“jangan kurang ajar,akupun selalu berdiri tegak dengan diriku loh abdi Negara !”gurauku sambil menata rambutku yang jauh dari kesan pendek dan warna yang agak kemerahan tertempa lampu merkuri taman yang agaknya sudah nyala
“aku Cuma abdi Negara yang memegang piendel jawa juga lelaki yang naksir kamu kakak iparku londo keparat!”tidak ada ciuman bibir kali ini hanya gengaman tangan yang menghangatkan jemari-ku sangat erat bahkan terkesan mencenkeram hingga angina-pun engan untuk menyelusup di sela jari.
Terlintas bagaimana orang orang jawa yang begitu membenci menir menir londo dan segala kebarat-baratan yang disama ratakan dengan kapiten londo dan menir serta menfrow londo-nya bahkan sang kartini bagaimana selebritis dengan tanpa tandeng aling alig pencetus habis gelap terbitlah terang itu dikabarkan jatuh cinta dengan menir londo hingga bersurat tentang hati-nya seidaklah alkisah pembauran itu terjadi SOLILOKUI-KU tentanghabis gelap terbitlah terang dan terbayang tentang PELACURAN dengan falsafat berangkat gelap pulang terang setidaknya lelaki dengan jarak sehelai benang itu suatu ketika membutuhkan pelayananku sebagai Pelacur.
“Nggak usah banyak ngomong, yudha abdi Negara manunggal bersama rakyat apalagi aku Cuma melayani masyarakat!”terhenti sesaat menatap wajahku yang mungkin sudah tersinari lampu merkuri bahkan telinggakupun hanya mendengar suara-nya yang parau tidak lagi terdengar celoteh orang dengan tetek bengek ampyang,ronde,angsle bahkan suara delman saja nyaris modar sumingkir,,ada apa denganlu?hanya suaranya?SOLILOKUI-ku tentang Lapar DESIRAN hangat ujung jemarinya
Sebenarnya setelah mendarat di Hardbrown London aku harus menikmati hidupku seperti dulu lagi atau setidaknya ketika aku ingin menunggangi burung burung rangka baja aku hanya akan mampir ke wasington dan langsung mengubur keseharianku di King abdhul aziz menikmati sumpah serapah kemanunggalan yang tidak butuh lagi back-up atas agresi-agresi yang kisaran 1980-ansedikit berORAL dengan otakku tentang tembok berlin yang membuat kaki kecil d an ringkihku bergetarKembali bangun pagi masih mengenakan lingerie menyeruput kopi dan menikmati dua telur setengah matang tersaji lengkap dengan keju diatasnya sedikit lada menambah selera plus segelas susu dancow hangat menu yang menyehatkan versiku sambil menatap masih s eperti yang dulu dengan kulit biasa saja namun mulus.
“ngadi sarira ngadi busono,amanteg ajiku siramujumputan,upet upetku lawe putri sabdo gusti saking swargi…!”kulitnya mulus dirawat begitu aja Suara yang lebih berat dan lebih parau di ujung sunset stpetersburg sedikit menghenyakkan
“What ngadi sarira…sound fun word yah!”
“lah..itu mantra u know!”
“What mantra what?its that’s magazine name?or..?”
“sosis aja semuanya tentang perawatan serabi dan sosis its all abaut serabi and sosis u know both of them will be delisius yummy asoy-asoy!”suara berat itu kembali berkata2 dengan bahasa yang sedikit ku tahu namun lebih banyak kutak mengerti saat itu,yang pasti mata itu menyiratkan tentang sesuatu yang SEXY jauh dari acara bercanda.
Waringin kembar itu masih menderu dengan bayu tapi mulut kali tidak lagi beku semangkuk ronde menhangatkan tenggorokkan ditambah dengan bunyi gamelan yang selalu dimainkan tiap pagi dan sore hari menohok leherku aku tidak sedang bersama yudha dengan umborampe dan tetek bengek seserahan!