Mohon tunggu...
Meilani
Meilani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Konsep Pembangunan Ekonomi dengan Konsep Pertumbuhan Ekonomi

30 Oktober 2022   02:20 Diperbarui: 30 Oktober 2022   05:57 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Konsep Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi mengandung dua kata yaitu pembangunan dan ekonomi. Menurut KBBI, pembangunan adalah hasil pekerjaan membangun sedangkan ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengolahan bahan industry, pertanian, dan perdagangan. Berdasarkan definisi pembangunan ekonomi sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita riil penduduk meningkat dalam jangka panjang, dapat diartikan bahwa pembangunan ekonomi berarti adanya suatu proses pembangunan yang terjadi terus-menerus. Hal ini bersifat menambah dan memperbaiki segala sesuatu menjadi lebih baik lagi. Diharapkan dengan adanya proses pembangunan tersebut dapat menaikkan pendapatan riil masyarakat untuk jangka waktu yang panjang.

Pembangunan sektor-sektor ekonomi yang berlangsung pada setiap daerah di wilayah Indonesia harus memperhatikan kesesuaian potensi dan prioritas yang dimiliki oleh masing-masing daerah agar pembangunan nasional melalui pembangunan keseluruhan wilayah Indonesia bisa terwujud. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pembangunan yang bersifat dinamis dan terjadi terus-menerus. Apapun yang dilakukan dari proses dan sifat pembangunan tersebut mencerminkan adanya trobosan baru. 

Hal ini dapat diartikan bahwa proses dan sifat pembangunan bukan merupakan gambaran ekonomi suatu saat saja. Pembangunan ekonomi juga berkaitan dengan pendapatan perkapita riil. Ada dua aspek penting yang saling berkaitan yaitu pendapatan nasional dan jumlah penduduk. Pendapatan perkapita didapatkan dari pendapatan total dibagi dengan jumlah penduduk.

Secara umum, permasalahan pokok dari pembangunan di Indonesia dalam konteks RPJMN tahun 2004-2009 ada delapan yaitu yang pertama, tingginya jumlah pengangguran dan penduduk miskin. Yang kedua, rendahnya kualitas sumber daya manusia. Yang ketiga, kesenjangan pembangunan antar kelompok, wilayah dan daerah di Indonesia. 

Yang keempat, menurunnya kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup. Yang kelima, rendahnya penegakkan hukum dan keadilan. Yang keenam, tingginya angka kejahatan dan masih adanya potensi konflik horizontal. Yang ketujuh, ancaman separatisme dan rendahnya kemampuan Hankam. Dan yang terakhir, kelembagaan demokrasi yang masih lemah. Untuk mengamati dan menganalisis permasalahan pembangunan serta bagaimana cara menentukan kebijakan yang diambil, maka perlu dilakukan pembahasan menurut kelompok dan bidang-bidang pembangunan.

Indonesia dikenal dengan kekayaan Sumber Daya Alamnya namun memiliki keterbatasan dalam kualitas SDM. Hal ini menyebabkan perlunya dirumuskan strategi kebijakan untuk dapat mewujudkan tiga tujuan pembangunan nasional secara serentak yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan, pemerataan kesejahteraan seluruh rakyat secara adil, dan terpeliharanya kelestarian lingkungan dan SDA. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut, ada kebijakan-kebijakan pembangunan yang perlu dirumuskan yaitu (1) Peningkatan produktivitas dan efisiensi ekonomi secara berkelanjutan. 

Hal ini dapat melalui penggunaan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk menghasilkan produk yang kompetitif. (2) Mendukung ketahanan pangan nasional melalui implementasi tata ruang wilayah secara konsisten terhadap sektor pertanian dan perkebunan. (3) program penganekaragaman pangan nasional melalui pengembangan pangan non beras. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan alternatif pangan rakyat menuju swasembada pangan. (4) Pengembangan industri manufaktur. 

Alasannya karena industri manufaktur mengandung nilai tambah yang tinggi dan juga dapat menyerap tenaga kerja serta mendorong kegiatan ekonomi terkait. (5) Pengembangan industri pendukung. Hal ini bertujuan untuk memperkuat struktur industri nasional yang kokoh dan stabil bagi pengembangan sektor-sektor ekonomi terkait. (6) Peningkatan kualitas SDM. Hal ini dapat melalui penguasaan dan penerapan Iptek dalam kegiatan bisnis dan ekonomi. (7) Dukungan politik dari semua unsur pemerintah yang terkait, pengusaha maupun pekerja untuk menciptakan iklim yang kondusif serta mencegah dan memerangi setiap praktek yang dapat merusak sistem ekonomi seperti KKN, illegal logging, dan sebagainya.

Pembangunan ekonomi dipandang sebagai proses dari segala bentuk dimensi yang mencakup segala aspek dan kebijaksanaan yang luas dan lengkap baik ekonomi maupun non-ekonomi. Oleh sebab itu, ada beberapa sasaran pembangunan yang minimal dan pasti ada yaitu, (1) meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian atau pemerataan bahan pokok. (2) menambah dan mempertinggi pendapatan. (3) menyediakan lapangan kerja. (4) kualitas pendidikan yang lebih baik. (5) lebih memperhatikan nilai-nilai budaya. (6) memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individu.

Ada empat model pembangunan yaitu model pembangunan ekoomi yang berorientasi pada pertumbuhan, model penciptaan lapangan kerja, model penghapusan kemiskinan, dan model pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar. Berdasarkan empat model pembangunan tersebut, semuanya bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup, meningkatkan barang dan jasa, menciptakan lapangan kerja baru dengan upah yang layak.

Konsep Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai penjelasan faktor-faktor yang menentukan kenaikan output perkapita dalam jangka panjang serta sebagai penjelasan bagaimana faktor-faktor tersebut sehingga terjadi proses pertumbuhan. Ada perbedaan dalam istilah perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi menurut Schumpeter dan Hick. Perkembangan ekonomi merupakan perubahan spontan dan terputus-putus dalam keadaan tetap yang mengubah dan mengganti situasi keseimbangan yang ada sebelumnya. Sedangkan pertumbuhan ekonomi merupakan perubahan jangka panjang secara pasti dan perlahan yang terjadi melalui kenaikan tabungan dan penduduk.

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara atau daerah untuk menyediakan barang ekonomi semakin banyak kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh berdasarkan kemajuan teknologi, penyesuaian kelembagaan, dan ideologis yang diperlukannya.

Pertumbuhan ekonomi dapat diketahui dengan membandingkan PDRB pada satu tahun tertentu dengan PDRB sebelumnya. Ahli-ahli ekonomi telah memandang beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu, (1) Tanah dan kekayaan alam lain. Kekayaan alam akan mempermudah pembangunan perekonomian suatu negara khususnya pada masa-masa permulaan dari proses pertumbuhan ekonomi. Di setiap negara yang pertumbuhan ekonominya baru bermula terdapat banyak hambatan untuk mengembangkan berbagai kegiatan ekonomi di luar sektor primer. 

Hambatan tersebut seperti kekayaan alam yang kekurangan modal, kekurangan tenaga ahli dan kekurangan pengetahuan para pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi modern di satu pihak, dan terbatasnya pasar bagi berbagai jenis barang kegiatan ekonomi di lain pihak, Hambatan-hambatan ini membatasi kemungkinan untuk mengembangkan berbagai jenis kegiatan ekonomi. Apabila negara tersebut memiliki kekayaan alam yang jika diusahakan dapat menguntungkan, hambatan-hambatan tersebut dapat diatasi dan pertumbuhan ekonomi lebih cepat kemungkinannya untuk memperoleh keuntungan. 

(2) Jumlah, mutu penduduk, dan tenaga kerja. Perkembangan penduduk dapat menjadi pendorong maupun penghambat pertumbuhan ekonomi. Perkembangan penduduk akan memperbesar jumlah tenaga kerja serta dapat membuat negara tersebut menambah produksi. Selain itu, perkembangan penduduk dapat mendorong pertumbuhan ekonomi melalui perluasan pasar yang mana perluasan pasar tersebut tergantung pada pendapatan dan jumlah penduduk. 

Akibat negative dari perkembangan penduduk terhadap pertumbuhan ekonomi dapat terjadi jika jumlah penduduk tidak sebanding dengan faktor-faktor produksi yang tersedia. Artinya, penggunaan tenaga kerja yang bertambah tidak akan meningkatkan produksi atau jika bertambah maka penambahan tersebut akan sangat lambat dan tidak dapat mengimbangi penambahan jumlah penduduk. (3) Barang-barang modal dan tingkat ekonomi. Barang-barang modal penting untuk meningkatkan efisiensi pertumbuhan ekonomi. 

Disertai dengan teknologi modern yang bertambah, peranan barang-barang modal akan sangat penting dalam mewujudkan kemajuan ekonomi. Namun, jika barang-barang modal saja yang bertambah tanpa diimbangi dengan peningkatan teknologi maka kemajuan yang akan dicapai akan jauh lebih rendah. 

(4) Sistem sosial dan sikap masyarakat. Sikap masyarakat dapat menentukan sampai dimana tercapainya pertumbuhan ekonomi. Terdapat sikap masyarakat yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi diantaranya, sikap hemat untuk mengumpulkan uang lebih banyak untuk investasi, sikap kerja keras, mengembangkan kegiatan-kegiatan usaha, dan sikap yang selalu menambah pendapatan dan keuntungan. 

Di sisi lain, terdapat sikap masyarakat yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi yaitu masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadat yang tradisional yang tidak mau menggunakan cara-cara produksi modern dan produktivitasnya tinggi yang kemudian mengakibatkan pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipercepat. (5) Luas pasar sebagai sumber pertumbuhan. Apabila luas pasar terbatas, maka tidak ada dorongan kepada pengusaha untuk menggunakan teknologi modern yang tingkat produktivitasnya tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun