Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dan olahraga. Menghargai perbedaan dan tertarik akan keanekaragaman dunia

Penulis buku, The Purple Ribbon. Buku tentang kelainan neurologis akibat cacat kongenital tengkorak, diterbitkan oleh Pustaka Obor Indonesia, 2024.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Artikel Utama

Pemilu Serentak 2024 di TPS Frankfurt, Jerman

11 Februari 2024   19:29 Diperbarui: 12 Februari 2024   10:38 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Petugas TPS mengatakan bahwa meskipun aku memilih Metode Pos, tapi aku tetap boleh memberi hak suara di TPS. 

Aku pun sedikit menceritakan kepadanya saat sosialisasi Pemilu bulan November lalu di Stuttgart yang saat itu diinfokan bahwa jika tidak punya paku di rumah maka bisa datang ke TPS atau dalam kata lain semua warga negara yang sudah mendaftar sesuai mekanisme, jangan sampai hilang hak suaranya.  

Bukan hanya aku saja pemilih Metode Pos yang datang ke TPS hari itu.  Kami yang datang dengan alasan ingin berpesta-demokrasi bareng sahabat, menyertai orang tua, kebetulan ada di dekat situ.

Aku sendiri datang dengan keputusan di hari-hari terakhir karena aku ingin mengikuti pesta demokrasi ini bersama-sama warga Indonesia yang lain di satu lokasi. 

Ini membuat pesta terasa lebih seru juga kerena sudah lama aku tidak datang ke TPS.   Hak suaraku dalam empat kali Pemilu terakhir diberikan lewat pos: pada Pemilu 2004, 2009, 2014, 2019.  

Aku ingat Pemilu terakhir yang kuikuti lewat datang langsung ke TPS adalah pada tahun 1999.  Waktu itu selain memilih aku pun bertugas sebagai Pemantau Pemilu wakil dari kalangan mahasiswa (Universitas Sam Ratulangi, Manado). 

Waktu itu aku bertugas di salah satu TPS di kelurahan Wanea, Manado (saat ini Wanea sudah menjadi kecamatan).  Pada Pemilu tahun 1999, mahasiswa mendapat tempat istimewa karena itu adalah Pemilu pertama sejak masa reformasi yang diawali oleh pergerakan mahasiswa tahun 1998.  Pada Pemilu kali ini, diriku rindu akan suasana TPS.

Kembali ke TPSLN Frankfurt.  Ada 2 pintu masuk yang disediakan: yang kanan untuk pemilih Metode TPS dan yang kiri untuk Metode Pos dan Prioritas (Lansia, Ibu hamil, disabilitas, DPTb- baru).

Hampir setengah jam aku mengantri sampai saatnya masuk ke ruangan.  Kami di sambut dengan spanduk dari PPLN Frankfurt yang bertuliskan: 

"Selamat Memilih, Pilihlah sesuai hati nurani Anda; Pilihan Anda menentukan masa depan bangsa!!!"

Dokumen pribadi 
Dokumen pribadi 

Di meja registrasi, aku menunjukkan kartu identitas berupa Paspor beserta Visa di Jerman dan Amplop Pemilu yang sudah dikirimkan kepadaku lewat Pos: Surat Suara, Formulir Pemberitahuan/Tanda Terima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun