Mohon tunggu...
MEIKE IMELDA WACHYU
MEIKE IMELDA WACHYU Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Inggris

Saya sebagai guru Bahasa Inggris Hobi menulis artikel dan menulis buku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Pendidikan Calon Guru Penggerak Modul 1.1

11 September 2022   17:00 Diperbarui: 12 September 2022   18:45 5473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Refleksi merupakan bagian penting dari pengembembangan keprofesian.  Mengaitkan teori dan praktik serta menumbuhkan keterampilan mengevaluasi suatu topik ( Bain dkk, 1999) Hal ini memberikan kesempatan untuk merenungi praktik yang dilaksanakan sudah sesuai sehingga memikirkan langkah berikutnya. Kita bisa berdialog dengan diri sendiri  bagaimana  memaknai peristiwa. Menceritakan pengalaman dan pemikiran kita sendiri bukan yang dialami orang lain. 

Refleksi merupakan bagian dari salah satu tugas yang harus dikerjakan oleh calon guru penggerak dalam mengikuti Pendidikan dan latihan.  Selama program pelatihan CGP, peserta mendapat kesempatan untuk menuliskan refleksi setiap dua minggu sekali yakni Refleksi Dwi  Mingguan. Pada refleksi awal saya mengalami kesulitan apa yang akan saya refleksikan. Dengan membaca petunjuk di modul tentang Model Jurnal Refleksi saya mencoba menulis Refleksi Dwi Mingguan dengan menggunakan Model 3: Six Thinking Hats 

Teknik 6 Topi  Model Six Thinking Hats diperkenalkan oleh Edward de Bono pada tahun 1985.  Edward Charles Francis Publius de Bono (19 Mei 1933 – 9 Juni 2021)[1] adalah seorang dokter, psikolog, penulis, penemu, dan penyiar Malta. Dia berasal dari istilah berpikir lateral, menulis banyak buku tentang berpikir termasuk Enam Topi Berpikir, dan merupakan pendukung pengajaran berpikir sebagai mata pelajaran di sekolah.

Model ini melatih kita melihat satu topik dari berbagai sudut pandang, yang disimbolkan dengan enam warna topi. Setiap topi mewakili cara berpikir yang berbeda; beberapa di antaranya terkadang mendominasi cara kita berpikir. Karena itu, dengan semakin sering melatih keenam “topi”, kita akan dapat mengambil refleksi yang lebih mendalam. Keenam topi tersebut berikut penggunaannya dalam jurnal refleksi adalah:

 1) Topi putih: tuliskan informasi sebanyak-banyaknya terkait pengalaman yang terjadi. Informasi ini harus berupa fakta; bukan opini. 

2) Topi merah: gambarkan perasaan Anda terkait dengan topik yang sedang dibahas, misalnya perasaan saat mempelajari materi baru atau saat menjalankan diskusi kelompok.

 3) Topi kuning: tuliskan hal-hal positif yang terkait dengan topik tersebut. 

4) Topi hitam: tuliskan kendala, hambatan, atau risiko dari tindakan/peristiwa yang sedang dibahas. 

5) Topi hijau: jabarkan ide-ide yang muncul setelah mengalami peristiwa tersebut. 

6) Topi biru: tarik kesimpulan dari peristiwa yang terjadi, atau ambil keputusan setelah mempertimbangkan kelima sudut pandang lainnya. Bandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

Dalam merefleksikan Modul 1.1 saya mencoba memaparkan Refleksi demgan metode  Six Thinking Hats (Teknik 6 Topi) 

 1) Topi putih: tuliskan informasi sebanyak-banmyaknya terkait pengalaman yang terjadi. Informasi ini harus berupa fakta; bukan opini. 

Pengalaman saya selama mengikuti pelatihan CGP di modul 1.1 Refleksi Filosofi KHD saya  melakukan perubahan di kelas ada perasaan damai dan lega serta semangat baru karena saya mempelajari Filosofi Bapak Pendidikan yang sangat luar biasa yang sebelumya saya tidak mendalami secara rinci Filosofi KHD  yang bisa dipraktikan di kelas.  Sehingga saya dan anak-anak  dikelas sudah mulai menikmati setiap proses yang terjadi di kelas. Anak-anak mulai terbiasa dengan Pendidikan karakter yang di cetuskan oleh Bapak Pendidikan Nasional.

 

2) Topi merah: gambarkan perasaan Anda terkait dengan topik yang sedang dibahas, misalnya perasaan saat mempelajari materi baru atau saat menjalankan diskusi kelompok. 

Perasaan saya saaat mendapat materi baru di modul 1.1 saya merasakan mendapatkan angin segar dan pencerahan bahwa selama saya menjadi guru 22 tahun ada hal-hal yang harus saya perbaiki demi keselamatan dan kebahagian peserta didik.  Ketika diskusi kelompok belajar, disini saya belajar sosial emosi saya diantaranya  yaitu: (1) meninggikan rasa percaya diri terhadap pembelajaran yang nanti harus saya lakukan , (2) mengembangkan kemampuan diri dalam bersosialisasi, (3)meningkatkan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal, dan (4)meningkatkan pengetahuan ilmu saya tentang Filosofi Pendidikan menurut KHD. 

 3) Topi kuning: tuliskan hal-hal positif yang terkait dengan topik tersebut. 

Hal positif yang saya dapatkan setelah mempelajari modul 1.1 Filosofi KHD saya lebih memahami  Tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara (2013: 42-43) mengemukakan bahwa tujuan pendidikan adalah memajukan kesempurnaan hidup, yaitu kehidupan anak yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. Oleh sebab itu pendidik menuntun anak pada kehidupan yang selaras dengan alam dan masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagian. Guru haruslah menjadi teladan, seorang model sekaligus mentor dari anak/siswa di dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter yang meliputi olah pikir, olah hati dan olah rasa. Konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara dengan menerapkan “Sistem Among”, “Tutwuri Handayani” dan “Tringa. Karena KHD peletak dasar pendidikan formal, yang dalam mengimplementasikannya tetap mempertimbangkan sentuhan kemanusiaan. Jadi anak didik tak diperlakukan hanya seperti angka-angka, namun juga subjek untuk mengembangkan diri. 

4) Topi hitam: tuliskan kendala, hambatan, atau risiko dari tindakan/peristiwa yang sedang dibahas. 

Kendala hambatan atau resiko yang masih saya hadapi dalam melakukan pembelajaran Modul 1.1  Filosofi Pendidikan KHD adalah saya belum bisa mempraktikan keseluruhan filosofi KHD diterapkan dikelas selama pembelajaran. Akan tetapi saya akan berusaha agar materi di modul 1.1 yang sudah saya pelajari  bisa saya implementasikan secara berkelanjutan dan efektif untuk memperoleh hasil yang optimal . Hal lain yang menurut saya juga tidak mudah adalah tahap  mendemontrasikan kegiatan  Belajar Mengajar di kelas pada tahap ini tentunya saya harus membuat konsep  pembelajaran apa yang tepat diterapkan sesuai konsep KHD hal ini perlu memiliki keterampilan dalam mengkaitkan peristiwa dalam pengajaran yang saya lakukan  yang berhubungan dengan Filosofi KHD. Apa kaitan materi ini dengan diri saya sebagai seorang penggerak. Bagaimana saya akan menggunakan materi ini untuk murid saya  

5) Topi hijau: jabarkan ide-ide yang muncul setelah mengalami peristiwa tersebut. 

Ide yang muncul setelah saya mempelajari modul 1.1  ini, saya ingin menerapkan praktek  Filosofi KHD  ini dengan baik kepada murid , rekan sejawat, maupun pihak-pihak lain yang membutuhkannya. Saya akan merasa sangat senang  jika saya bisa berbagi dengan mereka menemukan  pemikiran yang selama ini kurang pas diterapkan di kelas untuk siswa khususnya dikelas saya.

6) Topi biru: tarik kesimpulan dari peristiwa yang terjadi, atau ambil keputusan setelah mempertimbangkan kelima sudut pandang lainnya. Bandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya

Berdasarkan paparan di atas, saya sebagai calon guru penggerak merasa pembelajaran  modul 1.1 Filosofi KHD  yang dilaksanakan dalam LMS memberikan banyak ilmu, pengetahuan  pengalaman yang baru dan  bermakna yang dapat diterapkan di sekolah khususnya dikelas saya. Filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dengan pembelajaran yang mengacu pada keteladanan seeorang guru, menguasai karakter siswa zaman now abad 21, merancang pembelajaran student centered, memberikan ruang yang luas keterlibatan kepada siswa di kelas, menyeimbangkan dengan proses pendalamam budi pekerti dan memberi perlakuan yang berbeda kepada siswa dengan keunikan dan potensinya masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun