Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Makna Paskah dan Kisah 2 Kambing

8 April 2023   21:17 Diperbarui: 8 April 2023   21:18 2226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kisah 2 ekor kambing ilustrasi pemaknaan paskah (desain by: MYT, 08042023)

Apalagi ketika salah satu prinsip ekonomi yaitu "keuntungan" menjadi dominan dalam praktek hidup, maka jadilah manusia yang lain hanya dilihat dari aspek keuntungan. Kasih dan pengorbanan mengalami disorientasi seperti layaknya praktek jual beli. Memberi atau berkorban harus ada balasannya, take and give. Bukan yang seharusnya yaitu kasih dan pengorbanan yang tulus.

Bahkan, kalau perlu demi keuntungan, jika ada yang harus dimangsa atau dikorbankan, why not? "Yang penting saya untung !" Kalau sudah seperti ini, maka tidak ada lagi makna paskah dalam kehidupan kita, apalagi jika pelaku segala sikap anti sosial tersebut adalah orang Kristen.

Marilah kita introspeksi diri masing-masing, jangan sampai tanpa sadar kita telah menjadi serigala kecil bagi sesama. Jelas, kita tidak akan memiliki mahkota kemenangan di bumi dan di sorga. Belajarlah dari kisah dua kambing: mengasihi, berkorban dan menang bersama. 

Selamat Paskah saudaraku.

***

(Ditulis ulang dari artikel berjudul: Refleksi Paskah: Kasih, Pengorbanan dan Kemenangan, dalam blog saya: Catatan Meidy Tinangon, www.meidytinangon.com -- 30 Maret 2012)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun