Puji-pujian juga berkumandang, ada Kuartet kaum ibu Perki dengan lagu "Betlehem di Tanah Yudea" yang dibawakan dengan penuh penghayatan.
Vocal grup Perki juga tak ketinggalan dengan menyumbangkan dua lagu: "Hari ini, Hari-Nya Tuhan" dan Medley "Apuse-Hey Yamko Rambe Yamko" yang dibawakan dengan penuh semangat sukacita.
Perayaan Natal dimeriahkan dengan mampirnya Sinterklass atau Santa Klaus atau apapun sebutannya dalam berbagai bahasa.Â
Tradisi dalam setiap masa Natal yang berasal dari cerita sejarah gereja tentang seorang Santo atau Saint, sebutan untuk orang yang sangat baik.Â
Seorang Uskup yang hidup beratus-ratus tahun yang lalu, berasal dari kota Myra (sekarang bagian dari negara Turki). Santo Nikolaus nama uskup itu, seorang yang penuh semangat dan gigih dalam membela fakir miskin dan orang-orang tertindas, penyayang anak-anak, memberi hadiah dan bantuannya dengan menaruh di depan pintu tanpa diketahui.
Acara Natal Perki ditutup oleh Doa Syafaat untuk perdamaian dunia, pemerintahan Republik Indonesia dan Jerman, penanggulangan musibah dan bencana alam, dan banyak hal yang menjadi pergumulan dunia.Â
Doa Syafaat ini dibawakan oleh perwakilan gereja-gereja Sinode yang bekerjasama dengan Perki Stutgart: Pfarrerin Maike Hinze (Diakonie Stuttgart-West), Pfarrer Christian Großweiler (Pendeta Gereja Jerman yang pernah melakukan misi kepelayanan di GKJTU, Gereja Kristen Jawa Tengah-Utara), Pfarrerin Gabriella Costabel (Oberkirchenrat), Pfarrer Daniel Geese (Evangelisch Gemeinde Botnang), dan Pfarrerin Maureen Marquardt (Pendeta Perki Stuttgart).