Mohon tunggu...
Meilani Putri
Meilani Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sociology Education Students at Jakarta State University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Gen-Z terhadap Penggunaan Media Sosial TikTok

24 Oktober 2023   20:00 Diperbarui: 24 Oktober 2023   20:06 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PERILAKU GENERASI Z TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL  TIKTOK  

 

PENULIS : 

Meilani Putri

Program Studi Pendidikan Sosiologi,

Fakultas Ilmu Sosial, 

Universitas Negeri Jakarta

Meilanip689@gmail.com

 

ABSTRAK 

Media sosial saat ini sudah menjadi hal yang lumrah dalam kehidupan sehari-hari, bahkan sebagian orang tidak dapat menjalaninya tanpa itu. Salah satu aplikasi yang paling banyak diunduh pada tahun 2020 saat ini adalah TikTok dan mereka mengubahnyagame di media sosial dengan video berdurasi 15-60. Tak heran jika dampaknya berlipat ganda sektor sektor di dunia. Namun apakah TikTok bisa beroperasi di sektor pendidikan? Pada artikel ini, penulis akan melakukannya menganalisis perilaku Generasi Z terhadap TikTok yang digunakan sebagai media edukasi dan aktivisme. Itu metode intervensi yang digunakan dalam artikel ini adalah dengan tinjauan pustaka. Hasil ditemukan bahwa TikTok bisa digunakan sebagai bentuk pendidikan informal dan aktivisme digital. Pendidikan informal, ditemukan bahwa Model pembelajaran dan kebijakan diperlukan agar dapat berdampak pada kegiatan.

Kata Kunci: Media Sosial, TikTok, Generasi Z

PENDAHULUAN  

Generasi Z merupakan generasi pertama yang mengenal teknologi di usia muda. Teknologi digital inilah yang membedakan Generasi Z dengan generasi sebelumnya. Perbedaan yang sangat terlihat antara Generasi Z dengan generasi lainnya adalah penggunaan telepon seluler. Pemanfaatan kemudahan akses Internet melalui telepon seluler oleh Generasi Z di era globalisasi telah menciptakan generasi yang bergantung pada Internet.

Pengaruh kemudahan akses internet menjadikan internet sebagai sumber rujukan utama dalam mencari informasi. Ketika konektivitas global meningkat, perubahan generasi mungkin memainkan peran yang lebih besar dalam menentukan perilaku dibandingkan perbedaan sosio-ekonomi. Kaum muda memiliki pengaruh yang kuat terhadap orang-orang dari segala usia dan pendapatan serta cara orang-orang tersebut mengonsumsi dan berinteraksi dengan mereka (Francis dan Hoefel, 2018).Generasi yang berbeda menggunakan jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan TikTok. Meskipun Facebook sebagian besar digunakan oleh Generasi X, TikTok didominasi oleh Generasi Z.TikTok, atau Douyin di Tiongkok, adalah situs jejaring sosial yang menggunakan video pendek sebagai sarana untuk mengabadikan dan menampilkan kreativitas, pengetahuan, dan momen lainnya. Dimiliki oleh ByteDance, sebuah perusahaan teknologi internet yang berbasis di Beijing yang didirikan oleh Zhang Yiming pada tahun 2012.

Penggunaan media sosial, khususnya TikTok, telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir. TikTok adalah platform berbagi video singkat yang telah menjadi fenomena di kalangan berbagai kelompok usia, termasuk Generasi Z, yang merupakan kelompok yang lahir antara tahun 1997 dan awal 2010-an. Perilaku Generasi Z dalam penggunaan TikTok memainkan peran penting dalam pemahaman tren sosial, budaya, dan perilaku online saat ini.

Pada era digital yang semakin terhubung, TikTok telah menjadi pusat interaksi dan ekspresi diri bagi Generasi Z. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perilaku Generasi Z terhadap penggunaan TikTok, menggali berbagai aspek, tantangan, dan dampaknya.

             

BAGIAN (TEMUAN DAN ANALISIS) 

A. Penggunaan Media 

Penggunaan TikTok yang masif pada awal tahun 2020 dan ditambah dengan karantina COVID-19 pada pertengahan bulan Maret 2020, menjadikan TikTok sebagai aplikasi nomor satu yang paling banyak di download pada tahun itu. TikTok pun diprediksi meraih 1 miliar pengguna aktif secara global. Perkembangan berbagai aplikasi seperti aplikasi jaringan sosial TikTok mampu membuat manusia atau individu mengonsumsi media sosial lebih banyak dari sebelumnya. Namun, apakah penggunaan jejaring sosial tersebut berdampak positif?.

Penggunaan media sosial oleh guru dalam proses belajar mengajar di kelas bersifat sporadis atau jarang, sedangkan penggunaan media sosial oleh siswa untuk tujuan pendidikan tampaknya sering terjadi, namun juga sesekali dan informal. Perolehan pengetahuan bisa datang dari mana saja. Baik itu pendidikan formal seperti sekolah menengah pertama (SMP) atau sekolahmenengah atas (SMA), atau pendidikan informal seperti yang diberikan melalui keluarga atau bahkan media sosial.

Di masa lalu, web merupakan pembawa informasi satu sisi, dengan konten yang dibuat terutama oleh para ahli yang mempublikasikan informasi berdasarkan fakta dan memiliki pengetahuan tentang pengembangan web. Inilah definisi Web 1.0 yang dicontohkan oleh situs berita cnn.com. Pengguna hanya dapat menjelajahi situs web, namun tidak dapat memperbaiki, mengubah, atau menambahkan konten.Dengan berkembangnya teknologi, web telah menjadi saluran partisipatif interaktif dan universal yang melaluinya pengguna dapat menjadi produsen dan konsumen konten digital secara real time dan langsung melalui browser web. Wikipedia adalah contoh situs web yang sangat interaktif dan dapat diedit pengguna.

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan awal 2010-an, telah menjadi kelompok pengguna utama di berbagai platform media sosial, termasuk TikTok. Dalam bagian ini, kita akan mengeksplorasi temuan dan menganalisis perilaku Generasi Z dalam penggunaan TikTok.

Konsumsi Konten yang Diversifikasi

Salah satu temuan utama adalah keragaman dalam konsumsi konten. Generasi Z menggunakan TikTok untuk berbagai tujuan, seperti hiburan, edukasi, dan inspirasi. Mereka mengekspresikan minat mereka melalui berbagai jenis konten, seperti video komedi, tutorial, tantangan, dan sebagainya. Hal ini mencerminkan kemampuan mereka untuk mengakses informasi dan hiburan yang sesuai dengan preferensi pribadi mereka.

Keterlibatan Aktif dalam Membuat Konten

Generasi Z bukan hanya konsumen pasif, tetapi juga produsen aktif konten di TikTok. Mereka sering mengunggah video kreatif, menyusun cerita, dan berkolaborasi dengan pengguna lain. Hal ini mendorong perkembangan keterampilan kreatif, serta memberikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan diri dan berpartisipasi dalam komunitas daring yang kuat.

Kecanduan Media Sosial dan Dampaknya

Meskipun TikTok memberikan banyak manfaat, beberapa temuan juga mengindikasikan adanya kecanduan media sosial di kalangan Generasi Z. Mereka mungkin terlalu terlibat dalam penggunaan TikTok, yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari dan tidur mereka. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di platform ini juga dapat menyebabkan perasaan terisolasi dan stres.

Perbandingan Sosial

Perbandingan sosial adalah masalah lain yang ditemukan dalam penggunaan TikTok oleh Generasi Z. Mereka sering melihat konten yang menampilkan kehidupan glamor atau ideal, yang dapat menyebabkan perasaan tidak puas dengan diri sendiri. Ini dapat berdampak negatif pada kesejahteraan mental mereka.

Pemanfaatan TikTok dalam Pendidikan dan Karier

TikTok juga digunakan sebagai sumber belajar alternatif oleh beberapa anggota Generasi

Z. Mereka mengeksploitasi konten tutorial dan pendidikan untuk memperoleh pengetahuan tambahan. Sebaliknya, beberapa individu telah memanfaatkan platform ini untuk membangun karier mereka, baik sebagai kreator konten, pemasar, atau bahkan pekerja di industri hiburan.

Pengaruh Lingkungan Sekolah dan Teman Sebaya

Penggunaan TikTok juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekolah dan teman sebaya. Teman sebaya seringkali memperkenalkan konten baru dan tren, dan sekolah dapat memengaruhi cara mereka menggunakan platform ini untuk tujuan pendidikan.

Perlindungan dan Kesadaran Orang Tua dan Pendidik

Orang tua dan pendidik juga memainkan peran penting dalam pengalaman Generasi Z di TikTok. Mereka perlu memberikan perlindungan dan pedoman kepada anak-anak mereka dalam menggunakan platform ini dan meningkatkan kesadaran akan potensi dampak negatifnya.

 

B. Kemampuan TikTok Sebagai Platform Edukasi dan Aktivisme 

TikTok, yang awalnya dikenal sebagai platform berbagi video pendek hiburan, telah berkembang menjadi alat yang kuat untuk edukasi dan aktivisme. Dalam bagian ini, kita akan mengeksplorasi kemampuan TikTok dalam dua peran penting ini.

Platform Edukasi:

Konten Pendidikan: TikTok telah menjadi tempat bagi banyak kreator konten yang menyediakan tutorial dan pembelajaran yang bermanfaat. Misalnya, ada video-video yang menjelaskan konsep matematika, sejarah, sains, dan banyak topik pendidikan lainnya dengan cara yang mudah dipahami.

Pengajaran Keterampilan: TikTok memungkinkan pengguna untuk membagikan keterampilan mereka, termasuk seni, kerajinan, memasak, dan musik. Hal ini membantu dalam menyebarkan pengetahuan praktis kepada jutaan pemirsa yang dapat memanfaatkannya.

Kampanye Pendidikan: Banyak organisasi, guru, dan lembaga pendidikan menggunakan TikTok untuk menciptakan kampanye pendidikan. Mereka membagikan informasi, mengedukasi tentang isu-isu sosial dan lingkungan, serta mengadvokasi perubahan dalam pendidikan.

Kemudahan Akses: TikTok sangat mudah diakses dan digunakan, terutama oleh generasi muda. Hal ini memungkinkan akses cepat dan mudah ke sumber daya pendidikan.

Platform Aktivisme:

Kampanye Sosial: TikTok telah menjadi alat untuk mengkampanyekan isu-isu sosial yang penting. Pengguna seringkali memanfaatkan platform ini untuk membagikan pengalaman pribadi, menyuarakan isu-isu seperti keadilan sosial, hak asasi manusia, dan lingkungan, serta menggalang dukungan.

Aksi Solidaritas: TikTok memungkinkan pengguna untuk bersatu dalam aksi solidaritas. Misalnya, kampanye penggalangan dana untuk bencana alam atau kegiatan amal seringkali mendapat perhatian besar di platform ini.

Advokasi Politik: TikTok telah digunakan dalam upaya advokasi politik, terutama selama pemilu atau peristiwa politik penting. Hal ini dapat mempengaruhi pemilih muda dan mendukung partisipasi politik.

Pemberdayaan Individu: TikTok memberdayakan individu untuk berbicara tentang isuisu yang mereka pedulikan. Ini memungkinkan akses yang lebih demokratis terhadap media dan pengaruh.

C. Dampak Dari Penggunaan Media Sosial Yang Berlebihan 

Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memiliki berbagai dampak negatif pada aspek-aspek kehidupan individu dan masyarakat. Di bawah ini adalah beberapa dampak dari penggunaan media sosial yang berlebihan:

1. Kesehatan Mental:

  • Kecanduan Media Sosial: Penggunaan berlebihan dapat mengarah pada kecanduan media sosial, yang dapat memengaruhi kesehatan mental. Individu mungkin merasa sulit untuk melepaskan diri dari platform-platform tersebut.
  • Perbandingan Sosial: Media sosial sering kali memunculkan perasaan tidak puas dengan hidup seseorang karena mereka membandingkan diri mereka dengan orang lain yang mungkin memposting hanya aspek positif dalam hidup mereka.
  • Risiko Stres dan Depresi: Penggunaan media sosial yang berlebihan telah terkait dengan peningkatan risiko stres, kecemasan, dan depresi.

2. Kesehatan Fisik:

  • Kurangnya Aktivitas Fisik: Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar media sosial dapat menyebabkan kurangnya aktivitas fisik, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik.
  • Masalah Tidur: Penggunaan media sosial sebelum tidur dapat mengganggu tidur, mengakibatkan kurang tidur dan masalah kesehatan yang terkait dengan tidur.

Kualitas Hubungan Sosial:

  • Kurangnya Interaksi Fisik: Media sosial dapat mengurangi interaksi sosial langsung dan mengganggu kemampuan individu untuk berkomunikasi dengan orang di dunia nyata.
  • Perpecahan dan Konflik: Media sosial sering digunakan sebagai tempat untuk konflik dan perdebatan, yang dapat mempengaruhi hubungan antara individu.

Kehilangan Waktu Produktif:

  • Ablisitas Waktu: Banyak orang menghabiskan waktu yang berharga di media sosial yang dapat mereka manfaatkan untuk aktivitas produktif seperti bekerja, belajar, atau mengejar hobi.

Privasi dan Keamanan:

  • Penyelidikan Data Pribadi: Media sosial dapat menyelidiki dan mengumpulkan data pribadi pengguna, yang dapat memiliki dampak pada privasi dan keamanan individu.
  • Kekhawatiran Terkait Keamanan: Penggunaan media sosial yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko terhadap kejahatan siber, penipuan, dan peretasan akun.

Pembentukan Opini Publik:

Polarisasi dan Desinformasi: Media sosial sering memfasilitasi penyebaran opini dan informasi yang salah, serta memicu polarisasi masyarakat dan konflik yang berkaitan dengan isu-isu sosial dan politik.

Pertumbuhan FOMO (Fear of Missing Out):

 Penggunaan media sosial yang berlebihan sering kali menciptakan perasaan FOMO, yang dapat mengarah pada stres dan kecemasan karena merasa harus selalu terhubung dan tidak ingin ketinggalan.

Pengaruh Negatif pada Kesehatan Anak dan Remaja:

Anak-anak dan remaja yang terlalu banyak terlibat dalam media sosial mungkin lebih rentan terhadap pelecehan, perundungan daring, dan eksposur terhadap konten yang tidak sesuai usia.

KESIMPULAN 

Generasi Z, yang lahir antara tahun 1997 dan awal 2010-an, telah memainkan peran penting dalam penggunaan media sosial TikTok. Mereka adalah konsumen aktif dan produsen kreatif di platform ini. Kesimpulan dari perilaku Generasi Z terhadap penggunaan TikTok adalah sebagai berikut:

  • Generasi Z memiliki beragam minat dan preferensi dalam konsumsi konten TikTok, dari hiburan hingga pendidikan. Mereka cenderung mencerminkan keragaman budaya, tren, dan minat generasi mereka.
  • TikTok memberi mereka kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan konten dan ekspresi diri. Generasi Z sering mengunggah video kreatif, menyusun cerita, dan berkolaborasi dengan pengguna lain, yang dapat mengembangkan keterampilan kreatif dan membangun komunitas daring yang kuat.
  • Kecanduan media sosial adalah masalah yang dihadapi oleh beberapa anggota Generasi Z. Mereka mungkin merasa sulit untuk melepaskan diri dari TikTok, yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan waktu produktif mereka.
  • Perbandingan sosial adalah dampak lain dari penggunaan TikTok. Mereka sering kali membandingkan diri mereka dengan konten yang memperlihatkan kehidupan glamor atau ideal orang lain, yang dapat memicu perasaan tidak puas dengan diri sendiri.
  • Penggunaan TikTok juga dapat menjadi sumber pendidikan dan pengembangan keterampilan. Konten tutorial dan pendidikan dapat memberikan informasi bermanfaat, dan beberapa individu telah memanfaatkan platform ini untuk membangun karier mereka. ï‚· Penggunaan TikTok Generasi Z dipengaruhi oleh lingkungan sekolah dan teman sebaya. Teman sebaya sering memperkenalkan konten baru dan tren, dan sekolah dapat memengaruhi cara mereka menggunakan platform ini untuk tujuan pendidikan.
  • Orang tua dan pendidik memainkan peran penting dalam mendukung, mengawasi, dan memberikan panduan tentang penggunaan TikTok oleh Generasi Z.

Singkatnya, perilaku Generasi Z terhadap penggunaan TikTok mencerminkan kemampuan mereka untuk berpartisipasi dalam dunia digital yang terus berkembang. Meskipun platform-platform ini memberikan manfaat yang luarbiasa, penting juga untuk meningkatkan kesadaran akan risiko seperti kecanduan, perbandingan sosial, dan dampak negatif lainnya. Dengan pemahaman yang lebih mendalam, kita dapat mengembangkan strategi untuk mendukung penggunaan TikTok secara positif dan berkelanjutan.

Daftar Pustaka 

Berita Lima. (2020, Oktober 7). TikTok Ajak Kreator Berbagi Konten Edukasi dalam Kompetisi #TikTokPintar. Retrieved from Berita Lima: https://beritalima.com/tiktokajak-kreatorberbagi-konten-edukasidalam-kompetisi-tiktokpintar/ 

Black Lives Matter. (n.d.). About. Retrieved December 2020, from Black Lives Matter: https://blacklivesmatter.com/about/  

Brainly. (2020). About Brainly. Retrieved from Brainly: https://brainly.com/careers/about.html 

Byte         Dance.         (2012).         Our         Products.         Retrieved         from         ByteDance:

https://www.bytedance.com/en/products  

Amal, S. (2019). METODE BRACKETING EDMUN HUSSERL. Jurnal Pemikiran Islam dan

Ilmu Sosial, 78. 

Apriadi, R. D. (2020, May 19). Perilaku Konsumtif Generasi Z dan Pengaruhnya Terhadap Brand Retail. Retrieved from Marketing Craft: https://marketingcraft.getcraft.com/idarticles/perilaku-konsumtif-generasi-zdan-pengaruhnya-terhadap-brand-retail

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun