Begitulah, zaman telah berubah, masa sudah berganti dan ada hal-hal yang mau tidak mau harus kuterima bahwa "Cinta Tidak Harus Memiliki" meskipun hati kecilku berkata, "Tidak!".
Aku menekan Fingerprint di balik Hp Android-ku, waktu sudah menunjukan hampir setengah empat sore. Â Sepertinya aku harus menunggu sebentar supaya tidak kuyup dalam menunggu mikro, jenis transportasi favoritku sejak zaman masih kuliah dulu. Jenis angkutan umum di Manado yang sangat istimewa karena dilengkapi dengan House music berirama joget-joget.
Sudah beberapa hari ini kota Manado selalu diguyur hujan padahal ini musim panas. Tidak seperti kota Gorontalo yang beberapa hari lalu aku tinggalkan dimana matahari bersinar terik. Â
Sambil menunggu hujan reda, aku duduk di anak tangga pintu masuk utama gedung Fakultas Ilmu Budaya Universitas  Sam Ratulangi Manado yang dikenal di kota ini dengan sebutan Kampus Ungu.Â
Aku ada di gedung ini karena tadi mengisi Kuliah Umum bersama rekan-rekanku dari Devisi IPTEK Masinjer (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) Perkumpulan Masyarakat Indonesia di Jerman yang hadir secara online.Â
Kami membawa topik "Pendekatan Sosiolinguistik bagi Sarjana Bahasa dalam Belajar dan Bekerja di Luar Negeri (Jerman)".Â
Aku tidak seorang diri di anak tangga ini karena ada pula sekelompok mahasiswa dan mahasiswi. Â Mereka menengok ke arahku dan salah satu dari mereka berdiri sambil berkata, "Ibu tidak menunggu di dalam saja? atau nanti aku ambilkan kursi?".Â
"Oh tidak, tidak usah. Â Terimakasih." Aku menjawab sambil tersenyum ke arah mereka. Â