Sekitar seminggu yang lalu, media massa Indonesia termasuk Kompasiana, memberitakan tentang berpulangnya seorang penyair tanah air, Joko Pinurbo.Â
Terus terang, saya tidak tahu siapa Joko Pinurbo sampai berita kemarin itu, mungkin karena saya sudah cukup lama tidak bermukim di tanah air atau karena jarang meng-update berita kesusatraan di Indonesia. Â Â
Hal ini membuat saya sejak beberapa hari kemarin, mulai mencari tahu lebih tentang siapa Joko Pinurbo berikut karya-karyanya.Â
Aku mendapati, Jokpin, sebagaimana dia biasa disapa telah mewarnai khasanah sastra nusantara dengan kata-katanya dalam berpuisi yang dikemas secara apik, jenaka, dan menyentil kenyataan sosial masyarakat.
Dari seluruh karya-karyanya yang sangat menginspirasi, ada satu yang ingin kucoba maknai saat ini yaitu puisi "Doa Seorang Pesolek".Â
Puisi adalah karya sastra yang berisi pesan dan makna lewat rangkaian kata-kata indah dan bermajas. Â Makna puisi bisa tersirat dan tersurat. Â Untuk bisa menangkap makna puisi, dibutuhkan pengetahuan, perasaan, dan pengalaman para pembaca masing-masing. Hal ini menyebabkan setiap orang bisa menafsirkannya berbeda-beda.
Saat ini saya akan menyelam untuk mencari "mutiara" atau makna apa yang terkandung di dalam kata-kata Joko Pinurbo dalam puisinya ini:
Doa Seorang Pesolek
Tuhan yang cantik,
temani aku yang sedang menyepi
di rimba kosmetik.
Nyalakan lanskap
pada alisku yang gelap.