Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dan olahraga. Menghargai perbedaan dan tertarik akan keanekaragaman dunia

Penulis buku, The Purple Ribbon. Buku tentang kelainan neurologis akibat cacat kongenital tengkorak, diterbitkan oleh Pustaka Obor Indonesia, 2024.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Manfaat 10.000 Langkah bagi Terapi Otak dan Saraf

1 September 2024   22:37 Diperbarui: 2 September 2024   15:07 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terapi berjalan di alam yang setiap hari aku lakukan dari sesudah operasi sampai hari ini dan akan terus berlanjut (dokumen pribadi) 

Sementara otak kecil yang terletak tepat di bawah bagian belakang otak besar memiliki fungsi utama sebagai pengatur gerakan, postur, dan keseimbangan tubuh.

Fungsi otak memiliki peran yang sangat penting di hampir setiap sistem tubuh manusia. Fungsi dari setiap bagian otak tersebut bisa mengalami gangguan yang bisa saja mengganggu tugas otak sebagian atau keseluruhan. 

Ada beberapa kondisi yang bisa menimbulkan gangguan pada fungsi dari setiap bagian otak tersebut, di antaranya adalah: Cedera otak, seperti gegar otak. Penyakit otak, seperti tumor otak. Cedera serebrovaskular, seperti aneurisma atau stroke. Kondisi psikologis, seperti rasa cemas, depresi, dan skizofrenia. Atau akibat penyakit kongenital (bawaan sejak lahir) yaitu cacat tengkorak seperti yang aku alami.

Kelainan tulang tengkorak bagian belakang ini (tidak terlihat dari luar) telah membuat otak kecilku tergelincir ke sum-sum tulang belakang, mendorong batang otak, dan menyumbat aliran Serebospinal atau cairan yang mengalir di sekitar otak ke sum-sum tulang belakang yang membuat seluruh saraf terganggu: sulit bernapas, hilang keseimbangan saat berjalan, mata kabur, telinga berdengung, mati rasa dan kesemutan di beberapa bagian tubuh yang semua bisa mengarah pada kelumpuhan.

"Jika kita berusaha melatih saraf-saraf kita setiap hari maka semua akan terbiasa. Di situlah letak rahasia dari neurologi," kata terapisku.

Terapi berjalan di alam yang setiap hari aku lakukan dari sesudah operasi sampai hari ini dan akan terus berlanjut (dokumen pribadi) 
Terapi berjalan di alam yang setiap hari aku lakukan dari sesudah operasi sampai hari ini dan akan terus berlanjut (dokumen pribadi) 

Hal ini membuatku setelah kembali ke rumah setelah menghabiskan waktu rawat sekitar dua bulan di pusat rehabilitasi saraf tetap melakukan latihan mandiri.

Setiap hari aku akan berjalan pagi hari sekitar 3 km (pp) atau 4.500 langkah dari desa Kernen-Stetten dimana aku tinggal ke desa di sebelahnya, Rommelshausen untuk melakukan tugas relawan sebagai petugas sosial di Sozialstation Kernen im Remstal yaitu mengunjungi dan menemani orang-orang tua di usia mereka yang sudah sangat senja sehingga untuk sarapan saja perlu ditemani, bikin teh dan mengoles roti.

Bagiku pun tugas ini sangat cocok karena aku belum bisa bergerak cepat-cepat jadi sebagai latihan bagi diri sendiri juga. 

Jalan desa memasuki Kernen-Stetten di bulan Juni (dokumen pribadi) 
Jalan desa memasuki Kernen-Stetten di bulan Juni (dokumen pribadi) 

Berjalan melewati jalan desa adalah suatu kegiatan yang bagiku sangat-sangat menyenangkan, disamping berolahraga, bergerak teratur seperti kata terapisku, aku juga melewati jalan setapak yang bersisian dengan perkebunan petani-petani setempat yang setiap musimnya akan dihiasi dengan pemandangan yang berbeda-beda, buah dan bunga yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun