Aku duduk cukup lama di bangku kayu di sisi danau, membuka topiku lalu membiarkan rambutku dibelai angin sejuk pegunungan Alpen. Aku menutup mata cukup lama, menarik napas dalam-dalam, ada rasa yang begitu tenang, damai, dan tenteram memeluk sanubari.Â
Bahagia sekali rasa hatiku bisa menikmati kekayaan alam ini.
"Kamu tahu, aku ingin di sini seharian, di sini di bangku ini," kataku pada suamiku saat dia kembali dari mencari beberapa spot foto.
"Nanti kita ke sini lagi di musim gugur," balasnya saat kami berjalan kembali ke stasiun untuk menunggu kereta berikutnya datang yang akan membawa kami ke puncak.
Udara di puncak cukup dingin dan berangin membuatku harus mengenakan jaket kembali. Suhu yang masih dingin ini yang menyebabkan beberapa bagian puncak gunung masih ditutupi salju apalagi kalau malam cuaca masih bisa menjadi sangat dingin.
Untuk benar-benar sampai ke puncak masih memerlukan waktu sekitar 15 menit berjalan kaki dari stasiun dengan kecepatan normal. Jalur pendakiannya juga yang cukup terjal.Â
Aku sendiri belum boleh cepat-cepat maka kami berjalan santai saja. Sambil menikmati panorama seperti di kartu pos.Â
Aku butuh hampir setengah jam untuk sampai ke puncak dengan beberapa kali istirahat, meski demikian aku merasa senang sekali karenanya karena hasil terapi kesehatan yang aku ikuti selama setahun sudah sangat terlihat hasilnya.