Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dunia literasi, dan olahraga

Menghargai perbedaan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Cinta Tidak Harus Memiliki

8 Juni 2024   23:51 Diperbarui: 9 Juni 2024   11:56 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fakultas Ilmu Budaya Unsrat (dokumen pribadi) 

"Lebe sadap bagini, dapa rasa muda rupa dulu waktu masih kuliah dang," (lebih nyaman seperti ini, saya berasa muda seperti waktu masih kuliah dulu) kataku dengan logat Manado disambut derai tawa mereka.

"Ibu sudah lama menetap di Jerman?" tanya seorang mahasiswi berambut ikal sebahu. 

"Iya, cukup lama.  Aku sudah melewati duapuluh kali winter."   Apakah kalian ikut kuliah umum tadi?" tanyaku melanjutkan kalimatku.

"Iya Bu," jawab mereka berbarengan.   

"Menarik sekali ya, ulasan tentang Sosiolinguistik cuma torang so nda batanya di sesi tanya-jawab karna so lebe dari dua jam kong torang so lapar," (Menarik sekali ulasan tentang Sosiolinguistik, hanya saja kami tidak banyak mengajukan pertanyaan karena kuliah sudah lebih dari dua jam dan kami sudah merasa lapar), seorang mahasiswa berkata sambil tertawa.

(FIB Unsrat/Administrasi) 
(FIB Unsrat/Administrasi) 

"Ibu, apakah buku-buku yang ditulis Masyarakat Indonesia di Jerman yang Ibu sebutkan di dalam kuliah tadi juga tersedia dalam bentuk E-book?  Kami biasanya membaca online," tanya seorang mahasiswi berambut panjang.  

"Oh, ehm... setahu saya belum ada tapi sudah ada pembicaraan ke arah itu. Kalian anak-anak sekarang lebih banyak baca online ya?!" Aku bertanya, tapi untuk suatu pernyataan. 

"Iya Bu, lebih praktis," jawab seorang mahasiswa.

Tempias hujan disepatuku tak kupedulikan.  Dalam ingatanku hadir rak buku kayu di kamarku saat masa sekolah dulu.  Ada bertumpuk-tumpuk majalah Anita Cemerlang dan Gadis juga buku-buku Agatha Christi, Sidney Sheldon juga beberapa buku peninggalan masa Sekolah Dasar, Lima Sekawan dan Trio Detektiv.

Sudah beberapa minggu aku menghabiskan liburan di Indonesia dan memang aku melihat toko-toko buku sepi dan beberapa gerai sudah ditutup. Gramedia yang biasanya banyak pengunjung kini tinggal beberapa pembeli yang mencari alat tulis-menulis. Tiba-tiba ada rasa sedih dan gundah hadir di hatiku.  Aku menarik napas panjang untuk mengisi ruang di paru-paruku yang terasa sesak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun