Mohon tunggu...
meilanysivana
meilanysivana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keefktifan Media Pembelajaran dalam Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila di Kelas III SD Negeri Kedungpane 01

19 Desember 2024   12:02 Diperbarui: 19 Desember 2024   12:02 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan Pancasila memainkan peran yang sangat penting dan strategis dalam upaya pembentukan karakter peserta didik, yang harus disesuaikan dengan nilai-nilai luhur yang menjadi dasar dan identitas bangsa Indonesia. Meskipun demikian, implementasi pembelajaran Pendidikan Pancasila di tingkat Sekolah Dasar, khususnya di kelas 3 SD, sering kali menghadapi berbagai tantangan yang cukup signifikan. Salah satu tantangan utama yang sering dihadapi adalah kurangnya inovasi dalam metode penyampaian materi yang digunakan oleh para pendidik. Pembelajaran yang cenderung berlangsung secara monoton, ditambah dengan minimnya penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan menarik, sering kali menyebabkan siswa kehilangan minat dan ketertarikan terhadap materi yang diajarkan. Selain itu, masalah lain yang turut memperburuk situasi ini adalah ketidaktersediaan alat bantu seperti LCD proyektor dalam proses pembelajaran, yang sangat mempengaruhi pemahaman dan internalisasi nilai-nilai Pancasila di kalangan siswa. Di SD Negeri Kedungpane 01, permasalahan yang serupa telah teridentifikasi, di mana banyak siswa menunjukkan tingkat pemahaman yang masih jauh dari optimal terhadap materi Pendidikan Pancasila yang diajarkan.

Media pembelajaran memiliki peranan yang sangat krusial sebagai alat bantu yang digunakan guru dalam menyampaikan informasi serta berkomunikasi dengan siswa selama proses pembelajaran. Desain media ini harus mempertimbangkan berbagai karakteristik siswa, termasuk gaya belajar dan kebutuhan mereka, serta aspek-aspek pendukung lainnya yang dapat memfasilitasi proses belajar agar berlangsung secara efektif dan efisien. Dengan demikian, media yang dipilih oleh guru tidak hanya harus menarik, tetapi juga harus mampu menyajikan gambaran konkret yang mudah dipahami oleh siswa, sehingga mereka dapat menginternalisasi materi yang diajarkan dengan lebih baik (Puspitasari & Simatupang, 2021).

Kebutuhan akan media pembelajaran yang efektif menjadi semakin penting untuk mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila. Media pembelajaran yang dirancang dengan menarik dan relevan dapat membantu menyederhanakan konsep-konsep abstrak, sehingga lebih mudah dipahami oleh siswa, sekaligus meningkatkan keterlibatan mereka dalam proses belajar. Praktikum ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran Pendidikan Pancasila di kelas 3 SDN Kedungpane 01. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan solusi konkret yang mampu meningkatkan kualitas pembelajaran serta memberikan dampak positif terhadap karakter dan pemahaman siswa.

Media pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2020) menunjukkan bahwa penggunaan media interaktif dalam pelajaran Pendidikan Pancasila dapat meningkatkan motivasi belajar dan partisipasi siswa di dalam kelas. Dengan pemanfaatan media yang tepat, siswa dapat lebih mudah memahami konsep-konsep abstrak yang diajarkan. Berbagai jenis media pembelajaran, seperti gambar, video, dan alat peraga, dapat mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada siswa, serta membantu siswa dalam menerima informasi yang diberikan. Pembelajaran Pendidikan Pancasila yang hanya mengandalkan metode ceramah dan buku teks sering kali dianggap kurang menarik dan tidak relevan bagi siswa, sehingga dapat menurunkan minat dan motivasi belajar mereka (Bosio, 2023; Gonzlez-Monfort, 2019; Pontes, 2019). Penelitian juga menunjukkan bahwa siswa yang belajar dengan menggunakan media pembelajaran cenderung memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional yang hanya mengandalkan ceramah.

Menurut teori Konstruktivisme yang dikembangkan oleh Jean Piaget dan Lev Vygotsky, siswa membangun pengetahuan mereka sendiri melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan mereka. Dalam konteks penggunaan media pembelajaran, teori ini menjelaskan bahwa penggunaan media yang interaktif dapat membantu siswa memahami konsep-konsep Pancasila dengan lebih baik. Dalam penggunaan model pembelajaran multimedia yang dijelaskan oleh Mayer (2009), penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran Pendidikan Pancasila di SD dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, sehingga menghasilkan hasil belajar yang lebih optimal dibandingkan dengan metode tradisional.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti Sudjana dan Rivai (1997), ditemukan bahwa penggunaan media pembelajaran yang bervariasi dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Media yang digunakan, seperti media visual, audio-visual, alat peraga, dan media digital, dapat memenuhi berbagai gaya belajar siswa dan membuat pelajaran menjadi lebih menarik. Pendidikan Pancasila merupakan mata pelajaran wajib yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara kepada siswa. Mata pelajaran ini tidak hanya bertujuan untuk membentuk karakter dan kesadaran berbangsa, tetapi juga untuk mengembangkan rasa cinta tanah air di kalangan peserta didik (Nurgiansah, 2021; Antari & Liska, 2020). Media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan materi ajar kepada siswa, yang berfungsi untuk meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa (Hidayat, 2020). Penggunaan media yang bervariasi dapat membantu siswa memahami konsep-konsep dalam Pendidikan Pancasila secara lebih konkret dan menarik (Molina et al., 2019).

Oleh karena itu, dalam penerapan media pembelajaran di kelas, kami menggunakan berbagai jenis media pembelajaran. Yang pertama adalah media konkret berupa papan hak dan kewajiban di sekolah. Kemudian, kami juga menggunakan media berbantuan video edukasi dari YouTube sebagai media kedua dan ketiga. Dengan adanya penerapan media yang beragam, diharapkan dapat lebih memfokuskan tujuan si  swa untuk memahami materi dengan lebih mendalam.

Metode

     Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif (mixed-methods) untuk mengevaluasi efektivitas media pembelajaran dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Pendidikan Pancasila di kelas 3 SDN Kedungpane 01. Desain penelitian ini berbentuk pretest-posttest dengan kelompok kontrol, yang bertujuan untuk membandingkan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan media pembelajaran yang bervariasi. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara dan observasi untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang pengalaman siswa dan guru selama proses pembelajaran. Dengan pendekatan ini, penelitian diharapkan mampu memberikan gambaran holistik mengenai efektivitas media pembelajaran.

       Subjek penelitian adalah siswa kelas 3 SDN Kedungpane 01, yang terdiri dari dua kelompok: kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, masing-masing berjumlah 30 siswa. Kelompok eksperimen menerima pembelajaran dengan menggunakan media konkret berupa papan hak dan kewajiban, serta media digital berupa video edukasi dari YouTube, sementara kelompok kontrol diajar menggunakan metode konvensional tanpa media tambahan. Guru kelas juga dilibatkan sebagai informan untuk memberikan data kualitatif mengenai penerapan media pembelajaran dan pengaruhnya terhadap siswa.

       Penelitian dilakukan dalam tiga tahap: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data. Pada tahap persiapan, peneliti menyusun perangkat pembelajaran, termasuk desain media dan instrumen evaluasi. Selama tahap pelaksanaan, kelompok eksperimen dan kontrol mengikuti pembelajaran selama empat pertemuan. Setiap pertemuan mencakup kegiatan pembukaan, inti, dan penutup, dengan fokus pada pengenalan hak dan kewajiban sebagai bagian dari Pendidikan Pancasila. Setelah pembelajaran, kedua kelompok diberikan posttest untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara dan observasi pada saat pembelajaran berlangsung. Data kuantitatif dari pretest dan posttest dianalisis menggunakan uji-t independen untuk membandingkan hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun