Mohon tunggu...
Meike Juliana Matthes
Meike Juliana Matthes Mohon Tunggu... Freelancer - Mencintai alam, budaya, dunia literasi, dan olahraga

Menghargai perbedaan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Hilirisasi Nikel dan Mobil Listrik, Potensi Kontraproduktif Tidak Ramah Lingkungan

30 Januari 2024   18:39 Diperbarui: 30 Januari 2024   19:07 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mongabay.com, salah satu situs utama berbasis internet untuk berita, analisa dan informasi mengenai hutan tropis merangkum laporan pada catatan akhir tahun 2023 tentang dampak hilirisasi nikel pada lingkungan:

Penambangan dan pengolahan bijih nikel ini terus mengorbankan ruang hidup warga dan mencemari lingkungan dari Kepulauan Sulawesi hingga di Halmahera, Maluku Utara. Kasus terbaru, pencemaran di perairan Maba, Halmahera Timur, dan Sungai Sagea di Halmahera Tengah, tepat pada hari Natal, 25 Desember lalu. 

Alfarhat Kasman, Pengkampanye Nasional Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mengatakan, proyek hilirisasi nikel selama ini memicu perluasan perampasan ruang produksi-konsumsi warga. Mulai dari lahan-lahan pertanian, wilayah tangkap nelayan, hingga mencemari air, air laut, merusak ekosistem kawasan hutan, dan berdampak pada terganggunya kesehatan warga.

Moh. Taufik, Koordinator Jatam Sulawesi Tengah, mengatakan,  hilirisasi nikel sebetulnya juga menjadi pemicu meningkatnya kemiskinan bagi warga di tapak operasi penambangan nikel.  Di Morowali, misal, ratusan hektar persawahan terdampak lumpur hingga hasil panen masyarakat menurun drastis.

Timer Manurung, Direktur Auriga Nusantara mengatakan, pertambangan nikel saat ini menjadi salah satu penyebab deforestasi terbesar menyusul pertambangan batubara dan sawit. Angka deforestasinya lebih dari 200.000 hektar jelang akhir 2023.  

Kicauan burung rangkong yang membisu. Bagi industri mobil hanya bahan mentah nikel yang membuat menarik (Jatam Sulteng) 
Kicauan burung rangkong yang membisu. Bagi industri mobil hanya bahan mentah nikel yang membuat menarik (Jatam Sulteng) 

Tak berbeda dengan itu organisasi nirlaba dan independen dari pemerintah dan partai politik berbasis di Hamburg, Jerman Rettet den Regenwald e.V (Selamatkan Hutan Hujan) dalam artikelnya yang berjudul "Mobil listrik rakus bahan mentah" menuliskan,

"Hutan bakau musnah, ladang dirusak dan kami selalu mengalami tanah longsor serta banjir besar", ujar Taufik dari LSM lokal yang bernama Jatam - mitra kerja Selamatkan Hutan Hujan - tentang nikel leleh pertama yang diproduksi sejak 2017.  "Laut menjadi kuning gelap akibat lumpur tebal bermeter-meter", tambahnya lagi.

"Kami hampir tidak pernah lagi memancing ikan, kerang dan udang tidak ada lagi." Morowali terkenal akan fauna laut yang sangat beragam. Wilayah suaka alam Morowali sangat indah. Di sana hidup hewan tarsius, burung enggang dan anoa. Semua spesies yang hanya ada di sana membuktikan keunikan alam Sulawesi. Di masa depan limbah tambang yang banyak mengandung logam dan asam diendapkan di laut dalam (deep sea tailing). Limbah ini tidak bisa diendapkan di daratan karena Sulawesi adalah wilayah gempa. Hal itu akan mengakibatkan bencana ekologis. (hutanhujan.org)

Mungkin belum hilang di ingatan kita kejadian gempa di Palu pada tahun 2018 lalu dengan korban meninggal 1.948, hilang 843, 'ribuan mungkin terkubur'. Dusun-dusun lenyap akibat fenomena alam likuifaksi, atau pengenceran tanah yang terjadi saat gempa mengguncang (www.bbc.com)

gempa-palu-65b8d13012d50f4471167f03.jpg
gempa-palu-65b8d13012d50f4471167f03.jpg
Likuifaksi gempa di Palu | bbcnews.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun