Dengan ketidakseimbangan dalam implementasi kebijakan dapat membuka kesempatan untuk memastikan mahasiswa biologi siap menghadapi tantangan ini, ada beberapa langkah yang dapat diambil:
- Pendidikan Interdisipliner
Pendidikan bagi mahasiswa biologi harus mencakup pembelajaran tentang konsep-konsep HAM dan pengalaman praktis dalam menerapkannya. Program-program interdisipliner yang menggabungkan ilmu alam dengan ilmu sosial dapat menjadi langkah awal yang penting dalam membangun kesadaran dan keterampilan yang dibutuhkan.
- Kolaborasi Lapangan
Dengan melibatkan mahasiswa biologi dalam proyek kolaboratif dengan ilmuwan sosial dan komunitas lokal. Ini membantu mereka memahami secara langsung bagaimana ilmu pengetahuan dan HAM berinteraksi dalam kehidupan nyata. Dengan adanya kolaborasi ini dalam penelitian lapangan dapat menghasilkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang tantangan yang dihadapi dan solusi yang dapat diterapkan. Ini juga membuka pintu bagi penemuan solusi-solusi inovatif yang menggabungkan keanekaragaman perspektif.
- Advokasi dan Pendidikan Masyarakat
Mahasiswa biologi harus diberdayakan untuk menjadi advokat lingkungan yang efektif. Mereka dapat mengorganisir kampanye, seminar, atau kegiatan edukasi yang menyoroti pentingnya melindungi lingkungan dengan mempertimbangkan HAM. Hal ini karena mahasiswa biologi dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang keterkaitan antara pelestarian lingkungan dan perlindungan HAM. Melalui pendekatan edukasi dan keterlibatan aktif dalam komunitas, mereka dapat membangun dukungan yang lebih luas untuk upaya-upaya pelestarian yang berkelanjutan dan inklusif.
Beberapa konflik antara konservasi alam dan hak asasi manusia menunjukkan kompleksitas yang melibatkan berbagai aspek dalam menjaga keanekaragaman hayati sambil menghormati kebutuhan masyarakat lokal. Beberapa konflik antara konservasi alam dan hak asasi manusia mencakup: Â
- Di Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah (2023), upaya pelestarian alam bertentangan dengan hak-hak tradisional suku Kaili dan Lore, yang bergantung pada sumber daya alam untuk kehidupan mereka. Â Â
- Di Kalimantan (sejak awal 2020-an), pembangunan infrastruktur seperti jalan raya mengganggu habitat satwa liar dan akses masyarakat lokal terhadap sumber daya alam.
- Di Papua (sejak 2019), pertambangan mengancam hak-hak masyarakat adat atas tanah dan sumber daya alam, menyebabkan deforestasi dan polusi air yang merugikan lingkungan.
Solusi yang berkelanjutan untuk konflik antara konservasi alam dan hak asasi manusia memerlukan pendekatan komprehensif berdasarkan dialog terbuka antara pemerintah, organisasi konservasi, dan masyarakat adat. Pentingnya memahami dan menghormati hak-hak manusia dalam konteks konservasi menjadi kunci untuk mencapai kesepakatan yang adil dan berkelanjutan, di mana kepentingan lingkungan dan kebutuhan masyarakat lokal dapat seimbang. Pemahaman HAM merupakan landasan moral dan profesional bagi mahasiswa biologi, yang harus mampu mengintegrasikan ilmu pengetahuan alam dengan nilai-nilai kemanusiaan. Dengan demikian, mereka dapat memainkan peran yang efektif dalam menjaga keanekaragaman hayati dan memastikan bahwa upaya konservasi alam dilakukan dengan menghormati hak-hak semua pihak yang terlibat, mencerminkan tanggung jawab profesional mereka dalam konteks konservasi dan HAM.