
Pendekatan dramaturgi Goffman yaitu bahwa ketika individu berinteraksi, ia ingin individu lain mengelola pesan yang ia harapkan. Disini manusia diibaratkan sebagai aktor yang bermain peran dalam panggung. Dalam hal ini, yang dimaksud oleh Goffman sebagai mengelola suatu pesan yang diharapkan adalah tujuan yang hendak dicapai oleh individu yang melakukan personal branding.Â
Dramaturgi adalah teori yang menjelaskan bahwa interaksi social dimaknai sama dengan pertunjukan teater atau drama di atas panggung (Widodo, 2010). Terdapat front stage dan backstage dalam teori dramaturgi. Back stage merupakan persiapan yang dilakukan individu ketika memerankan peran. Dan front stage merupakan tempat dimana individu tersebut memainkan perannya. Dalam kehidupan bermasyarakat di dunia nyata, individu cenderung tidak mempersiapkan peran terlebih dahulu. Oleh sebab itulah konsep dramaturgi mengatakan bahwa dalam bermain peran, individu tersebut bukan berarti menjadi orang lain melainkan tetap menjadi diri sendiri tetapi dengan caranya sendiri. Hal ini berbeda dengan kehidupan di dunia maya, ketika individu bermain peran menggunakan sosial media maka ia mempersiapkan perannya terlebih dahulu. Sehingga peran yang dimainkannya cenderung tidak realistik apabila direkayasa terlalu berlebihan. Ketidaksesuaian realita antara kehidupan dunia maya dengan dunia nyata inilah yang apabila dikonsumsi secara terus menerus oleh remaja dapat memicu munculnya masalah kesehatan mental.
Penggunaan teknologi informasi melalui jaringan internet di kalangan remaja menjadi hal yang sangat krusial dan perlu perhatian lebih saat ini. Menurut data dari kominfo sebesar 30 juta atau sekitar 80% responden baik anak-anak maupun remaja adalah pengguna internet, dan saluran komunikasi melalui media digital menjadi pilihan utama bagi mereka (Kominfo, 2020). Penelitian dalam jurnal JAMA Psychiatry menemukan bahwa remaja yang bermedia sosial lebih dari tiga jam per hari berpotensi tinggi memiliki masalah kesehatan mental terutama masalah internalisasi alias citra diri. National Institute of Mental Health juga melaporkan bahwa penggunaan media sosial dapat meningkatkan risiko gangguan mental pada remaja usia 18--25 tahun. Hal ini disebabkan oleh terlalu tingginya citra diri positif yang di tunjukan dalam personal branding di media sosial. Sehingga memicu remaja untuk melakukan pembandingan diri yang menyebabkan rendahnya self-esteem pada remaja serta gangguan kesehatan mental lainnya.
KESIMPULAN
Dengan demikian, maka erat kaitannya antara konsep dramaturgi dengan Personal Branding di media sosial dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental remaja. Personal branding merupakan cara seseorang menampilkan sisi terbaiknya dalam media sosial demi mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam teori dramaturgi, konsep ini mengaitkan bagaimana proses individu tersebut membangun perannya di media sosial.
Di kehidupan dunia nyata, individu yang bermain peran tidak kehilangan menjadi orang lain. Tetapi individu yang bermain peran di dunia maya melalui media sosial, individu cenderung membangun citra diri yang sangat positif demi mencapai tujuannya.
Dengan segala kelebihan media sosial sebagai media bermain peran individu, hal ini tentunya juga membawa dampak negatif di sisi lain. Yaitu besarnya pengaruh personal branding dalam kesehatan mental remaja. Tingginya tekanan psikologis remaja apabila menggunakan sosial media secara berlebihan menyebabkan remaja cenderung akan memiliki self-esteem yang rendah, bahkan masalah kesehatan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Fadli, Rizal. Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental Remaja. 12 Oktober 2021. Diakses pada 23 Oktober 2022. https://www.halodoc.com/artikel/pengaruh-media-sosial-pada-kesehatan-mental-remaja
Haroen, Dewi. (2014). Personal Branding. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama