Untuk mengefektifkan waktu maka setiap peserta telah dibagikan talenan, pisau kecil, ulekan, parut, dan saringan.
Acara praktik ini sangatlah seru. Perempuan-perempuan yang berasal dari berbagai latar bangsa: Jerman, Irlandia, Italia, Rusia, Hongaria, Ukraina, Albania, Pakistan, Inggris secara bersama membuat jamu. Senang sekali dan ada rasa haru, aku melihat kawan-kawan seperkumpulanku ini belajar bagian dari budayaku.Â
Mereka mengiris sereh, memeras limau, memarut jahe, kunyit, lengkuas, dan temu kunci. Sambil sesekali mendekatkan rempah-rempah itu ke hidung mereka untuk menghirup wanginya.
Ada dua resep yang kami buat: jamu dari bahan segar dan jamu berbahan kering.
Jamu berbahan segar: kunyit, jahe, lengkuas, temu kunci, limau, serai, seperti di bawah ini.Â
Jamu berbahan kering: air larutan asam jawa dan gula merah ditambah daun salam, adas bintang, pala, cengkih, kapulaga, lada, daun sirih, daun jeruk, dan daun pandan, seperti di bawah ini.Â
Sekitar satu jam lebih waktu yang diperlukan untuk membuat kedua jenis ramuan jamu itu. Raut ceria terpancar dari wajah mereka dan setelah semua selesai dengan membuat jamu masing-masing, kemudian kami semua mengangkat gelas dan mengatakan "Prost" yang dalam bahasa Jerman diucapkan untuk bersulang yaitu menyatakan keinginan dan harapan untuk diberkahi kesehatan dan kesejahteraan.