Sayang sekali, tidak terlalu banyak informasi yang bisa kutangkap karena aku duduk di yang paling depan, dan suaranya dibawa angin, manalagi pemandangan bebek-bebek yang lagi asyik berenang mencuri perhatianku.Â
Hanya dua informasi yang kudengar baik-baik yaitu bahwa dia mau tinggal lebih lama di Tübingen karena kota itu romantis. Informasi lainnya bahwa Tübingen pernah selama beberapa tahun setelah perang dunia kedua menjadi ibukota negara bagian Baden-Württemberg karena banyak bagian kota Stuttgart yang saat itu sebagai ibukota hancur terkena bom.
Sekitar pukul 4 sore sesudah berperahu, kami menutup tamasya sehari dengan menikmati kopi dan teh beserta kue di salah satu taman kedai kopi.Â
Tak bisa dipungkiri, Tübingen memang mempesona dari segala sisi. Perpaduan yang sangat istimewa antara alam, sejarah, kecantikan masa lalu berpadu dengan denyut setiap zaman yang berasal dari kaum muda datang dan pergi dari berbagai belahan dunia untuk menimba ilmu.
Kami kembali ke Stuttgart dengan pengalaman yang indah tak terlupakan akan kota tua ini, yang bagiku sebagai cinta pada pandangan kedua.
Kenangan di Tübingen, 21 September 2024
Salam manis,
Meike Juliana Matthes
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H